"Kesalahan lo setiap jatuh cinta selalu sama. Memberikan semua hati lo untuk orang lain tanpa memberikan sisa sedikitpun untuk diri lo sendiri. "
Perkataan seseorang di cafe tadi siang berhasil membuat Taehyung tidak fokus. Bahkan ia tidak sadar telah mengabaikan Jungkook yang kini tengah menekuk bibirnya kesal.
Prang!
Taehyung tersentak saat Jungkook memukul piring menggunakan sendok dengan sengaja. Ia melirik kekasihnya yang kini juga sedang menatapnya dengan ekspresi marah namun terlihat gemas dimata Taehyung.
Aksi Jungkook itu mengundang perhatian pengunjung lain yang berada di restoran itu. Ya, mereka sedang makan malam setelah menyelesaikan fitting baju yang yang ditunggu-tunggu oleh Jungkook.
"Kenapa sayang? Makanannya gak enak ya?" Dengan santainya Taehyung tidak merasa bersalah.
Padahal Jungkook sudah menahan luapan emosinya sedari tadi. Bayangkan, ia membual setengah jam dengan penuh semangat tetapi tidak ada reaksi sedikitpun dari Taehyung, sumpah, rasanya ia ingin pulang sekarang juga tidak mengingat ia berangkat bersama sang pacar.
"Ngelamunin apa sih? Aku dari tadi ngomong panjang lebar gak ditanggepin, berasa ngomong sama angin." Gerutu Jungkook.
Taehyung yang baru menyadari lantas tersenyum dan mengelus kepala Jungkook yang tengah duduk disamping nya. "Maaf sayang, aku gak berniat ngediemin kamu. Ini diabisin makanannya, kok daritadi segitu-segitu aja gak berkurang," ujarnya melirik meja sekilas lalu mengecup kening Jungkook singkat.
"Udah gak mood. Lagian kamu mikirin apa sih? Kamu gak suka sama baju yang aku pilih tadi?"
Ternyata marah Jungkook masih berlanjut, namun bukannya merasa bersalah, Taehyung justru tertawa pelan yang membuat lelaki disebelahnya menggeram.
"Loh kok tiba-tiba ke baju, hm. Aku sama sekali gak mempermasalahkan soal itu, selagi kamu suka, ya aku juga pasti suka, sayang," ucap Taehyung begitu lembut.
"Ya terus kenapa dari pulang fitting baju kamu malah banyak diem. Aku ada salah?"
Taehyung menggeleng cepat. "Enggak sayang, kamu gak salah apa-apa, aku cuma lagi mikirin perkataan Appa yang nyuruh kita tinggal di rumah kalo udah nikah nanti,"
Taehyung tidak sepenuhnya berbohong, Daehi memang meminta anaknya itu untuk kembali tinggal dirumah setelah menikah nanti. Daehi ingin Taehyung mengurus kantor cabang barunya dan melanjutkan jejak karirnya. Alasan lain orang tuanya itu juga karena ingin menjaga Jungkook disaat Taehyung tidak ada. Setidaknya Jungkook berada dibawah pengawasan mereka.
Namun Taehyung tidak langsung menyetujui karena Jungkook masih kuliah dan jarak dari rumah ke kampus cukup jauh dan memakan waktu.
"Soal itu, aku bukannya mau nolak permintaan om Daehi. Tapi, aku juga gamau ninggalin Appa Donghae. Appa gak punya siapa-siapa lagi selain aku, mana tega kalo nanti harus ninggalin dia sendirian ," Jungkook menghela nafas lalu menatap Taehyung polos. "Boleh gak aku ajak Appa nanti tinggal dirumah kamu? Rumah kamu kan kayak stadion, jadi kalo Appa doang mah gak bakal menuhin tempat."
Taehyung mengacak rambut Jungkook yang tidak tahan melihat kegemasan pacarnya. "Boleh. Tapi ada syaratnya,"
"Syaratnya apa?"
Taehyung memalingkan wajah dan menunjuk pipi dengan telunjuknya. "Cium disini,"
Jungkook berdecak. "Itu mah kamu yang modus!"
"Ayo dong sayang, kan cuma di pipi, bukan di bibir."
"Gak mau. Aku masih kesel ya kamu udah diemin aku!" Jungkook memajukan mulutnya cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ugly rabbit - taekook
FanfictionKetika hidup dipenuhi dengan dendam. Merekapun saling memberi luka dan menoreh kenangan buruk tidak berujung. Pantaskah pendosa seperti mereka mendapatkan kebahagiaan? SLOW UPDATE~ TW: - BXB - Angst - Bahasa non-formal - cursing dimana-mana