Claim 07

157 37 7
                                    

Jisu sudah mencoba berbicara dengan ibunya, puluhan bahkan mungkin sudah ratusan kali untuk mengizinkannya bertemu Felix setidaknya sebentar saja, tetapi jawaban yang sama akan selalu ia dapatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Jisu sudah mencoba berbicara dengan ibunya, puluhan bahkan mungkin sudah ratusan kali untuk mengizinkannya bertemu Felix setidaknya sebentar saja, tetapi jawaban yang sama akan selalu ia dapatkan.

"Bertemu dengan laki-laki itu bukan tanggung jawabmu. Mengurus bisnis keluarga ini adalah satu-satunya yang harus kau lakukan."

Dan disinilah gadis itu sekarang, dirumah Hyunjin pagi-pagi sekali hanya untuk memenuhi keinginan ibunya. Sudah lama ia tidak ke rumah temanya itu, mungkin terakhir kali Jisu datang adalah ketika mereka masih SMU.

Rumah itu masih terasa sama,
begitu luas namun terasa sesak hingga ia tidak pernah merasa aman berada di dalam sana,
seolah orang-orang asing dapat tiba-tiba keluar dari balik pilar dan dinding untuk menyerang.
Aura rumah itu selalu terasa mengintimidasinya.

Ayah Hyunjin menunggungnya di meja makan untuk sarapan bersama. Pria paruh baya itu
masih memperlakukannya seperti biasa setelah apa yang terjadi hari itu. Jisu tidak tahu apakah Ayah Hyunjin masih ingin putranya menikah dengannya atau tidak. Tuan Hwang seperti sedang mempertimbangkan sesuatu setelah kejadian besar hari itu.

Jisu berharap ayah Hyunjin tidak lagi berminat untuk menjodohkan mereka. Sekeras apapun ayah Hyunjin, Jisu sudah mengenalnya sejak masih kecil, memang menyeramkan tetapi jika ia bersikap baik maka paman ini bisa mempertimbangkan semuanya dengan lebih mudah.

"Sebelumnya aku tidak peduli alasan kenapa kau meninggalkan Hyunjin hari itu, tetapi sekarang
aku akan bertanya."
Kata Tuan Hwang dengan tenang di tengah sarapan.

"Jisu, kau sama sekali tidak menyukainya, apa benar begitu?"
Jisu terdiam sesaat tetapi memberanikan diri untuk berbicara.

"Paman, aku hanya menganggapnya sebagai teman."
Ayah Hyunjin mengangguk atas perkataan Jisu.

"Tentu saja kita tidak bisa memaksakan perasaan seseorang.
Tapi aku ingin tahu pendapatmu bagaimana jika putraku ternyata menyukaimu."

Jisu terdiam, bukan karena baru saja memikirkan kemungkinan Hyunjin menyukainya, tetapi karena ayah laki-laki itu menanyakan pendapat namun seolah sudah yakin kalau putranya menyukainya. Sementara gadis itu tahu, dan ia bahkan yakin kalau Hyunjin sama
sekali tidak menyukainya.

Sambil memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan, gadis itu
baru sadar kalau sejak tadi ia tidak melihat Hyunjin, bukankah pria itu seharusnnya sarapan
bersama ayahnya sekarang?

"...Hyunjin.... dimana?"

Ayah Hyunjin menaruh sendoknya lalu minum, kemudian mengusap mulutnya pelan dengan sapu tangan yang telah disediakan di atas meja. Pria paruh baya itu menatap serius
pada Jisu.

"Karena inilah aku memanggilmu kemari, sejak tadi malam dia tidak keluar dari kamarnya. Hyunjin tidak pernah seperti ini sebelumnya, jadi kupikir mungkin alasan dia tiba-tiba bersikap aneh adalah dirimu."

Yours To Claim (Hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang