Felix sudah berada di kantor yang sama tempat terakhir kali ia datang dan dipukuli. Bos tempat itu lalu memperlihatkan beberapa foto padanya, foto club malam
yang pernah diceritakanya juga foto beberapa perempuan yang merupakan pelanggan tetap di
klub itu."Kau menggunakan uangnya dengan baik, sekarang kau terlihat jauh lebih rapi."
Ujar pria itu sambil menerima kembali kartu yang telah ia berikan pada Felix tempo hari.Sampai beberapa saat yang lalu Felix masih merasakan dirinya baik-baik saja, tetapi sekarang ia merasakan tubuhnya gemetar dan tangannya mengepal seolah ia siap untuk meninju siapapun yang akan mendekat padanya sekali lagi. Di ruangan itu hanya ada empat orang termasuk dirinya dan jelas Felix tidak mungkin melawan mereka semua jika tiba-tiba ia berubah pikiran.
Mungkin Felix seharusnya mati lebih dulu dengan begitu ia tidak harus melihat ibunya pergi mendahuluinya. Felix terus memikirkan hal-hal bodoh itu sambil terus mencari cara terbaik sampai pria yang sedang menghisap rokok itu berkata lagi.
"Aku bisa memberimu uang untuk operasi ibumu yang kedua malam ini juga. Memangnya apa
yang sulit dari tidur dengan orang lain? Kau bahkan akan mendapatkan uang dari itu.""...Aku bisa menerima uang itu... malam ini?"
Felix bertanya terbata-bata untuk
memastikan karena jumlah yang harus ia bayar untuk operasi kedua ibunya jauh lebih mahal
daripada operasi pertama."Tentu saja!"
Pria tua itu tertawa."Baiklah sekarang kau pilih, tidur denganku sampai aku membuangmu setelah bosan atau layani perempuan-perempuan di foto itu seumur hidupmu."
Lanjutnya.
Felix sekali lagi melihat foto yang ada di tangannya, ia merasa tidak bisa bernafas dengan benar."Jangan membuatku menunggu."
Peringat pria itu sambil terus menghisap rokoknya dan memperhatikan Felix yang berdiri diseberang meja di depannya.Felix menghela nafasnya dalam lalu dengan tangan gemetar ia menaruh foto-foto itu diatas meja di depannya. Ia lalu menjawab dengan tangan yang kembali mengepal untuk menghentikan
semua perasaan buruk yang sedang dirasakanya sekarang."...Semoga kau cepat bosan."
Ucapnya pelan tapi cukup untuk didengar semua orang diruangan itu. Dan jawabanya berhasil membuat pria baya itu tertawa sangat keras seperti ia sangat puas dengan jawaban yang Felix lontarkan."Anak pintar, kemarilah."
Felix membeku, tubuhnya seperti tidak ingin bergerak."Kemarilah.."
Pria itu memerintah lagi.Felix masih membeku menatap lantai, tidak berani bahkan untuk mengangkat wajahnya. Ia tidak bisa menjelaskan apa yang sedang dirasakan sekarang, semua emosi yang bahkan tidak pernah ia rasakan sebelumnya muncul begitu saja dan menahan dirinya untuk tetap berdiri sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours To Claim (Hyunlix)
FanfictionJatuh cinta pada musuh tidak pernah menjadi agenda dalam hidup Hwang Hyunjin, tapi siapa memangnya yang bisa menolak Lee Felix? Simak perjalanan mereka dalam mencapai kebahagiaan bersama setelah saling membenci.