40 - Never Let You Go

287 13 1
                                    

-Queen POV-

Matahari bersinar terang, aku mendongak keatas melihat langit biru terang dihiasi awan yang berjalan beriringan seirama. Menikmati semilir angin yang menyisir rambut dan kulitku memberikan kesejukan. Sampai kemudian kurasakan sebuah tangan besar yang hangat menggamit tanganku, melengkapi setiap sela jariku dengan jemari besarnya. Aku menoleh dan melihat senyuman sumringah seseorang yang sangat kucintai.

"I love you." Ujarnya dengan senyuman lebar yang terdengar seperti matra bagiku, yang membuatku ikut tersenyum lebar padanya. Dia melangkah kemudian berdiri tepat dihadapanku, melepaskan genggaman tangannya dariku lantas merengkuh wajahku dengan kedua tangannya, aku hanya bisa mendongak menatap mata cokelat muda sebening madu miliknya.

Sorot matanya sedih, ekspresi wajahnya berubah seratus delapan puluh derajat. Dia mencium bibirku dengan lembut, aku terus menatap matanya, saat dia melepaskan ciumannya dariku. Sorot matanya menunjukkan rasa penyesalan yang mendalam, dia mendekapku kedalam pelukannya. Aku menikmati aroma tubuhnya, bagaikan hujan yang jatuh menyirami tanah kering, aku menyukai aromanya selayaknya aroma hujan yang jatuh di hari yang kering.

Aku memejamkan mataku, menikmati aroma itu. Lalu tiba tiba aku merasakan pelukannya menghilang dan benar saja saat aku membuka mataku aku tidak bisa melihatnya, aku tidak dapat menemukan sosoknya dimanapun.

"Hayden?"

"Hayden??" Dengan suara lirih air mata mulai menetes dari kedua mataku.

Aku terus melihat ke sekeliling, berlari meneriakkan namanya. "Hayden?!!"

***

"Queen?! Queen??" Seseorang memanggil namaku, saat aku membuka mataku wajah Hayden dengan kedua mata yang sembab menatapku. "Hayden?"

"Kau bermimpi buruk? Tentangku?" tanyanya padaku.

Aku tersenyum kecil lantas menarik tubuh Hayden kepelukanku, tubuhnya yang besar nyaris tidak bergeming saat aku menariknya. Dia hanya bisa tertawa kecil lantas menggerakan tubuhnya untuk mendekat kepadaku. Aku melingkarkan kedua tanganku di tubuhnya yang besar, memeluknya. "It was a good dream, but a nightmare at the same time."

"Bagaimana bisa seperti itu?"

"Aku tidak yakin dengan detilnya, tapi yang jelas aku bermimpi kau ada disampingku, tapi kemudian kau menghilang." jawabku yang membuat Hayden mempererat pelukannya padaku. "Apa yang akan terjadi padaku nanti disaat semua orang mengetahui bahwa aku bukanlah keturunan kerajaan inggris? Apa... ini hal yang benar, untuk dilakukan?"

Aku mendengar Hayden menghela nafas panjang, apa dia juga berpikir bahwa mungkin ini adalah ide yang buruk. Tapi apa mungkin aku berpura pura untuk menjadi keluarga kerajaan seumur hidupku, walaupun aku tahu kenyataannya. Rasanya semua itu jauh lebih salah.

"Apapun yang terjadi, aku akan selalu ada untukmu. Aku akan ada disini." Aku tersenyum saat merasakan Hayden mencium keningku. "Ah, tapi aku melupakan sesuatu. Pengawalmu ada disini."

Aku mendongak untuk menatap Hayden. "Daniel?"

"Yeah, he's outside."

"What time is it?" tanyaku sembari bangkit dan duduk di atas ranjang.

"Around nine. Why?" Hayden bertanya sembari ikut duduk disampingku. "Apa kau ingin langsung kembali ke istana?"

"Tidak."

"Tapi kau harus kembali, Reeves mungkin akan kesulitan jika kau tidak kembali ke istana secepatnya."

Apa yang akan berubah? Jika aku kembali ke istana sekarang ataupun tidak kembali sama sekali. Tidak ada yang akan berubah. Aku akan tetap memilih Kenneth untuk mengambil takhta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang