Krist bersandar nyaman pada tubuh Singto yang sedang memberi afeksi menenangkan setelah pertarungan mereka malam ini, tangan lembut Singto bergerak begitu nyaman membeli perutnya yang rata dan sedikit berotot itu.
"Aku tidak marah, hanya khawatir jika apa yang kalian lakukan akan tercium Aparat berwenang yang statusnya lebih tinggi dariku, aku takut tidak bisa membantu banyak" Jelas Krist atas pertanyaan yang dia ajukan dan bahkan belum diberi jawaban sama sekali oleh kekasihnya.
"Baba dan aku sudah terlalu lama berdiam diri dan hanya menyaksikan bagaimana kamu bertarung sendirian, Drew tidak akan kami habisi tanpa sepengetahuanmu"
Penjelasan akhirnya Krist dapatkan juga dari Singto.
"Memang kamu akan bicara jujur padaku jika aku tidak bertanya?"
"Tentu sayang, aku hanya sedang memilih waktu yang tepat, aku tidak akan membohongimu, tetapi sesuai dugaanku, Komandan manisku ini pasti sudah tahu lebih dulu"
Krist tersenyum dan langsung menangkup wajah kekasihnya, kemudian ia membawa hidung mereka mendekat untuk saling bergesekan.
"Terima kasih untuk selalu berusaha jujur padaku, tetapi Sing aku dan pihak Kepolisian akan mengambil alih Drew dibawah penanganan kami, biarkan dia menjalani hukumannya sesuai dengan kebijakan Hukum Negeri ini, ya sayang?"
Singto membeku, bukan.. bukan karena Krist ingin mengambil alih Drew, karena sejujurnya ia dan Geraldo sudah matang memikirkan masalah ini dan keputusan mereka memang akan segera menghubungi pihak berwajib setelah puas bermain-bermain dengan Bajingan itu.
Tetapi panggilan "Sayang" dari Krist untuk pertama kali dengan suara yang begitu tulus membuat tubuh Singto merinding dan kebas kesemutan, Krist memang pernah melakukan itu tetapi tidak dengan nada selembut malam ini.
"Aku akan bicara pada Baba soal keinginanmu, setelah itu kita bicara bertiga, bagaimana?" Singto juga harus menjelaskan pada Geraldo jika anak semata wayang pria itu sudah mengetahui tindak tanduk mereka selama ini.
"Langsung saja bertiga atau berempat sekalian dengan Si Jullien"
"Tidak boleh seperti itu pada Pere sayang"
Krist yang tadi sedang nyaman bersandar tiba-tiba duduk tegak dan langsung memutar tubuh untuk berhadapan dengan Singto.
Tetapi yang terjadi, Singto justru menutup mata sembari menggigit bawah bibirnya dengan kepala yang menengadah.
"Kenapa sih?" Tanya Krist heran.
"Kamu tidak lupa kan sedang menduduki apa, kamu bergerak acak sejak tadi, ngilu sayang"
Shit!!!!!
Krist buru-buru turun dari pangkuan Singto dan segera menyambar celananya untuk ia pakai.
"Takut ah, serem banget kamu" Komentar Krist setelah berpakaian.
"Loh kenapa?"
"Takut dipakai lagi, capek"
Yuhuuuu.....
Tutup kuping lu semua, obrolan rumah tangga orang nih, gak usah pada denger.
Singto benar-benar tak habis pikir dengan semua tingkah Kekasihnya, nano nano ramai rasanya. Krist yang marah, cemburu, senang, seksi, horny, absurd, semua terbingkai indah dalam satu rupa mahluk yang begitu ia cinta.
"Aku juga lelah, besok lagi saja penyaluran napsunya, tidur yuk sayang sudah menjelang dini hari"
Singto langsung saja menjatuhkan dirinya ke atas kasur, urusan mandi dan bersih-bersih bisa ia lakukan besok saja, Singto benar-benar sudah tak bertenaga setelah seharian pergi bersama Geraldo, lalu mengurusi sedikit pekerjaannya dan ketika pulang harus mengerjai Krist juga, jadi selamat tidur semua mahluk bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERN
Fanfiction"Anaknya Tuan Leong tampan dan manis, serakah juga ya kamu" -Singto Andrews-🧑💼 "Merdu banget suara Buaya Darat" -Krist Leong-👮