Claim 04

165 39 3
                                    

Felix membuat sarapan sambil sesekali menoleh pada Jisu yang masih tidur di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Felix membuat sarapan sambil sesekali menoleh pada Jisu yang masih tidur di belakangnya. Apa yang terjadi kemarin adalah sebuah kejadian besar yang tidak pernah ia pikirkan kalau dirinya mungkin adalah penyebab utama dari kekacauan ini. Saat itu Felix langsung pulang dari pekerjaanya dan benar saja seperti dugaanya, Jisu sudah berada di depan kamar sewaannya, duduk menangis masih mengenakan gaun putih.

Ia seharusnya merasa senang, tetapi sebelum memastikan kalau gadis itu bisa kembali pada keluarganya, Felix tidak bisa
dengan bangga mengatakan kalau ia bahagia melihat pernikahan itu batal.

Berita yang muncul kemudian mengatakan bahwa Choi Jisu memiliki penyakit dengan ingatanya. Felix sampai heran dibuatnya, ia tidak habis pikir bagaimana orang-orang itu, bahkan ibunya sendiri menganggap kalau Jisu seolah sedang sakit hanya demi melindungi nama baik keluarga mereka.

Pria paruh baya yang menyatakan hal tersebut di depan wartawan bahkan tidak memikirkan bagaimana
perasaan keluarga gadis itu, ia hanya tersenyum seolah penyakit itu adalah sebuah candaan
yang tidak lebih penting dari wajah mereka.

Tetapi karena penyataan itu sepertinya dipercayai oleh semua orang, bukankah seharusnya Jisu bisa kembali ke rumahnya?
Karena sungguh Felix tidak tega melihat gadis itu tinggal bersamanya terlalu lama di bangunan kecil dengan ukuran kamar yang seharusnya hanya bisa ditinggali satu orang saja.

Ia tidak tega melihat gadis itu tidur tidak nyaman di kasur yang sempit karena Felix jelas bisa
membayangkan ukuran kamar ini mungkin tidak lebih besar dari ukuran kamar mandi di rumah
gadis itu.

Felix meletakkan satu panci kecil bubur diatas meja rendah di samping tempat tidurnya, tempat dimana biasanya dia makan. Ukuran kamar itu sebenarnya tidak terlalu kecil meskipun antara kamar dan dapurnya tidak memiliki dinding pembatas, tempat itu cukup nyaman apalagi jika sudah terbiasa. Tapi tentu saja 'cukup nyaman' itu mungkin tidak berlaku bagi Jisu karena meskipun beberapa kali pernah datang ke kamarnya, gadis itu
tidak pernah berkunjung sampai menginap seperti ini.

"Jisu, ayo sarapan."
Bisik Felix pelan. Ia harus berangkat kerja sebentar lagi, jadi setidaknya ia harus mengurus gadis itu dengan baik sebelum meninggalkannya selama beberapa jam ke depan.

Jisu langsung terbangun hanya dengan suara sepelan itu, gadis itu mengucapkan selamat pagi dengan senyum kecil lalu turun dari tempat tidur. Jisu hanya harus melangkah kecil tidak lebih dari lima kali untuk sampai di meja rendah tempat sarapannya tersedia, lalu duduk.

"Kau mau berangkat kerja?"
Tanyanya masih setengah mengantuk.

"Ya, kau sarapan dulu."
Ujar Felix sambil menaruh satu mangkuk bubur di depan gadis itu.

Felix sebenarnya hampir tidak pernah sarapan di rumah, ia biasanya akan mampir ke supermarket untuk membeli makanan yang sudah jadi setiap berangkat kerja. Tapi karena ada
Jisu, setidaknya ia harus memberikan gadis itu sarapan yang cukup baik, meski Felix
hanya bisa memasak bubur untuk saat ini.

Yours To Claim (Hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang