Hyunjin mengantar Felix sampai di depan pintu kamar sewaan laki-laki itu. Mereka kembali ke Seoul pagi-pagi sekali karena Felix tetap harus masuk kerja."Aku tidak bisa menjemputmu nanti malam."
Unar Hyunjin yang lalu diangguki oleh Felix."Tidak apa-apa."
"Kalau ada apa-apa hubungi aku."
Pria jangkung itu berpesan dan Felix mengangguk, lagi. Hyunjin tersenyum samar, tanganya mengusap pipi berbintang yang sungguh indah itu."Aku pergi sekarang."
Kali ini Felix tidak mengangguk, hanya tersenyum sama tipisnya.Hyunjin hendak berjalan pergi tetapi langkahnya berhenti. Ia menoleh dengan wajah kaget karena tangannya baru saja ditarik oleh Felix. Laki-laki itu memegang pergelangannya.
"Kenapa?"
Hyunjin bertanya heran."Tidak apa-apa."
Jawab Felix setelah memandang pria itu untuk sekian detik lalu melepas tangannya. Namun ketika Hyunjin hendak berjalan pergi, Felix menarik tangan pria itu lagi.Kali ini Hyunjin tidak hanya menoleh namun ia berjalan kembali mendekati Felix, menangkup wajahnya dan mencium bibirnya. Mereka tidak perlu mengatakan apapun karena hanya dengan menyentuh satu sama lain, keduanya menyadari kalau tidak ada yang ingin saling berpisah meski untuk beberapa saat. Tetapi menjadi egois bukan hal yang selalu bagus.
Felix baru membuka matanya ketika bibir Hyunjin sudah meninggalkan miliknya. Kening mereka bertemu karena Hyunjin yang menyatukanya.
"Sekali lagi kau menarik tanganku. Kita tidak akan keluar dari apartemenmu sampai besok." Bisik Hyunjin membuat Felix tersenyum.
Pengawalnya sudah membuka pintu mobil namun Hyunjin masih berdiri lalu ia mendongak kearah dimana Felix berdiri melihatnya dari depan kamar. Laki-laki itu tersenyum lebar sambil melambaikan tangan. Hyunjin masih belum ingin pergi dan berdiri disana jadi tangan Felix yang sebelumnya melambai berganti dengan gerakan mengibas ke depan, menandakan kalau ia menyuruhnya segera pergi.
"Tuan Muda."
Yong harus memanggilnya untuk membuat Hyunjin segera sadar dan masuk ke dalam mobil karena tuan mudanya itu harus bertemu dengan ayahnya untuk sarapan di rumah."Pergilah."
Felix berkata tanpa suara, hanya dengan gerakan bibir. Tangannya masih mengibas ke depan. Hyunjin dengan wajah seriusnya itu akhirnya masuk dengan enggan. Pria itu menatap Felix yang masih berdiri melihatnya pergi melalui jendela mobil sampai gedung apartemen laki-laki itu sudah tidak terlihat lagi.Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali Hyunjin merasa sangat tidak nyaman untuk pulang. Rumah itu sekarang sudah kembali seperti biasa hanya dengan keberadaan ayahnya. Sunyi dan dingin.
Hyunjin mulai mengunyah sarapannya dengan sangat pelan ketika ayahnya mulai berbicara tanpa membuka obrolan layaknya orang tua dan anak yang sudah lama tidak bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours To Claim (Hyunlix)
FanfictionJatuh cinta pada musuh tidak pernah menjadi agenda dalam hidup Hwang Hyunjin, tapi siapa memangnya yang bisa menolak Lee Felix? Simak perjalanan mereka dalam mencapai kebahagiaan bersama setelah saling membenci.