Satu minggu setelahnya, Felix merasa heran karena dirinya masih bisa bekerja di bar itu tanpa gangguan apapun. Ia sudah bersiap untuk kehilangan pekerjaan yang kesekian kalinya. Meskipun tempat itu bukan milik Hyunjin, tapi pria itu punya kekuatan yang bahkan tidak bisa Felix banyangkan.Setelah membeli perusahaan tempatnya bekerja, gedung tempatnya tinggal, bukan tidak mungkin pria itu bisa membuatnya dipecat dari
pekerjaannya sekarang. Itu hal yang sangat mudah. Pria itu sepertinya tidak memberitahu Ibu Jisu tentang kejadian malam itu, karena jika ibu gadis itu tahu, Felix yakin dirinya sudah diusir dari sana.Felix membuka pintu dan melihat Jisung masih tidur, sekarang sudah pukul lima pagi dan dia baru saja pulang. Jadwal bekerjanya malam hingga pagi pukul empat, dan itu adalah hal yang biasa jika bekerja di bar. Jadi ketika orang-orang akan berangkat kerja, Felix baru pulang untuk tidur.
Melihat Jisung yang masih tidur, Felix meski matanya terasa sangat mengantuk, memutuskan membuat sarapan untuk temannya itu, ia ingin selalu menyiapkan sarapan sebagai rasa terima kasih karena sudah diperbolehkan tinggal disana sampai ia mendapatkan tempat tinggal baru.
"Kau sudah pulang?"
Tanya Jisunh yang bangun tepat setelah Felix selesai membuat sarapan."Iya, sarapanmu ada di meja, aku tidur dulu."
Ujar Felix dengan menguap dan segera naik ke tempat tidur menggantikan temannya itu yang akan berangkat kerja.Hal itu terjadi setiap pagi selama tiga minggu terakhir, kecuali jika Felix benar-benar mengantuk, ia
biasanya akan langsung tidur tanpa membuat sarapan. Karena kamar itu hanya memiliki satu
tempat tidur, Felix membeli kasur lantai karena temannya itu jelas tidak menyiapkan apapun, sebab hampir tidak ada teman Jisung yang pernah menginap.Jisung melihat jam di dinding kamarnya menunjukan pukul enam pagi, ia melihat keluar sebentar melalui jendela untuk memeriksa apakah hari ini akan sedingin kemarin, karena sekarang sudah masuk musim dingin meskipun di Seoul salju belum turun.
Jisung hendak menutup kembali tirai jedela kacanya ketika melihat ada tiga orang pria berpakaian serba hitam berdiri dibawah persis di depan apartemennya sambil melihat kearah kamarnya. Tiga orang itu berdiri di sana tidak begitu lama sampai memutuskan untuk pergi. Jisung yang merasa curiga langsung membangunkan Felix yang baru saja akan kehilangan kesadaran.
"Felix, kau diikuti?"
Felix yang sebekumnya sangat mengantuk langsung membuka mata. Ia terlihat bingung."Baru saja aku melihat tiga pria yang sedang melihat kemari, kau sedang tidak berhutang pada siapapun kan?"
Tanya Jisung lagi, cemas.Pemuda berpipi bulat itu mengenali dari cara berpakaian dan perawakan tiga pria tadi, biasanya orang-orang seperti itulah yang disuruh untuk menagih hutang dan yang jelas mereka bukan dari pegawai bank manapun. Felix segera turun dari tempat tidur lalu memeriksa keluar, tiga pria yag dimaksud Jisung sudah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours To Claim (Hyunlix)
Fiksi PenggemarJatuh cinta pada musuh tidak pernah menjadi agenda dalam hidup Hwang Hyunjin, tapi siapa memangnya yang bisa menolak Lee Felix? Simak perjalanan mereka dalam mencapai kebahagiaan bersama setelah saling membenci.