Dua minggu berlalu begitu saja tanpa Felix pernah bertemu lagi dengan Jisu sejak terakhir kali melihat gadis itu dipagi hari sebelum ia berangkat ke kantor.Gadis itu hanya sempat mengiriminya pesan, mengatakan bahwa ia benar-benar tidak bisa kemana-mana sendirian. Ibunya memberikan pengawal untuknya kemanapun ia pergi dan jika Jisu berani menemui Felix, gadis itu benar-benar akan diusir dari rumahnya.
Bukannya Jisu takut pada ancaman itu, tetapi jika nekat meninggalkan rumah, orang yang akan menerima semua akibatnya adalah Felix dan ia tidak akan bisa membantu laki-laki itu. Pilihan terbaiknya saat ini adalah menuruti ibunya, dengan begitu Felix akan tetap aman dan ia bisa membantu laki-laki itu jika suatu saat Felix berada dalam kesulitan.
Sementara itu Felix belum bisa menemukan pekerjaan baru yang sesuai dengan kemampuannya. Lelaki itu sudah menelpon dan meminta bantuan teman-temannya tetapi tidak ada satupun lowongan tersedia yang membutuhkan keahliannya. Jadi selama dua minggu terakhir Felix hanya bekerja bergantian dari satu tempat ke tempat lain, pekerjaan dimana ia hanya menggantikan orang-orang yang hari itu kebetulan tidak bisa masuk.
Felix yakin kalau semua masalah ini berkaitan dengan orang-orang dibelakang Jisu, pulangnya gadis itu adalah salah satu bukti. Jisu mungkin pulang hanya untuk melindunginya dari ibunya, gadis itu bersamanya atau tidak, sepertinya ibu Jisu tidak akan peduli asalkan bisa membuat Felix jatuh sampai titik paling rendah.
"Apa yang harus kulakukan sekarang?"
Gumam Felix sambil menatap jalanan didepannya.Pemuda itu baru saja kembali setelah mengambil laptopnya yang telah diperbaiki tetapi belum beranjak dari halte bus sejak tiga puluh menit yang lalu. Felix tiba-tiba merasa sangat malas untuk berjalan pulang dan memikirkan besok pagi pekerjaan apalagi yang harus ia lakukan. Jika terus seperti ini tabungannya akan habis sebelum dirinya mendapatkan pekerjaan tetap.
Felix akhirnya bergerak dari sana setelah lima menit kemudian, ia mulai merasa semakin dingin. Tentu saja, sekarang sudah malam dan ini sudah masuk musim dingin. Laki-laki itu lalu memutuskan untuk pindah ke sebuah minimarket 24 jam yang tidak jauh dari halte, ini sudah waktunya makan malam.
"Felix?"
Sebuah suara memanggilnya ketika ia baru saja duduk untuk menikmati semangkuk mie dan sebuah nasi kepal. Felix menoleh kearah pintu dan terkejut melihat temannya, Han Jisung berada di sana."Jisung? Apa yang kau lakukan disini?"
Tanya Felix sama kagetnya namun dengan senyum lebar."Tentu saja mau ke rumahmu, tapi tidak sengaja melihatmu disini jadi aku masuk saja."
Ucapnya dengan senyuman lebar dan langsung menghampiri Felix."Sebentar, aku juga lapar."
Ujarnya lagi lalu segera pergi menyeduh mie dan mengambil satu bungkus nasi kepal yang sama dengan Felix kemudian kembali dan duduk di samping
temannya itu. Mereka kemudian makan malam bersama di minimarket itu, menghadap ke jalanan didepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours To Claim (Hyunlix)
FanfictionJatuh cinta pada musuh tidak pernah menjadi agenda dalam hidup Hwang Hyunjin, tapi siapa memangnya yang bisa menolak Lee Felix? Simak perjalanan mereka dalam mencapai kebahagiaan bersama setelah saling membenci.