Di lorong, Nauval berlari kecil untuk pergi ke taman setelah sesi belajarnya selesai. Meski hari ini harus belajar sendiri karna Henes masih belum sehat.
Di tengah larinya yang tergesa-gesa, langkah Nauval melambat karna melihat ada seorang pria besar, kekar dan memiliki janggut lebar berwarna putih berjalan dengan sangat gagah.
Pria itu menyadari Nauval, lalu dia berhenti di hadapannya.
"Aku baru liat paman, paman jahat yah?" kata Nauval.
"Anda pasti adik angkat Yang Mulia yah? Salam, saya Galiun," ucap orang itu meletakkan tangannya di dadanya dan sedikit membungkuk.
"Ko serem banget baju sama matanya?" Tanya Nauval heran.
"Ah, mohon maaf.."
Nauval melihat Galiun menekan batu merah di aksesoris zirah bergambar tengkorak nya, lalu matanya pun kembali seperti manusia normal.
"Mohon maaf karna membuat anda ketakutan. Saya lupa melepas mode tempur saya," katanya.
"Oh, berarti paman orang baik," kata Nauval dengan riangnya menyeringai.
"Galiun,"
Nauval dan Galiun menoleh, lalu Galiun langsung berlutut menunduk.
"Aku tidak tau kamu datang secepat ini,"
"Saya hanya melakukan tugas secepat yang saya bisa. Dan pasukan pemberontak di bagian tenggara berhasil kami pukul mundur,"
"Bagus. Apa kalian sudah berkenalan?" Tanya pangeran.
"Sudah pangeran," kata Nauval menyeringai.
Galiun kembali berdiri dan melihat pangeran menggendong Nauval.
"Galiun ini komandan pasukan pertama sekaligus orang tertinggi pangkatnya di semua prajurit kerajaan," kata pangeran memperkenalkan prajurit terkuatnya.
"Jadi.. paman Galiun ini komandan pertama? Berarti masih ada komandan yang lain juga?" Tanya Nauval.
"Benar. Ada 2 komandan lainnya selain Galiun. Komandan ke-2 Alex, komandan ke-3 ada Porka. Mereka semua sedang memimpin di garis depan," jelas pangeran.
"Tapi bukankah seharusnya mereka sudah kembali pangeran?" Tanya Galiun heran.
"Tidak, seminggu yang lalu Alex memberitahu kalau dia akan datang sedikit terlambat karna di timur mendapatkan serangan kuat. Sementara Porka hanya kembali karna ingin memperbaiki kapak nya saja," jawab pangeran.
"Aku jadi tidak sabar ingin melihat bagaimana rupa mereka," kata Nauval menyeringai riang.
"Oh benar juga. Mana Hani?" Tanya Galiun.
"Hani siapa?" Tanya Nauval mendongak.
"Yang Galiun maksud itu Henes. Dia sedang sakit dan beristirahat di kamarnya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran dan Pelayan
Novela JuvenilPerhatian!! Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya. Seorang pelayan muda yang hidupnya berubah setelah bertemu dengan pangeran kerajaan.