"HAAAAAA!!!"
Di tengah medan peperangan, semua prajurit di kedua belah pihak terpaku melihat Galiun dan Dolphus bekerjasama melawan Rogue.
Serangan dan daya tahan dari Galiun, serta kelincahan Dolphus, berhasil menembus pertahanan Rogue yang tadinya hanya seimbang melawan Galiun.
Rogue mendengus keras lalu menghunuskan pedangnya sekuat tenaga ke arah Galiun. Tapi Galiun juga tak menahan diri sedikitpun menahannya dengan pedang besarnya. Saat pedang mereka berdua beradu, muncul dari belakang Galiun dan melakukan 3 tebasan cepat ke perut Rogue.
Luka bekas tebasan Porka kembali terbuka, membuat Rogue memuntahkan darah. Tapi Rogue menggenggam erat pedangnya lalu menghantam Dolphus yang ada di bawahnya.
Suara hantaman itu bergema sampai gelombang angin menyingkap debu di sekitar mereka.
Rogue menggertak kesal melihat Dolphus dapat menahan serangannya meski harus menyanggah pedangnya dengan bahunya.
"KOMANDAN!!" Teriak Dolphus.
Dari samping, Galiun mengerahkan sisa tenaganya menebas pedangnya hingga berhasil memotong tangan Rogue.
Dolphus yang masih berjongkok, berputar mendekat ke depan membelakangi Rogue sambil menebas pedangnya ke atas. Semua orang terdiam, lalu leher Rogue menyemburkan darah yang sangat deras lalu tumbang jatuh ke belakang.
Dolphus langsung menghela nafas panjang dan bernafas berat kelelahan.
"Kerja bagus prajurit,"
Dolphus tersentak lalu mendongak melihat Galiun memberikan tangannya.
Dolphus mengangguk malu, lalu menerima bantuan komandan nya untuk kembali berdiri.
"Latihan mu dengan Erfi benar-benar membuahkan hasil. Aku sangat terbantu dengan kedatangan mu, terimakasih," kata Galiun sambil mengikat luka sayatan dalam di pundaknya dengan sobekan kain.
"Ya, tidak perlu seformal itu. Aku hanya mengikuti arah karna tempat ini yang terdekat dengan perbatasan Timur," kata Dolphus malu.
Dolphus melihat tangan Galiun yang gemetar kesulitan mengikat kainnya.
"Mari saya bantu komandan,"
Galiun melirik ke arah Dolphus lalu dia merentangkan tangan kirinya ke samping agar Dolphus dapat mengikat luka di bahunya dengan mudah. Dalam jarak dekat, Dolphus yang berdiri di depan Galiun melirik karna komandan nya terus menatapnya.
"BERHENTILAH MELIHATKU SEPERTI ITU!!" Teriak Dolphus malu.
"Kamu mudah sekali terpancing yah? Tapi aku memakluminya karna sejak kecil kamu tidak merasakan kasih sayang seorang ayah," ucap Galiun.
"Aku masih belum terbiasa dengan tampilan bulu putih mu. Kupikir kamu jadi lebih keren," tambahnya.
"Yah, menjadi pangwal pribadi Nauval tidak hanya harus kuat kan," kata Dolphus tersenyum dengan bangganya.
Wajah Dolphus kembali menekuk karna Galiun masih menatap matanya.
"Oke ini mulai menyeramkan. Aku pikir sebaiknya anda cepat-cepat menikah, adik bungsu anda malah sudah menikah duluan kan. Say tidak mau saat malam tiba nanti ada yang memperkosa saya," kata Dolphus menghela nafas usai selesai mengikat kain di bahu Galiun dengan kuat.
Galiun menggerakkan bahunya lalu dia berbalik dan peperangan masih berlangsung.
"Komandan ada informasi dari Barat!!"
Dolphus dan Galiun melihat salah satu prajurit dari tim informasi berlari ke arah mereka.
Saat orang itu berbicara, Dolphus terperanjat hebat sampai mulutnya gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran dan Pelayan
Ficção AdolescentePerhatian!! Cerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya. Seorang pelayan muda yang hidupnya berubah setelah bertemu dengan pangeran kerajaan.