Hello, guys...... sebelum membaca chapter di bawah, mau ngasih 'warning' dulu, nih, hehe.... Dikarenakan beberapa minggu ini aku dibuat galau sama Descendants Of The Sun (salahin Dae Young dan Myung Ju) jadilah pikiranku sering salah fokus :D Maaf kalau kelanjutannya yang sekarang ngecewain kalian, ya,,,,, Ntahlah yang kemarin pada baper udah bisa sembuh atau belum :p
Akhir kata..... selamat menikmati ^^
Tadi aku menghubungi Yuri. Ia mengatakan kalau sejak tengah malam, Taeyeon berada di rumah sakit. Taeyeon kolaps tepat setelah ia menyelesaikan jadwal nya di siaran radio Jonghyun-ssi. Menurut dokter, apendic Taeyeon mengalami peradangan, sehingga harus segera dilakukan operasi atau akibatnya lebih fatal lagi.
"Bagaimana? Bisa?"
Yongbae menggeleng. "Tidak diangkat. Tunggu sebentar. Aku coba lagi."
Jiyong mengangguk pasrah. Jadwal nya baru berakhir menjelang malam. Ia terus mencoba menghubungi Taeyeon namun tidak bisa. Karena itulah ia meminta bantuan Yongbae untuk menelepon Yuri.
"Yeobseyo, Yuri-ya. Maaf mengganggumu."
"Jiyong ingin menjenguk Taeyeon. Bisa kau berbicara langsung saja padanya?"
"Terima kasih,"
Yongbae kemudian memberikan ponselnya pada Jiyong yang duduk di kursi penumpang. Mereka berdua memang berada di basement rumah sakit. Seusai schedule mereka, Jiyong terburu meninggalkan agency. Untung saja Yongbae menawarkan diri untuk ikut. Ia tahu kalau sahabatnya itu tengah kacau dan tidak mungkin dibiarkan mengemudi sendiri.
"Yeobseyo, Yuri-ssi. Ini aku Jiyong. Bagaimana Taeyeon sekarang?"
"Kapan aku bisa menemuinya?"
"Baiklah. Terima kasih, Yuri-ssi."
"Bagaimana?" tanya Yongbae.
"Tidak bisa sekarang. Manager mereka sedang ada disana. Terlalu beresiko jika aku datang. Besok Yuri akan membantuku." Ia menyodorkan kembali ponselnya milik Yongbae. "Terima kasih. Maaf hari ini aku banyak merepotkanmu."
"Tidak apa." Yongbae menghidupkan mesin mobil. "Aku akan segera memberitahumu jika Yuri menghubungiku lagi. Besok aku akan mengantarmu."
***********
Kamar VVIP bernuansa putih itu tampak sunyi setelah sosok yang terbaring di dalam nya tertidur. Ia terlelap dengan jarum infus yang tertancap di pergelangan tangan kirinya. Wajah nya masih menunjukkan keletihan. Membuat kulitnya yang putih menjadi semakin pias.
"Taeyeon sudah baik-baik saja. Kau jangan memasang raut wajah seperti itu,"
"Kau harus nya bercermin, Soo," Yuri tersenyum tipis. "Dia sukses membuat kita semua datang ke rumah sakit dalam waktu dua puluh menit. Meski sekarang sumber kesakitannya sudah menghilang, tapi tetap saja kekhawatiranku padanya belum berkurang. Jika dia tidak pingsan saat itu, aku yakin, dia masih akan terus menjalani schedulenya."
Sooyoung kemudian duduk dan menggenggam telapak tangan kanan Taeyeon. "Dia tetaplah seorang Taeyeon yang selalu mengesampingkan dirinya sendiri. Tadi siang saja, beberapa saat setelah terbangun, ia langsung meminta maaf dan menanyakan perkembangan jadwal rilis album kita. Andai saja kau lihat sendiri, Yul, dia memaksa oppa agar tetap melanjutkan jadwal yang telah kita sepakati saat meeting kemarin. Ia tidak ingin menghambat hanya karena kondisinya saat ini."
Yuri menggelengkan kepala. "Yang aku inginkan hanyalah dia segera membaik."
"Kau tenang saja. Rasa sakit yang dia rasakan hanya efek dari operasinya. Tapi, masa pemulihannya memang tergantung pada daya tahan tubuhnya. Dokter mengatakan bahwa Taeyeon juga kelelahan. Aku rasa, mulai saat ini, kita harus bersikap keras padanya agar ia memperhatikan kesehatannya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey
FanfictionDua anak manusia yang terlalu rumit hanya untuk saling memiliki. Bersembunyi hanya untuk saling merengkuh dan mengucap kata cinta. Haruskah mereka menyerah saat dunia seakan terus menyerang? Atau, tetap melawan meski harus mati? Terkadang, c...