Untuk pertama kalinya, Hyunjin berusaha begitu keras untuk tidak memikirkan seseorang, untuk tidak memikirkan apa yang sedang orang itu lakukan sekarang, apa ia sedang duduk atau berbaring, makan atau tidur, menangis atau tertawa.Hyunjin adalah orang yang paling mengenal dirinya sendiri tetapi tidak pernah kepalanya memikirkan orang lain hingga membuatnya mengira kalau dirinya sudah gila atau semacamnya. Pria itu bahkan menemui dokter keluarganya hanya untuk menanyakan hal itu karena penasaran dengan hal yang begitu asing baginya.
"Anda hanya harus menemuinya dan semuanya akan baik-baik saja."
Itu adalah jawaban yang dokter berikan, jawaban yang tidak ia butuhkan karena Hyunjin ingin obat atau apapun yang bisa membuatnya melupakan orang itu, setidaknya untuk membuatnya tidak memikirkan sosok itu terus menerus karena Hyunjin merasa kesal harus melihat orang yang sama terus muncul di kepalanya.
Hampir satu minggu telah berlalu sejak pertemuan terakhir mereka di rumah sakit dan semua ingatannya tentang Felix dan apapun yang laki-laki itu lakukan sejak pertemuan mereka bahkan hingga empat belas tahun yang lalu sudah membuatnya tidak tenang bahkan untuk sekedar memejamkan mata.
Semakin lama Hyunjin tidak melihat laki-laki itu semakin cemas dirinya, cemas untuk sesuatu yang tidak ia ketahui penyebabnya. Hyunjin memaksa dirinya untuk kembali pada perasaan sebelum ia memulai balas dendamnya, jadi ia bisa memukul laki-laki itu karena telah membuat dirinya melakukan semua hal yang tidak pernah dilakukan untuk orang lain sebelumnya.
Ia tidak pernah mengkawatirkan orang lain apalagi sampai memikirkan mereka setiap detik, tidak pernah mengantar orang lain ke rumah sakit ketika mereka tiba-tiba jatuh sakit, tidak pernah menunggu seseorang semalaman hanya untuk memastikan kalau orang itu baik-baik saja.
Hubungannya dengan Felix seharusnya hanya berada di tempat tidur karena laki-laki itu membutuhkan uang dan Hyunjin memanfaatkan itu untuk membuat laki-laki itu hancur hingga Jisu akhirnya telah menyerah padanya.
Hyunjin bahkan sudah lupa apa tujuannya bercinta dengan Felix sejak mereka tidur untuk kedua kalinya, ia hanya ingin menikmati laki-laki itu lagi dan lagi seperti segelas wine yang tidak pernah bosan ia teguk. Semakin banyak ia minum, semakin ingin ia meneguk lebih banyak hingga tanpa sadar dirinya telah mabuk.
Hyunjin tidak tahu perasaan seperti apa itu, sungguh asing karena belum pernah terjadinya padanya namun ia mencoba untuk mengikuti saran dokter. Dan disinilah Hyunjin sekarang, berdiri didepan pintu apartemen teman Felix pukul empat pagi untuk melihat laki-laki yang sudah menggangu pikirannya dan ia berniat akan langsung pulang begitu sudah melihat wajahnya.
Hyunjin mengetuk pintu itu berkali-kali, kasar dan tidak sabar. Tangannya hanya berhenti beberapa detik lalu melakukan ketukan yang sama karena pintu kecil itu tidak juga segera terbuka. Ketukan itu lalu berubah menjadi pukulan karena sekarang ia sudah menggedor pintu yang jika tidak segera dibuka, penghuni lain disana pasti akan terbangun karena terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours To Claim (Hyunlix)
FanfictionJatuh cinta pada musuh tidak pernah menjadi agenda dalam hidup Hwang Hyunjin, tapi siapa memangnya yang bisa menolak Lee Felix? Simak perjalanan mereka dalam mencapai kebahagiaan bersama setelah saling membenci.