Jatuh cinta pada musuh tidak pernah menjadi agenda dalam hidup Hwang Hyunjin, tapi siapa memangnya yang bisa menolak Lee Felix?
Simak perjalanan mereka dalam mencapai kebahagiaan bersama setelah saling membenci.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Felix membuka matanya dan tidak melihat siapapun disampingnya. Baru setelah netranya menyapu ruangan ia menemukan pria yang seharusnya berada diatas ranjang bersamanya sudah duduk di sofa dengan pakaian rapi yang berbeda dengan tadi malam.
Pria itu terlihat sedang membaca sesuatu pada tablet di tangannya dengan wajah serius. Hyunjin tidak melakukan apapun padanya lagi semalam setelah menggendongnya ke kamar mandi membiarkanya membersihkan diri lalu saat Felix selesai-pun pria itu melakukan hal yang sama untuk membantunya kembali ke kamar.
Meskipun Felix mendorongnya untuk menjauh ketika ingin tidur, tetapi pria itu memeluknya erat sampai membuatnya lelah dan tidak sadar kapan dirinya tertidur dalam pelukan itu.
"Kalau sudah bangun jangan diam saja." Hyunjin tiba-tiba berbicara setelah menyadari Felix telah bangun dan sedang memperhatikannya.
Pria itu segera meletakkan tablet diatas meja dan berjalan ke tempat tidur. Felix dengan wajah yang sudah merengut karena perkataanya segera menyingkirkan selimut dari tubuhnya dan duduk.
"Jam berapa sekarang?" Felix bertanya sambil melihat sekitar untuk mencari ponselnya lalu ia teringat benda kecil itu belum keluar dari tas punggungnya sejak tadi malam.
"Hampir pukul delapan."
"Aku bisa sendiri." Ujar Felix ketika Hyunjin membantunya turun dari tempat tidur dengan memegang salah satu lengannya.
Tubuhnya sudah tidak sesakit tadi malam dan ia merasa sudah baik-baik saja tetapi Hyunjin tetap membantunya berjalan ke kamar mandi lalu membiarkan Felix bersiap-siap. Ketika ia telah keluar dari kamar mandi, Hyunjin sudah menunggunya dengan satu pasang pakaian baru yang sudah disiapkan di pinggir tempat tidur.
Masih dengan tablet yang sudah kembali berada di tangannya, pria itu berkata tanpa mengalihkan perhatiannya dari apapun yang sedang dilihatnya pada benda itu.
"Cepat ganti bajumu."
"Aku masih bisa pakai baju yang semalam."
"Ganti, sekarang." Ucapnya setelah mengalihkan pandangan dari bemda persegi panjang ditanganya itu.
Felix mendengus lalu memakai pakaian yang telah disediakn untuknya. Tidak seperti Hwang Hyunjin yang hampir selalu terlihat memakai turtle neck dan mantel panjang, pakaian yang disediakan untuk Felix memang terlihat seperti yang biasa pemuda itu pakai, kaos polos biasa di dalam dan jaket serta celana panjang, tetapi ketika menempel di tubuhnya, rasanya sungguh berbeda dari yang biasa ia pakai. Jauh lebih nyaman dan hangat, hingga Felix harus melihat dirinya sendiri selama beberapa saat dengan wajah heran apakah tubuhnya memakai pakaian yang sama atau tidak.
"Bawa tasmu, kita turun sekarang." Perintah Hyunjin yang sudah berdiri sementara Felix baru saja selesai merapikan rambutnya.
"Kau mau membawaku kemana?" Felix bertanya sambil mengikuti langkah Hyunjin menuju lift.
