Tiga bulan berlalu begitu saja. Namun Hyunjin merasa ia sudah melewatkan tiga tahun tanpa Felix. Tidak peduli kemana ia mencari laki-laki itu, Hyunjin tidak menemukannya dimanapun, seolah Felix tidak pernah ada.Ketika akhirnya ia memberanikan diri menemui orang tua laki-laki itu secara langsung, mereka memberikan jawaban sama seperti yang tetangga Felix sampaikan padanya waktu itu. Hyunjin mencari seperti orang gila hingga memeriksa setiap sudut rumah laki-laki itu tetapi seperti yang orang tuanya katakan, Felix belum pulang sejak tiga bulan terakhir dan tidak menghubungi mereka sama sekali.
Hyunjin berpikir apakah sudah saatnya ia menyerah dan menerima kenyataan kalau Felix memang sudah tidak ada. Mungkin laki-laki itu sudah benar-benar meninggalkannya.
"Kita bisa kembali seperti biasa, kau dan ayah. Kenapa kau begitu menyukainya sampai seperti ini?"
Changbin berbicara dengan wajah lelah karena benar-benar tidak mengerti apa yang Hyunjin pikirkan.Bagaimana adiknya bisa sampai seperti ini, sangat tidak masuk akal baginya. Seharusnya ada batas untuk mencintai seseorang. Lee Felix, laki-laki itu mungkin sudah benar-benar mati. Lalu apa gunanya Hyunjin menunggunya seperti orang gila? Keadaan ini membuatnya sangat sedih harus melihat adiknya seperti itu.
Changbin menjemput Hyunjin untuk makan malam bersama di rumah kakeknya. Adiknya itu menolak tentu saja. Tetapi ia membujuk dengan semua hal yang ia bisa dan Hyunjin akhirnya menurut dengan hanya satu jawaban yang membuat kakaknya itu merasa takut.
"Karena ini mungkin yang terakhir kalinya aku bertemu kakek."
Tetapi yang Changbin tidak tahu, bahwa makan malam itu juga dihadiri oleh ayahnya, juga Kim Aeri yang akan segera menjadi bagian dari keluarga mereka dua minggu lagi saat orang tua gadis itu kembali ke Korea.
Hyunjin langsung memijat kepalanya begitu melihat dua orang yang paling tidak ingin ia temui lagi seumur hidupnya berada disana, seolah ia bisa membunuh mereka semua dan dirinya saat itu juga.
"Duduk."
Kakeknya yang duduk dengan tenang berbicara.Hyunjin berjalan cepat kearah meja dan membanting salah satu vas bunga terdekat di depannya.
"Hyunjin!"
Kakeknya berseru marah."Tenang dan duduklah."
Changbin mendekat dan menahan lengan adiknya."Kenapa aku harus datang kesini?"
Kata Hyunjin dengan tawa mengejek. Aeri sudah membuka mulut hendak mengatakan sesuatu, tetapi ayah Hyunjin mendahuluinya, "Duduk."Merasa ada sesuatu yang penting yang ingin disampaikan ayahnya hanya dari bagaimana caranya berbicara kali ini, Hyunjin akhirnya duduk. Ia harus menahan perasaannya untuk menghancurkan apapun dan siapapun di dalam ruangan itu.
Lalu makan malam itu dimulai dengan tenang dan Hyunjin satu-satunya yang tidak makan. Pria itu hanya duduk dengan tangan yang saling mengaitkan satu sama lain diatas meja. Ia sedang memikirkan siapa di antara empat orang yang berada di meja makan itu yang telah mengambil Felix darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours To Claim (Hyunlix)
FanfictionJatuh cinta pada musuh tidak pernah menjadi agenda dalam hidup Hwang Hyunjin, tapi siapa memangnya yang bisa menolak Lee Felix? Simak perjalanan mereka dalam mencapai kebahagiaan bersama setelah saling membenci.