53

603 48 10
                                    

Yibo benar-benar berusaha menepati janjinya untuk menjadi suami dan ayah yang baik. Ia mulai sering mendekatkan diri pada putranya, meski YiRan masih terikat pada Riley dan sering merengek setiap kali ingin bertemu dengan Riley. Selama ini anaknya hanya mengenal Riley sebagai sosok ayah.
Dan Xiaozhan bukan tidak ingin mempertemukan mereka lagi, hanya saja pria itu bilang akhir-akhir ini sedang sibuk dan tak bisa meluangkan waktu. Belakangan ini mereka belum pernah bertemu lagi.

Yibo, di sisi lain, hanya bisa menghela napas setiap kali melihat anaknya menangis memanggil nama pria itu. Dia cemburu dan Yibo mulai mencari cara untuk memenangkan hati putranya. Perlahan usahanya mulai membuahkan hasil. Anaknya mulai tidak terlalu sering menanyakan Riley, seperti biasa anak itu mudah akrab dengan orang. Sesekali dia pernah bertingkah manja dengan ayah kandung nya.

"Aku mau ajak kamu ke rumah ibu. Kamu mau, Zhan?"

Xiaozhan yang tengah menyeka mulut YiRan yang belepotan karena cokelat langsung beralih menatap Yibo di depannya.
"Kamu sudah cerita ke ibu?"

Yibo mengangguk, "Yaa, makanya aku mau bawa kalian ke rumah. Ibu juga merindukanmu pastinya, apalagi setelah tau ada YiRan juga... dia makin tidak sabar bertemu dengan kalian."

Xiaozhan tersenyum sambil mengangguk, setidaknya jika ia dan anaknya tidak lagi diterima dengan baik oleh keluarga nya sendiri, masih ada suami dan mertuanya yang tampaknya tulus menerimanya.

"Mau pergi kapan?" tanya Xiaozhan, tangannya sibuk membersihkan tangan YiRan yang lengket.

"Siang ini juga kalau kamu mau."

"... mn, aku mau. Aku siapkan baju ganti untuk YiRan, tunggu sebentar."

Siang itu mereka langsung berangkat, YiRan yang awalnya tampak bersemangat, mulai mengantuk di perjalanan, hingga Xiaozhan harus menidurkannya di pangkuannya. Yibo, yang menyetir dengan tenang, sesekali melirik, senyum kecil muncul di wajahnya saat melihatnya.

Setibanya di rumah Yibo, mereka disambut dengan hangat oleh ibu nya. Wanita itu langsung menghampiri dan memeluk Xiaozhan.

"Ah Xiaozhan," katanya dengan suara lembut,

"Bagaimana kabarmu nak, ibu sangat rindu sekali... lama sekali tidak bertemu denganmu." Ujarnya lagi, tatapannya penuh haru

Xiaozhan tersenyum sebelum menjawab, "Aku juga ibu. Aku baik. Bagaimana dengan Ibu? Apa ibu masih sering sakit?" Tanya Zhan, betapa khawatir nya dia saat dulu bertemu dengan ibunya yang kesakitan

"Ibu juga baik."

"Ah– ini pasti YiRan, kan?"

YiRan yang masih setengah mengantuk, menatap wanita itu. "Siapa ini, Paman?" bisiknya pada Yibo.

"Nenek," jawab Xiaozhan sambil tersenyum, lalu menunduk sedikit untuk membujuk anaknya agar menyapa. "Sapa nenek, ayo."

"Mmm" anak itu menggeleng, dia menolak berkenalan karena malu.

"Dia malu sepertinya, maaf bu."

Ibunya mengangguk dan matanya berbinar. "Oh, dia manis sekali!" katanya, "benar kata Yibo, dia mirip sekali denganmu. Tapi hidungnya ini sedikit besar mirip dengan Yibo." Ujarnya kemudian terkekeh

"Ayo masuk."





Setelah obrolan singkat di ruang tamu, sang ibu mengajak makan siang bersama. Suasananya terasa hangat, meskipun Xiaozhan masih sedikit canggung. Namun, melihat cara ibu mertuanya memperlakukan putranya dengan penuh kasih sayang, Xiaozhan merasa lega.

Ketika YiRan mulai bermain di halaman depan bersama ayahnya, ibunya menarik menantunya untuk berbicara lebih pribadi.

"Zhan," katanya, suaranya lembut namun serius.

My Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang