"Maaf Yang Mulia, di istana kami mungkin tidak ada tempat yang bagus agar tuan Nauval bisa meluangkan waktu," ucap raja Aashiq.
"Tidak masalah," sahut pangeran dengan wajah datarnya.
Setelah selesai sarapan bersama, Nauval pergi ke taman istana bersama Fuu, Ta dan Dolphus. Dolphus menguap beberapa kali, berbaring di atas rumput. Angin panas di kerajaan Adyim benar-benar membuat Dolphus tidak nyaman karna tubuhnya di penuhi dengan bulu.
"Kita main apa yah?" Tanya Nauval bingung sambil ikut menguap karna masih mengantuk.
"Letak umpet?" Usul Ta.
"Tidak.."
"Tidak.."Jawab Nauval dan Fuu bersamaan.
"Loh kenapa?" Tanya Ta heran.
"Kita berada di kerajaan orang lain. Kita tidak bisa pergi berkeliling begitu saja, lagi pula kita tidak tau apapun soal istana ini," ucap Fuu.
"Aku tau,"
Semua orang menoleh, melihat seorang gadis kecil yang lebih muda dari Nauval, muncul tersenyum ke arah mereka.
"Kamu siapa?" Tanya Nauval turun dari tepian air mancur lalu mencoba menjabat tangannya. Gadis itu terdiam melihat tangan Nauval lalu dia membuang wajahnya.
"Aku tidak sudi menyentuh tangan orang miskin, mantan budak yang berasal dari desa," katanya ketus.
"Hahh!!!" Ta yang emosi langsung menghampiri gadis itu tapi Fuu menahannya.
"Haha iya memang. Namaku Nauval, kamu?" Tanya Nauval setelah dia memperkenalkan dirinya sendiri.
"Oh kamu tau sopan santun yah. Memperkenalkan dirimu sendiri sebelum bertanya siapa lawan bicara mu. Aku hormati itu, jadi dengarkan baik-baik. Nama ku, Putri Desilviana Atum, aku Putri di kerajaan ini sekaligus anak pertama dari raja Aashiq dan ratu Syafanah," katanya dengan bangga memperkenalkan diri.
"Wah keren.. pantas saja kamu sangat cantik,"
Fuu, Ta dan Dolphus tersentak sampai wajah mereka berubah menjadi masam.
"A-apa itu!! Aku tidak terima pujian dari kaum rendahan seperti mu yah," kata Putri itu tersipu malu.
"Hehehe.. boleh aku memanggil mu Putri Silvi? Lebih mudah di panggil seperti itu," ucap Nauval.
"Yah, karna kamu memohon jadi aku mempersilahkan nya," kata Putri Silvi.
"Ooh.. Desilviana.. kamu sudah berteman dengan tuan Nauval?"
Nauval dan lainnya menoleh melihat pangeran, Hernes, raja Aashiq beserta istrinya yang sedang menggendong bayinya datang menghampiri mereka.
"Bisa tolong temani tuan Nauval? Ajak dia dan pelayannya berkeliling. Perkenalkan mereka pada rumah kita," ucap raja Aashiq tersenyum.
Putri Silvi mengangkat sedikit gaunnya dan menundukkan kepalanya.
"Dengan senang hati ayahanda.." kata Putri kecil itu dengan sopan nya.
"Sikapnya berubah,"
"Menyebalkan," ucap Fuu dan Ta bergantian menatap sebal gadis kecil itu.
"Aku bisa mendengar kalian!!" Pikir putri Silvi geram.
Putri Silvi melihat adik bayinya menangis dan membuat perhatian semua orang tertuju padanya.
"Yaampun Zain kecil.. jangan menangis.." ucap Putri Silvi berjalan mendekati ibunya. Tapi yang di lakukan ibunya justru membuat semua orang terheran. Wanita itu melangkah mundur dan menarik bayinya menjauh dari Silvi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran dan Pelayan
Ficção AdolescentePerhatian!! Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya. Seorang pelayan muda yang hidupnya berubah setelah bertemu dengan pangeran kerajaan.