Xiao Zhan mengerjapkan matanya perlahan begitu terbangun. Kemudian tertegun begitu sadar bahwa dirinya sedang dikompresi dengan handuk hangat. Yibo juga sudah tidak ada di sisinya. Dia melepaskan kompresnya dan bangun dari tempat tidur. Mengatur pakaian tidur dengan benar sebelum berjalan ke luar.
Rupanya Wang Yibo sedang ada di dapur, menemukan suaminya yang sedang sibuk memasak sesuatu. Yibo menoleh sekias mendengar Zhan memanggil, senyumnya langsung merekah.
"Sudah bangun," ucap Yibo, langsung mendekatinya. "Bagaimana perasaanmu, masih merasa tidak enak badan?"
"Tadi pagi kamu melindur membangunkanku karena tidak enak badan. Aku merasa kamu itu demam. Badanmu panas, jadi aku kompres." Dia menyentuh kening dan pipi Xiaozhan, "tapi sekarang sudah tidak separah tadi pagi."
Xiaozhan mengangguk, tidak mengatakan apa-apa. Pikirannya masih menghubungkan titik-titik yang terjadi semalam.
Yibo menggenggam tangan Xiaozhan dengan lembut. "Kemarin kamu terlalu kelelahan sepertinya,"
Membiarkan Yibo menariknya ke meja makan, di mana semangkuk sup hangat sudah menunggu.
"Aku bangun siang Yibo, maaf," ucap Zhan akhirnya
Yibo menggelengkan kepala, senyumnya tetap lembut. "Kamu memang butuh istirahat yang cukup." Jawabnya, sembari menarik kursi untuk Xiaozhan duduk.
Xiaozhan memandang sup di hadapannya. Uap panasnya menghangatkan udara di sekitar meja, aroma rempahnya menggoda selera.
"Sup nya ibu yang buat, dia datang pagi-pagi bantu aku masak."
"Ibu jauh-jauh datang ke sini hanya untuk ini?"
"Tidak juga. Semalam ibu memang sempat mengabari mau ke sini, dia mau bertemu Yiran-"
Xiaozhan menangkup kedua pipinya hingga timbul bunyi tepakan ringan, "Aku lupa, Yibo. Jam berapa sekarang... dia kan harus sekolah." Xiaozhan langsung berdiri lagi tapi langsung di sela Yibo
"Hari minggu, Zhan... Yiran juga tidak ada, dibawa ibu pergi jalan-jalan." Yibo menghela napasnya, "kamu ini kenapa jadi linglung... padahal bukan kamu yang minum semalam."
Xiaozhan terdiam sejenak mendengar ucapan Yibo, sepertinya pikirannya memang kacau sejak bangun tadi. Dia duduk kembali, menenangkan dirinya sambil menatap sup hangat di hadapannya.
"Makan dulu. Kamu butuh energi,"
Xiaozhan mulai menyendok sup itu. Rasanya hangat dan enak, sedikit membantu mengurangi rasa pusing yang masih menggantung. Dia menatap Yibo yang tampak santai saat kembali ke dapur.
"Kamu kenapa bicaranya seperti itu?" tanya Xiaozhan akhirnya,
Beberapa saat kemudian, Yibo kembali dengan membawa semangkuk bubur putih yang masih mengepul, dengan topping kuning telur asin, dan potongan kecil ayam rebus.
"Seperti apa?"
"Marah padaku," Xiaozhan menjawab ragu, tatapannya menembus mata Yibo.
Yibo menghela napasnya, menyandarkan punggungnya ke kursi. "Aku tidak marah."
Xiaozhan mengangguk cepat, lalu menatap hidangan baru di depannya. "Kamu yang masak ini?"
