Hyunjin menggenggam kotak cincin ditangannya sambil melihat Jisu menghilang dibalik pintu gereja. Pria itu tidak pernah merasa begitu dipermalukan seperti ini seumur hidupnya. Ia tidak pernah dipermalukan, ini adalah pertama kalinya dan terjadi dihari pernikahan yang sedang diliput oleh media, semua tamu yang hadir adalah tamu-tamu penting keluarga mereka.Jika Jisu kembali kehadapannya sekarang, Hyunjin sudah pasti akan mencekik gadis itu, beraninya ia berlari turun dari altar, meninggalkan Hyunjin seperti laki-laki bodoh yang menjadi tontonan semua orang di negeri ini. Kepalanya sangat panas karena amarah hingga ia bisa saja memukul pendeta yang berdiri di sampingnya jika tidak mengingat masih banyak kamera yang sedang menyoroti mereka.
"Astaga! Apa Jisu lupa lagi?"
Suara yang tiba-tiba terdengar itu langsung menarik perhatian semua orang. Hyunjin yang
masih terkejut juga melihat ke sumber suara dan ayahnya telah berdiri dari tempatnya dengan
wajah tersenyum. Kening laki-laki itu mengerut memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh
ayahnya."Oh, kami minta maaf tidak memberitahu ini sebelumnya."
Lanjut pria paruh baya itu sambil
menunduk sebentar sebelum kembali berdiri tegak untuk melanjutkan kalimatnya dengan
sikap santai dan penuh percaya diri."Calon putriku sebenarnya memiliki penyakit yang membuatnya bisa tiba-tiba lupa bahkan pada keluarganya sendiri, iya kan nyonya Choi?"
Ibu Jisu sangat kaget dengan pernyataan itu, ada rasa marah dalam dirinya ketika putrinya disebut memiliki penyakit lupa, tetapi memikirkan apa yang baru saja terjadi, alasan itu jauh lebih baik dan sangat masuk akal dibandingkan dengan alasan apapun yang sejak tadi dirinya cari.
"Benar, saya minta maaf pada semuanya. Jisu seharusnya sudah sembuh, entah kenapa jadi
seperti ini lagi. Aku akan merawatnya lebih baik di masa depan."
Ucap Ibu Jisu sambil menunduk pada semua tamu yang hadir.Hyunjin hanya bisa tersenyum sinis, dua orang tua itu benar-benar melakukan peran mereka dengan sangat baik. Hyunjin dan ayahnya kemudian menyalami semua tamu yang hadir satu persatu, minta maaf atas apa yang terjadi dan berjanji kalau hal ini tidak akan terulang.
Setelah memastikan semua tamu sudah pulang begitu pula dengan wartawan hingga hanya tinggal beberapa anggota keluarga dari kedua belah pihak yang ada di dalam gereja, Hyunjin berjalan
menemui Ibu Jisu."Bibi, meskipun Jisu adalah temanku sejak kecil, bukankah penghinaan tadi sangat buruk? Jadi jangan salahkan aku jika aku melakukan sesuatu nanti."
Ujar Hyunjin dengan sangat tenang namun tatapan dan senyumnya seolah bisa membunuh.Pria itu lalu berjalan pergi sambil membuang bunga mawar putih yang ada di saku tuxedonya. Ayah Hwang yang melihat
putranya pergi dengan penuh amarah seperti itu, menghampiri si wanita."Nyonya Choi, kita berteman baik bahkan sebelum anak-anak kita lahir, aku tidak tahu kalau kau mendidik Jisu seperti anak yang tidak berpendidikan, berlari turun dari altar di depan semua tamu penting yang hadir, aku bahkan tidak tahu apa yang harus kukatakan lagi tentang putrimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours To Claim (Hyunlix)
FanfictionJatuh cinta pada musuh tidak pernah menjadi agenda dalam hidup Hwang Hyunjin, tapi siapa memangnya yang bisa menolak Lee Felix? Simak perjalanan mereka dalam mencapai kebahagiaan bersama setelah saling membenci.