75 - Pesta Ulang Tahun

290 44 14
                                    

Benar saja ucapan Daehi. Malam ini Jungkook mengunjungi acara ulang tahun Min Yogi--Ayah Yoongi sekaligus CEO tempat Donghae bekerja.

Tadinya Jungkook menolak, tetapi ayahnya itu bilang semua tamu undangan boleh membawa keluarganya.  Dan Donghae ingin mengenalkan sedikit tentang lingkungan kerjanya. Dia juga ingin membuktikan kepada anaknya itu kalau sebuah pesta tidak seburuk yang dia bayangkan. Bagaimana tidak, terakhir kali Jungkook menghadiri pesta itu saat ulang tahun Wonwoo yang ke-8 tahun. Dan setelahnya Jungkook tidak pernah lagi datang ketempat yang membuatnya trauma bertahun-tahun.  Bahkan jika Luhan merayakan ulang tahun Wonwoo, dia hanya akan mengurung diri didalam kamar sembari menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut, karena bisikan hinaan-hinaan itu terus terdengar di telinganya.

Dan melupakan kenangan masa lalu, kini Jungkook berani hadir ditengah-tengah pesta ulang tahun yang begitu mewah. Jungkook sengaja memakai kemeja berwarna merah cerah, karena ingin membuktikan kalau sekarang dia bukanlah Jungkook berumur 6 tahun. Dia tidak akan takut lagi dengan apapun yang orang-orang layangkan padanya. Tidak ada Luhan, tidak ada Wonwoo. Jadi tidak ada yang harus dikhawatirkan.

Seperti sekarang ini, Jungkook memilih duduk santai dihalaman yang luas sembari menikmati hidangan yang sudah disediakan. Dari kejauhan dia melihat Donghae tengah berbincang bersama orang-orang dewasa lainnya, dan Jungkook tak ingin menganggu nya.

Matanya menatap sekeliling,  suasana semakin ramai di hadiri orang-orang penting. Siluet matanya juga menangkap Yoongi yang sedang berdiri disamping Yugo, ikut menyambut para tamu undangan.

"Gue kira orang miskin kayak lo gak akan menghadiri pesta mewah kayak gini."

Entah datang dari mana, tiba-tiba saja Irene sudah duduk di mejanya. Gaun hitam serta rambut diikat kebelakang membuat pancaran wajahnya menjadi pusat perhatian. Namun Jungkook tidak peduli itu, bahkan ia menatap Irene dengan tidak minat.

"Iya deh sipaling kaya," ketus Jungkook dengan tangan masih memegang segelas minuman.

Irene tersenyum mendengar jawaban itu, lalu menetap Jungkook lekat. "Gue turut prihatin atas batalnya pernikahan lo dengan Taehyung."

Jungkook melirik dengan ekor matanya, merasa risih kedatangan makhluk yang asal main duduk sembarangan.

"Ternyata dugaan gue selama ini bener. Lo itu cuma dijadiin mainan sama Taehyung." Ucap Irene. " Lagian lo siapa sih tiba-tiba masuk ke hidup dia padahal tampang lo biasa-biasa aja."

"Gue bukan mainan! Elo tuh yang mainan kakak gue, mau aja ngasih badan sampe bunting perut lo." Timpal Jungkook judes. Jika dulu dia akan diam saja saat dihina, maka tidak dengan sekarang.

Irene tertawa mendengar perkataan itu. Menganggap seolah ucapan Jungkook adalah lawakan biasa. Setelah tawa itu berhenti, Irene kembali menatap Jungkook.  "Tau gak sih. Gue tadinya mau gugurin kandungan ini. Tapi setelah tau dia batal nikah sama lo, kayaknya gue akan mempertahankan kandungan dan menggantikan posisi lo untuk menjadi pasangan di pernikahan Taehyung. Dan dia bakal jadi ayah dari anak yang gue kandung sekarang.  Gimana? Seru kan?"

Jungkook tersenyum miring. "Menggantikan posisi gue? Bangun bangun, mimpi lo ketinggian."

"Sialan lo!" Ujar Irene kesel. "Yang penting sekarang Taehyung udah pisah sama lo tanpa gue harus repot-repot ngotorin tangan. Haha. Lo kalah Lee Junkoo."

Jungkook meremat gelas yang sedang ia pegang. Rasanya ia ingin mencakar wajah sombong wanita dihadapannya itu. Entah kenapa dia tidak suka saat dibilang kalah. Kalah? Memangnya selama ini dia sedang berlomba sampai harus ada kata menang dan kalah?

Irene ini terlalu berlebihan. Padahal sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik. Kenapa dia terobsesi dengan Taehyung,  apa yang ia cari dari lelaki itu. Plis deh, masih banyak lelaki di dunia ini, kenapa harus Taehyung?

Ugly rabbit - taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang