Rajaku Sendiri

117 14 2
                                    

Usai sarapan, seperti biasa Nauval belajar di ruangan khusus di perpustakaan bersama Henes.

"Salah, bukan begitu caranya rakyat jelata!" Omel Henes saat sedang memperhatikan Nauval yang sedang mengerjakan soal pelajaran darinya lalu mencontohkan nya ulang.

"Ooh.. begitu.." gumam Nauval.

"Kalau sudah mengerti cepat selesaikan.. aku tidak punya waktu untuk terus bersama mu. Aku harus segera ke sisi pangeran!!" Katanya geram.

"Paman Henes berteman dengan pangeran sejak umur 5 tahun?" Tanya Nauval mendongak.

Nauval terheran karna wajah Henes sempat berubah menjadi murung.

"Kami tidak berteman, aku adalah pelayan pribadi pangeran. Sudah cukup bicaranya.. ayo cepat cepat.." kata Henes tidak sabaran.

Henes berkedip pelan lalu menggeleng karna pandangannya tiba-tiba kabur.

"Paman??" Panggil Nauval dengan nada cemas. Fuu dan Ta yang sedang baca buku di pojokan jadi ikut melihat mereka.

"Tidak apa. Ayo cepat selesaikan--"

Nauval, Fuu dan Ta terkejut karna Henes tiba-tiba tumbang ke depan dan jatuh ke meja Nauval lalu berguling jatuh ke lantai.

"PAMAN HENES!!"

Dalam pandangan nya yang perlahan pudar, Henes melihat Nauval berteriak panik memanggil Fuu dan Ta.

"Si..al.. kenapa aku harus sakit sekarang.. padahal aku tidak punya waktu untuk itu.." pikirnya.

*** POV Henes ***

"Selamat ulang tahun Henes.."

Benar, keluargaku cukup kaya karna ayahku adalah pelayan pribadi raja. Kami mempunyai rumah yang besar, beberapa pelayan, jadi tidak perlu repot-repot melakukan banyak hal. Tapi meski dengan semua yang aku miliki, aku tetap tidak menyukainya.

Kenapa? Karna ayahku tidak pernah ada di rumah. Dia menjadi anjing kerajaan yang terus bekerja untuk raja. Bahkan di ulang tahun ku ini, hanya para pelayan rumah yang berinisiatif membuatkan kejutan kecil untukku. Dan aku sudah sangat muak.

Katanya sudah menjadi takdir kalau keturunan ku akan menjadi pelayan pribadi dari raja selanjutnya. Tapi aku tidak mau menerima takdir yang sangat merepotkan itu.

Jadi aku mulai memutuskan untuk melakukan hal yang hanya aku yang bisa, yaitu belajar dan menjadi orang paling penting di seluruh negeri.

Tidak perduli hari apa, cuacanya seperti apa, atau ada peristiwa apa, aku tetap belajar di kamar dan memperdalam ilmu ku. Aku bahkan mulai mempelajari sihir yang tidak bisa di lakukan banyak orang.

Sampai satu hari, aku mendapatkan kabar kalau ayahku tewas karna melindungi raja. Iya, dia benar-benar tewas untuk melindungi raja bodoh yang bahkan tidak mau repot-repot melindungi dirinya sendiri dari bahaya hanya karna dia memiliki banyak prajurit.

Para pelayan pergi ke pemakaman ayahku, tapi aku tidak mau. Aku lebih memilih untuk tetap belajar di kamar.

Sedih? Tentu ada walaupun hanya sedikit, Tapi aku tidak perduli. Lagipula tidak ada yang berubah walaupun aku datang ke pemakaman nya.

"Jadi kamu, putra dari Luche?" Tanya raja padaku.

Aku di panggil dan di suruh menghadap raja keesokan harinya setelah hari pemakaman ayahku.

"Benar Yang Mulia,"

"Kamu masih sangat muda untuk menjadi pelayan ku. Kalau begitu begini saja, mulai sekarang kamu akan menjadi pelayan pribadi pangeran Edgar,"

Pangeran dan PelayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang