Pandai Besi

92 13 1
                                    

"Pangeran.. pangeran bangun.."

Pangeran Edgar perlahan membuka matanya dan melihat jam pasir yang ada di ujung meja kecil dekat kasur mereka.

"Iya Nauval, ada apa?" Tanya pangeran bangkit duduk dengan wajah mengantuk.

Pangeran terheran karna Nauval merangkak mendekat sampai memanjat tubuhnya lalu berbisik ke telinga nya.

"Aku akan membunuh adik barumu seperti saat aku membunuh Raka dan ibumu,"

*HAHHHH!!!!

Nauval yang sedang tidur di samping tubuh pangeran, langsung terbangun karna tiba-tiba pangeran bangun dengan nafas berat.

"Pangeran? Ada apa?" Tanya Nauval panik melihat pangeran bermandikan keringat.

Dengan nafasnya yang berat dan matanya yang melebar, pangeran menoleh ke arah Nauval lalu memeriksa setiap bagian tubuhnya.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanyanya.

"Aku tidak apa-apa, tadi sedang tidur tapi bangun karna pangeran berteriak," ucap Nauval.

"H-hah???" Pangeran kasih bernafas berat sampai dadanya terasa sesak melihat Nauval.

"Itu tuh, penjaga sampai masuk," kata Nauval menunjuk ke arah pintu yang terbuka dan dua penjaga di depan yang ada disana.

"A-aku ambilkan air yah,"

Nauval melompat turun dari kasur dan mengambil air di meja dan memberikannya ke pangeran.

"Terimakasih. Aku tidak apa-apa, tutup lagi pintunya," ucap pangeran pada para penjaga.

"Baik Yang Mulia,"

Pangeran meneguk air yang di berikan Nauval lalu menarik nafas panjang.

"Ada apa sih? Pangeran mimpi buruk yah?" Tanya Nauval memberikan kain handuk pada pangeran untuk mengeringkan keringatnya.

"I-Iya.. aku mimpi buruk," kata pangeran.

Nauval mengambil gelas itu dari pangeran, lalu kembali naik ke kasur dan memijat punggung nya.

"Mimpi buruk tentang siapa?" Tanya Nauval.

"Kamu,"

Nauval yang terheran seketika mematung.

"Ibu dan adikku tewas saat dalam perjalanan ke kerajaan lain. Jelas ada yang memburu rombongan mereka," kata pangeran memegang dahinya.

"Apa nama adik pangeran itu Raka?"

Mata pangeran terbuka lebar menoleh ke arah Nauval.

"Saat kunjungan raja Leo, raja Leo pernah menyebutkan nama Raka. Dia.. adik pangeran?" Tanya Nauval.

Masih dengan nafas berat, pangeran menelan ludah lalu mengangguk pelan.

"Iya, tapi tunggu. A-aku tidak pernah berfikir mengadopsi kamu untuk hal egois seperti ingin melihat Raka lagi," kata pangeran panik.

"Aku tidak berfikir sampai kesana. Apa ini juga ada hubungannya kenapa saat pertama kali kita bertemu, paman Henes, Pangeran, bahkan raja Leo sempat terpaku menatap wajahku. Apa kami mirip?" Tanya Nauval.

"I-iya- bukan, maksudku tidak. Tunggu, kalau iya, kamu tidak pergi kan?" Tanya Pangeran langsung duduk menghadap Nauval dan memegang tangannya.

Nauval terheran melihat pangeran yang terlihat sangat panik.

"Aku tidak akan pergi," kata Nauval tersenyum lebar.

Nauval terkejut karna pangeran langsung menarik dan memeluknya dengan erat. Dalam pelukannya, Nauval bisa mendengar suara nafas pangeran yang serak dan berat.

Pangeran dan PelayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang