Chapter 43

27 3 0
                                    

HARI PERTAMA NOAH

🧸🧸🧸

"Ingat, Noah gak boleh nakal, ya. Harus nurut sama ibu guru, okey?"

"Okey siap, oma!" Noah memberikan hormat kepada Karisma dengan menampilkan giginya yang rapi dan putih.

"Ma, Brian nganter Noah dulu, ya?" Brian menyalami punggung tangan Karisma begitu juga dengan Noah. Melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh ayahnya.

"Iya, hati-hati di jalan." Karisma tersenyum dan mengusap pipi Brian dengan ibu jarinya.

"Let's go!" Brian menggenggam salah satu tangan Noah. "Kita pergi!"

"Let's go! Byeee, oma!" Noah melambaikan tangan kepada Karisma.

"Byeee sayang." Karisma memberikan balasan dengan lambaian tangan juga.

Brian dan Noah berjalan menuju mobil. Saat sudah masuk ke dalam mobil, tak lupa Brian mengenakan seatbelt untuk Noah lalu untuk dirinya sendiri.

Tinnn!

Brian memberikan klakson sekilas kepada Karisma.

"Iya! Hati-hati!" Karisma berjalan masuk ke dalam rumah saat mobil Brian sudah hilang dari pandangannya.

"Pa, kita jemput mam Alana dulu?" Tanya Noah.

Brian menggeleng. "Enggak."

"Kenapa?" Noah tampak merasa kecewa. Senyumannya hilang dari wajahnya. Di hari pertama ia belajar di playgroup, Alana malah tidak ikut mengantarnya.

"Mam Alana-nya udah nungguin kita di playgroup. Jadi, kita gak jemput mam Alana di rumahnya."

"Owalahhh." Noah kembali tersenyum, ia tidak jadi merasa kecewa.

🧸🧸🧸

Alana duduk di kursi depan ruang baca sembari bermain ponsel. Sudah hampir sepuluh menit ia sampai di playgroup menunggu kedatangan Brian dan Noah. Alana menggunakan jasa taksi online agar dapat mengantarnya ke playgroup. Nanti, dari playgorup, ia akan diantar Brian pergi ke sekolahnya. Kebetulan sekali, hari ini sekolah Alana masuk pukul delapan pagi. Karena ada tamu penting yang akan berkunjung ke sekolahnya. Anak-anak OSIS saat ini sedang berbenah untuk menyambut kedatangan tamu penting itu.

Sesekali Alana mengamati keadaan disekitarnya, sudah sangat ramai dengan orang tua yang berdatangan menggandeng dan menggendong anak mereka. Semua anak yang Alana lihat terluhat sangat gemas, ada yang mengenakan bedak tabur cemong-cemong, rambut di kuncir dua tinggi, mengebakan pita besar, topi bertelinga kucing, semua perlatan dan pakaian berwarna pink, dan lain masih banyak lagi. Alana ingin sekali mengajak anak-anak itu bermain. Sangat menggemaskan!

Alana juga melihat. anak-anak yang sedang berada disekitarnya memperlihatkan berbagai macam emosional yang berbeda-beda. Ada yang menangis karena takut, ada yang hanya diam, ada yang sumringah tidak sabar ingin cepat-cepat belajar, ada yang menolak untuk turun dari gendongan ibu-ayahnya dan ada juga yang rewel ingin pulang. Alana jadi teringat masa-masa ia sekolah di playgroup dulu. Ia sering rewel ingin pulang karena takut kalau sampai di marahi guru. Sehingga membuat Kania dan Veri sedikit kewalahan dan frustasi meyakinkan dirinya kalau guru itu tidak jahat dan suka matah. Tapi, yang namanya anak kecil, Alana tetap saja tidak percaya dan kembali rewel ingin pulang.

Alana terkekeh mengingat momen itu. Apa lagi wajahnya yang selalu full bedak bayi cemong-cemong dengan gigi yang ompong.

"Mam Alana!" Suara itu membuat Alana menoleh dan menemukan Brian dan Noah sedang berjalan ke arahnya.

CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang