-Author's POV-
'Sebenarnya apa motifku mengatakan semua itu padanya? Aku tidak ingin dia terluka? Itu benar, sudah tugasku untuk menjaganya untuk tidak terluka. Tapi apa yang dikatakannya memang benar, bukan tugasku untuk menjaga hatinya.' Daniel bersuara jauh di dalam pikirannya.
Daniel terdiam hanya bisa menatap Queen dengan hatinya yang terasa sakit dan juga relung dadanya yang terasa sesak seakan tercekik. Tercekik akan kata-kata Queen yang kejam, yang jauh lebih terasa sakit saat Daniel mulai menyadari perasaannya pada Queen.
Semula cacian dan makian Queen dulu hanyalah lemparan kapas kecil yang tak terasa dan hanya membuat Daniel merasa tergelitik. Namun sekarang, cercaannya terasa seperti ribuan busur panah yang menembus tubuh Daniel.
"Cukup, Reeves. Aku tidak ingin bertengkar denganmu. Kau tahu alasanku mengusir mereka, aku hanya tidak ingin mereka mengetahui siapa aku. Hanya kau yang dapat kupercaya..." raut wajah Queen berubah melembut. "dan aku tidak ingin bertengkar denganmu lagi." sambung Queen yang membuat Daniel menghela nafas berat.
"Hari ini aku tidak ada jadwal apapun bukan? Aku akan pergi bersama Hayden." Ujar Queen dan langsung berjalan pergi ke atas menuju kamarnya. "Baiklah Nona."
Sementara Queen berada di kamarnya, Daniel hanya menatap keluar kaca jendela gedung. Menatap kosong dengan pemikiran, pernyataan yang melayang layang dikepalanya.
'Tidak apa selama aku berada di sisinya.'
'Tidak apa selama aku bisa melindunginya. Tapi bagaimana bisa aku melindunginya jika ia sendiri yang mendatangi sumber bahaya itu?'
'Apakah tidak apa-apa jika dia mencintai pria itu? Sumber bahaya itu? Sementara aku disini mencintainya dan ingin melindunginya, apa yang harus aku lakukan?'
Sekitar empat puluh lima menit kemudian Daniel melihat Queen melangkah menuruni tangga, dia terlihat cantik dengan kemeja putih serta celana levis biru. Tak peduli apapun yang di kenakan Queen, gadis itu terlihat selalu cantik di berbagai kesempatan.
"Aku akan turun kebawah, Hayden mengajakku ke suatu tempat. Tapi kali ini kumohon biarkan aku pergi sendiri." Ujar Queen menatap Daniel lurus-lurus. Daniel mengerutkan keningnya. "Tapi tugasku adalah melindungimu, bagaimana bisa aku membiarkanmu pergi dengan orang yang membuatmu nyaris kehilangan nyawamu Nona?"
"Dia akan menjagaku, dia tidak akan melukaiku."
"Aku tidak percaya."
"Kau tidak percaya padaku?" tanya Queen dengan bibirnya yang berwarna merah terbuka tak percaya. "Tidak. Aku tidak percaya pada laki-laki itu."
"Entah bagaimana tapi aku percaya dia bukanlah orang yang jahat." Ujar Queen yang membuat kedua mata Daniel membulat. "Apa mungkin... Nona, jatuh cinta padanya?" tanya Daniel dengan nada suara kecil yang mampu di dengar oleh Queen.
"Ya... Aku jatuh cinta... padanya."
Mereka berdua terdiam tenggelam di pikiran masing masing. Setelah keheningan beberapa menit itu, Queen mulai membuka suaranya. "Jika tidak ada yang kau ingin katakan lagi, aku akan pergi. Jangan kau ikuti kami... kumohon." Ujar Queen dengan nada bergetar di kata terakhir.
"Apa Nona lebih memilih pergi berjalan kearahnya dan membahayakan keselamatanmu, dibanding tetap bersamaku disini sebagai pewaris kerajaan Inggris? Aku adalah pengawalmu Nona, aku harus menjagamu, karena Nona adalah amanat yang diberikan oleh Raja."
Queen berhenti melangkah saat tangannya hampir menggapai pintu. Gadis itu berbalik lantas menatap Daniel dari kejauhan. "Jika memilih diantara Hayden dan kau adalah sebuah pilihan yang akan menentukan hidupku, memilih diantara menjadi seorang yang bukan bangsawan atau bangsawan. Aku akan memilih takdir hidupku..." Air mata mulai menggenang di kedua mata Queen. "takdirku mengatakan bahwa aku bukanlah anak dari Ayah dan Ibuku, itu berarti aku bukanlah seorang bangsawan."

KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN
FanfictionQueen Alessandra Young adalah seorang cucu dari seorang Raja, gadis itu memiliki segalanya : - Kecantikan ; Queen memiliki paras yang sangat cantik bahkan mampu di sejajarkan dengan Model dan artis papan atas Hollywood. Kecantikannya mampu membuat p...