26 - You Stole My Heart

357 27 2
                                    

-Author POV-

"Apa kau ingin menyuruhku masuk ke dalam seperti pengawalku yang lain?" Tanya Queen sembari mengalihkan pandangannya dari Hayden. "Tidak." Ujar Hayden yang membuat Queen langsung kembali menoleh menatapnya.

"Aku ingin menemanimu disini." Ujar Hayden bersungguh sungguh, Queen tidak mendengar nada bercanda di dalam perkataannya itu. Hayden membuka jaket kulit yang dikenakannya kemudian menyelampirkan jaket miliknya di punggung Queen. Bahkan Hayden merapatkan duduknya dengan Queen, memastikan gadis itu merasa hangat.

"Apa yang kau inginkan dariku? Bukankah kau sudah punya kekasih?" Tanya Queen menatap ke kedua mata hazel milik Hayden. "Aku?... Siapa?" Tanya Hayden sembari menyandarkan kepalanya ke sofa. Queen mengernyit melihat tingkah pria itu yang sungguh tidak bisa dimengerti olehnya.

"Gadis yang saat itu bersamamu... Ekh..." Queen mencoba keras untuk mengingat sosok gadis itu. "Ah, aku pernah melihatnya, Anastasia, benar... bukankah dia pacarmu?" Tanya Queen. Hayden tersenyum kecil, pria itu tak percaya Queen lebih penasaran tentang siapa pacarnya bukan merisaukan tentang kenyataan bahwa dia bukanlah seorang bangsawan, lagi.

"Anna? Bukan. Dia... Hmmm, aku sendiri bingung menjelaskannya. Kami bukan teman, tapi kami dekat... Kami teman, tapi dia membenciku. Haha." Ujar Hayden dengan tawa. "Kau tidak mungkin pergi dengan seseorang yang kau benci... itu tidak masuk akal." Ujar Queen menyanggah pernyataan Hayden.

"Aneh."

"Apa?" Tanya Queen.

"Kau tidak banyak bicara belakangan ini, bahkan pada pengawal pribadimu itu. Reeves... ah Daniel Reeves."

Queen terhenyak, Hayden benar. Setelah kenyataan yang terjadi hari ini dia benar benar kehilangan gairah untuk melakukan apapun bahkan untuk berbicara. Tapi kenapa saat pria yang duduk disampingnya ini mengajak bicara, Queen tidak bisa menghiraukannya?

"Aku senang."

"Huh? What?" Tanya Queen heran menatap Hayden yang masih bersandar di sofa dengan salah satu tangannya yang dilipat dibelakang kepala. "Aku senang kau seperti ini, kau bahkan menangis di pelukanku tadi, bahkan sekarang kau mau berbicara padaku disaat kau tidak ingin berbicara dengan siapapun. Aku senang."

Queen terdiam. "Dan aku mau minta maaf." Ujar Hayden bangkit dari posisi bersandarnya untuk menatap Queen lebih dekat. "Untuk segalanya, maaf karena aku mencuri ciumanmu, maaf karena aku membuatmu takut di hari itu, maafkan aku karena pernah mengancam untuk membunuhmu, tapi aku tidak pernah sedikitpun berniat untuk membunuh. Tidak sekalipun." Ujar Hayden yang membuat Queen hanya bisa membalas pandangannya.

Mereka hanya bisa saling menatap selama beberapa puluh detik. "Aku rasa, itu semua adalah hal yang sulit untuk bisa dimaafkan." Ujar Queen akhirnya.

"Aku tahu." Hayden tersenyum tipis.

"Aku hanya ingin mengatakan itu, aku tidak berharap mendapatkan pengampunan darimu. Tapi aku hanya ingin kau tahu bahwa aku tidak pernah membunuh seorangpun di dalam hidupku. Walaupun nyaris... aku nyaris membunuh pengawalmu itu." Sambung Hayden.

"Aku tidak bisa melupakan kejadian dipesawat itu. Hari itu salah satu pengalaman mengerikan yang tidak pernah bisa aku lupakan." Ujar Queen. Hayden terdiam, pria itu membelai lembut rambut Queen. "Aku juga. Karena aku dapat mencuri satu hal yang tidak pernah kubayangkan."

"Apa itu?" Tanya Queen merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Rasa takut dan perasaan yang lain bercampur menjadi satu kapanpun gadis berambut pirang itu bersama dengan pria yang berada dihadapannya ini. "Ini..." ujar Hayden lantas mengecup bibir Queen, Hayden hanya menempelkan bibirnya dengan bibir Queen sepersekian detik sebelum akhirnya pria itu melepaskannya.

"Maafkan aku ... Aku tidak seharusnya seperti ini... Kau benar benar membuatku menjadi gila." Ujar Hayden sembari kemudian berdiri dan mengalihkan pandangannya dari Queen. Hayden tidak bisa menahan gejolak di dalam dadanya yang begitu membara kapanpun dia berada dekat dengan gadis itu.

'Ini gila! Apa kau sudah gila Hayden? Bagaimana dia mau memaafkanmu jika kau terus bersikap kurang ajar dengan mencuri ciumannya seperti itu?' Otak Hayden berseru keras, menampar hatinya yang selalu sulit untuk bisa dikendalikan tidak bisa menahan pesona seorang Queen.

"Apa kau sudah gila? Apa yang baru saja kau lakukan hah?" Queen ikut beralih bangkit dan berdiri di belakang Hayden. "Kau benar benar seorang penjahat, kau harus tahu itu! Bagaimana bisa semua ini terjadi padaku? Kenapa aku bukan seorang bangsawan meskipun aku besar di istana? Kenapa?"

"Kenapa kau baru memberitahuku kalau aku bukan bagian dari kerajaan ini? Kenapa kau baru memberitahuku bahwa aku adalah anak menyedihkan yang diangkat sebagai anak karena aku menyedihkan!"

"Apa aku terlihat sangat menyedihkan bagimu!!" pekik Queen yang membuat Daniel mampu mendengar teriakan Queen dari dalam apartemen, pria itu langsung berlari kearah balkon dan berdiri di ambang pintu tanpa mampu membukanya,

Hayden berbalik dan melihat Queen menangis terisak. "Queen..."

"Tidak, kau tidak berhak memanggil namaku. Kau benar benar orang yang jahat, apa kau sadar apa yang telah kau curi selain ciuman itu?!" ujar Queen dengan suara parau. Hayden terdiam, tak tahu harus berbicara apa. "Hatiku..." sambung Queen dengan isakkan.

"Kau mencuri hatiku... sekarang aku minta padamu, kembalikan..." isaknya lagi. Hayden meraih tangan Queen dan menarik gadis itu kepelukannya. Queen terhenyak dan bukannya berhenti, gadis itu semakin terisak di dalam dekapan Hayden. "Sudah kubilang, aku selalu memikirkanmu... bangsawan... ataupun rakyat biasa. Apa artinya itu? Kita semua sama, hanya harta yang membedakan." Ujar Hayden sembari membelai rambut Queen, menenangkan gadis itu.

"Bahkan jika semua orang di dunia ini menodongkan pistol ke kepalaku, memaksaku untuk mengatakan kenyataan ini. Aku tidak akan pernah mengatakannya... aku tidak akan pernah mengatakan kepada dunia bahwa kau bukanlah keturunan kerajaan Inggris. Aku tidak pernah mengatakannya, tidak akan..." ujar Hayden menekankan kalimat terakhirnya.

Pria itu bersungguh sungguh, bahkan jika akan mati, dia tidak akan pernah mengatakan kenyataan ini kepada dunia. "Dan satu hal lagi, kau ingin aku mengembalikan hatimu?... tidak akan, aku tidak akan pernah mengembalikannya... karena aku yang akan memilikinya."

Tbc~

QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang