38 - He is in a Coma

178 13 0
                                    

-Author POV-

Satu minggu masa berkabung telah berlalu, selama satu minggu itu Hayden hanya bisa menatap kosong keluar jendela apartemennya. Tidak banyak yang bisa dilakukannya selain memutar memori disaat masa-masa indahnya bersama Queen yang bahkan hanya sedikit mereka lalui bersama.

Kebersamaannya dengan Queen seperti sebuah permen kapas, yang begitu manis namun hanya sekejap lalu menghilang. Waktu begitu cepat berlalu, namun tidak mudah dilupakan.

"Boss, satu minggu sudah berlalu, semua orang sudah kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa. Bandara juga telah dibuka, apa kita akan kembali ke Los Angeles sekarang?" tanya anak buah Hayden yang langsung membuat pria itu membuyarkan lamunannnya.

"Entahlah David."

"Ada apa boss? Aku tidak pernah melihatmu seperti ini sejak pembajakan pesawat itu. Jangan bilang jika kau benar benar jatuh cinta pada gadis itu?"

Hayden membalikkan tubuhnya menghadap kearah bawahannya yang paling setia itu. "David, kau sudah bersama denganku begitu lama. Kau tahu betul bahwa wanita adalah salah satu dari hiburan untukku, aku tidak pernah serius dengan mereka dan hanya menganggap mereka adalah sebuah kesenangan belaka..." Wajahnya berubah sedih. "Tapi kali ini berbeda, dia tidak pernah sedetikpun keluar dari pikiranku, tidak peduli betapa aku telah mendorongnya jauh, dia selalu kembali. Tidak peduli aku mengatakan dengan keras bahwa aku tidak pantas untuknya. Tapi aku tetap menginginkannya."

Pria berparas amerika latin bernama David itu menelan air liurnya paksa, sungguh dia tidak pernah melihat sosok yang paling ia hormati menjadi seperti ini. "Aku adalah seorang penjahat David, sampai kapanpun aku tidak akan pernah pantas untuknya. Tidak peduli betapa aku mencintainya."

"Kau bodoh boss." Ujar David tercekat karena dibalas tatapan tajam oleh Hayden.

"What?!"

"Kau bodoh!!" pekik David memberanikan diri memberikan cacian pada pria yang sangat dikaguminya itu. "What is so wrong about love?!"

"David..." Hayden menghela nafas berat.

"Kau bodoh karena menganggap dirimu tidak pantas untuk Puteri Queen. Karena dari yang aku tahu setelah aku mengikutimu selama delapan tahun, kau adalah pria yang paling luar biasa dari semua orang yang kukenal."

"Aku tahu kita memang melakukan banyak kejahatan, kita merampok, kita hampir membunuh seseorang." Ujar David yang membuat Hayden teringat dia hampir membunuh pengawal pribadi Queen, Daniel Reeves.

"Tapi yang mungkin para anggota tidak tahu, kau memberikan semua harta itu untuk hampir semua panti asuhan di Amerika."

"What? How do you know that?" tanya Hayden sembari melangkah angkuh ke arah David bawahannya itu. Tidak pernah ada satupun bawahannya yang tahu, bahwa harta curian bagian Hayden diberikan seluruhnya untuk panti asuhan.

"Dulu pertama kali aku bergabung denganmu dan teman teman yang lain, kita melakukan perampokan karena untuk bersenang senang, menghabiskan uang di klub, menyewa pelacur semalam suntuk, membeli narkoba, berjudi. Tapi kau selalu pergi disaat kita sukses merayakan misi. Lalu aku mengikutimu diam diam, kau pergi sendirian ke pinggir kota dan berhenti di sebuah panti asuhan kumuh. Kau memberikan satu koper penuh uang dan perhiasan hasil curian kepada mereka."

Hayden terdiam tak bisa berkata apapun. "Dan karena selama ini kau yang selalu memilih target perampokan untuk tim. Aku menyelidiki latar belakang mereka, anehnya kau selalu memilih pejabat kotor yang memang terkenal mulus dalam melakukan korupsi, atau pejabat yang melakukan penjualan ilegal. Saat itu aku terkejut, bagaimana jika boss yang selama ini aku kagumi ternyata hanyalah seorang berhati baik yang memakai sebuah topeng pemangsa?"

QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang