10 - Suspicious

510 27 1
                                    

Mulmed : MY QUEEN!!

-Queen POV-

"START!!" Aku berteriak saat Daniel dan Ken sudah berada di dalam kuda-kuda mereka. Ken melayangkan pukulan kearah wajah Daniel namun dengan secepat kilat Daniel menghindar. Kini Daniel melayangkan tinjuannya ke arah wajah Kenneth yang dengan tepat mengenai tepi wajah Kenneth. "Ha! I told you before Ken. You will die!" seruku senang.

Astaga sudah lama sekali rasanya semenjak aku dapat memberi pelajaran pada sepupu menyebalkan ini. "Shut up!!" Dia berteriak padaku, yang ku sambut dengan tawa kemenangan. Kulihat berikutnya Ken memberikan tinjuan ke tulang rusuk Daniel yang tepat mengenainya. "Not bad, young master." Ujar Daniel memujinya.

Aku tercengang. Apa-apaan dia memuji pria menyebalkan itu?!

"Shut up." Seru Ken pada Daniel. Ken kembali melayangkan tinjunya ke arah wajah Daniel dengan cepat Daniel menutupi wajahnya dengan lengannya sebagai defense. Ken terus melayangkan tinju yang dapat dengan mudahnya di hindari oleh Daniel. "Berhenti melakukan pertahanan dan serang aku!" pekik Ken kesal karena sedari tadi hanya dia yang menyerang.

"No, I can't do that." Ujar Daniel yang membuat kedua alisku bertaut. "Just hit me!"

"No, young master." Ujar Daniel lagi. Ada apa dengan dia? Membuatku kesal saja. "Buktikan padaku kau bisa melindungi gadis menyebalkan itu! Jika kau tidak bisa membuatku KO, kau tidak bisa menjadi bodyguardnya." Ujar Ken menyudutkan.

Sial Kenneth benar-benar menyebalkan. "I'm so sorry young master." Ujar Daniel cepat lantas melayangkan tinju sekuat tenaga yang tepat mengenai hidung Ken dan membuat pria itu terlempar kebelakang. Mulutku terbuka lebar saat melihat Kenneth terkapar tak berdaya di atas ring. "Astaga apa dia pingsan?!" seruku antusias. Aku mungkin sudah gila berseru senang saat saudaraku dihajar telak oleh bodyguardku sendiri.

"OH GOD! Young MASTER!!" Daniel beranjak cepat menghampiri Ken yang memejamkan matanya. Aku beranjak naik ke atas ring, berjongkok di samping Ken yang terlentang di atas ring. "Astaga Ken, dia baru menghajarmu satu kali." Desisku saat kulihat Ken mengerjapkan matanya.

"Hidungmu berdarah." Ujarku lagi sembari menunjuk hidungnya dengan jari telunjukku. "WHAT?!!" serunya sembari bangkit, lantas mengusap hidungnya yang berdarah dengan lengannya. "Shit!" desisnya sembari menatap Daniel yang berlutut di sampingnya.

"Apa kau merasa mual Tuan? Telingamu berdengung?" tanya Daniel pada Kenneth. "Tidak, kepalaku hanya terasa sedikit pusing."

"Jika Tuan mengalami gejala tadi katakan padaku." Ujar Daniel sembari kembali memakai kemejanya dengan cepat. Sial, lihat otot yang terbentuk sempurna di dada dan lengannya. Gosh, wake up Queen. He is your bodyguard.

"He is okay." Ujarku sinis. "Let's go back to the apartment." Ujarku sembari berdiri dan menyodorkan tanganku untuk membantu Ken bangkit berdiri. Dia menatap tanganku terheran-heran, namun detik berikutnya dia menggamit tanganku. Dengan sedikit terhuyung akhirnya Ken dapat beralih bangkit, Daniel menyodorkan t-shirt dan jacket milik Ken. "Aku akan menunggu di mobil." Ujarku datar sembari kemudian melepaskan genggaman Ken dan beringsut menuruni ring lantas berjalan keluar menuju mobil.

Tak sampai sepuluh menit menunggu Ken datang dengan Daniel yang membantunya berjalan. Astaga sepertinya pukulan Daniel benar-benar keras sampai Ken bahkan tak mampu berjalan sendiri. Daniel membukakan pintu mobil untuk Ken. "Tuan ingin kita pergi ke rumah sakit?" tanya Daniel pada Ken saat dia masuk ke kursi di samping supir.

"Kita berangkat pak." Ujar Daniel pada supir. "Tidak perlu, aku hanya ingin tidur sekarang. Mungkin ini akibat jetlag juga." Jawabnya. "Kau yakin?" tanyaku.

QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang