Sakit

89 13 1
                                    

*hoeek..

Pangeran cemas karna di pagi ini Nauval sudah muntah 3 kali. Bahkan badannya terasa sangat panas.

"Bagaimana Porka?" Tanya pangeran Edgar cemas melihat komandan pasukan ketiganya memeriksa Nauval.

Porka berbalik, dan melihat ada banyak orang di kamar ini.

"Bisa kita bicara berdua?"

*HAHHH!!!

Semua orang terkejut mendengarnya.

"Tidak, ini bukan hal yang gawat," ucap Porka.

Semua orang menghela nafas lega lalu mereka berbondong-bondong keluar dari sana. Tapi di balik pintu, mereka mencoba menguping pembicaraan.

*BRAK!!!

Dengan wajah sebal Porka membuka pintu.

"Jangan menguping," katanya sebal lalu kembali menutup pintu.

Semua orang saling menatap heran.

"Ada apa yah?" Tanya Fuu.

"Apa tuan Nauval memiliki sakit yang sangat berbahaya?" Tanya Alex.

*Hmmm.. semua orang berfikir secara serentak.

Porka menghela nafas lalu berbalik dan melihat pangeran yang tampak sangat cemas.

"Aku senang karna Yang Mulia mulai menunjukkan emosinya lagi," pikir Porka.

"Bagaimana Porka?" Tanya pangeran Edgar.

"Mohon maaf Yang Mulia jika saya lancang, tapi saya akan berterus terang. Apa yang kalian berdua lakukan tadi malam?" Tanya Porka.

Pangeran tersentak tersipu.

"Dugaan saya benar," kata Porka tersenyum.

"T-Tapi tidak sampai sejauh itu," kata pangeran.

"Saya paham. Dengan.. jari kan?" Tanya Porka menunjukkan jadinya pada pangeran.

Pangeran menelan ludah lalu mengangguk.

"Sederhananya ini hanya demam biasa. Beberapa orang akan mengalami hal ini di ejakulasi pertama mereka. Apalagi mungkin anda lupa memakaikan tuan Nauval celana lagi saat sudah selesai," kata Porka.

"Benar juga, aku lupa memakaikannya celana lagi," kata pangeran baru ingat.

"Yah paling lambat tuan Nauval akan sembuh besok, tidak perlu khawatir. Nanti saya akan beritahu Bachri agar para koki membuatkan makanan yang mudah di cerna untuk tuan Nauval," kata Porka.

"Iya, terimakasih Porka," kata Pangeran.

"Tidak masalah. Oh satu lagi,"

Porka berjalan mendekati pangeran.

"Untuk sementara jangan lakukan itu dulu meski tuan Nauval menangis," bisik Porka.

Pangeran menelan ludah lalu mengangguk pelan.

Porka dan pangeran keluar, lalu Porka memberikan arahan pada Fuu dan Ta bagaimana mengurus Nauval.

"Untung saja kita punya tuan Porka. Komandan pasukan sekaligus dokter," kata Fuu.

Semua orang mengangguk setuju.

******

"Ya, tidak masalah. Lakukan saja," ucap pangeran duduk di singgasananya pada prajurit yang menghadap nya.

"Baik pangeran, terimakasih," ucap prajurit itu bangkit lalu pergi dari sana.

Pangeran terdiam sejenak lalu dia bangkit berdiri.

Pangeran dan PelayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang