Chapter 22

3.2K 410 25
                                    

"Annyeong,"

Perempuan yang membuat ketujuh member terperangah menyapa kaku. Kedua tangannya mencengkram erat tali tas untuk menutupi kegugupannya. Ia tidak menyangka jika harus berhadapan dengan mantan satu grupnya. Ia hanya mempersiapkan dirinya untuk bertemu Taeyeon. Bukan dengan yang lain.

"Hi, what are you doing here?" tanya Tiffany setelah beberapa saat berdamai dengan keterkejutannya.

"Hmmm... Apa Taeyeon ada?"

"Taeng!" pekik Sunny seakan teringat tujuan mereka bergerumul di depan pintu. "Kita harus ke rumah sakit!"

"Rumah sakit?"

"Mianhae, Unni. Kami harus segera pergi." pamit Seohyun."Taeyeon Unni sakit."

"Boleh aku ikut?"

Sunny mengangguk. "Kau bawa mobil atau mau ikut denganku?"

"Aku mengikuti kalian dari belakang."

"Baiklah. Kajja!"

Mereka bergegas menuju tempat parkir. Sunny, Yuri dan Hyoyeon ikut bersama Tiffany, sedangkan Seohyun dan Sooyoung ikut ke mobil Yoona.

"Yang datang itu benar Jessica, kan? Jung Sooyeon?" tanya Sunny yang duduk di samping Tiffany.

"Matamu belum rabun, Sunny-ah."

"Bukan begitu. Aku hanya tidak mengerti, untuk apa dia tiba-tiba ingin bertemu Taeyeon? Darimana dia tahu alamat dorm baru kita?"

"Yakinlah bahwa akupun memiliki pertanyaan yang sama denganmu." jawab Sooyoung. "Apa dia ada di belakang kita?"

Hyoyeon menoleh ke arah belakang. "Ya. Setelah mobil Yoong."

"Aku tidak salah mengajaknya ikut, kan?"

"Tidak. Kau tenang saja." jawab Tiffany. "Memang mengejutkan tapi kuharap ini awal yang baik untuk kita."

Setelahnya hanya keheningan yang menemani perjalanan mereka. Kedatangan Jessica yang lima tahun terakhir ini 'menghilang' dari kehidupan para member benar-benar sukses membuat mereka tercengang.

***********

Kepala yang berdenyut nyeri juga cahaya yang menyilaukan indera penglihatannya adalah dua hal pertama yang ia rasakan ketika membuka mata. Ia tanpa sadar mengerang pelan saat mencoba untuk menggerakkan tubuhnya.

"Taeyeon? Kau mendengarku?"

Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Mencoba beradaptasi sampai akhirnya bisa melihat dengan jelas sosok yang berada di sisi kanannya. "Jiyong?"

"Thanks God!" tangan kiri Jiyong terulur menekan interkom di belakang ranjang. "Ya. Ini aku." Ia mencondongkan tubuhnya ke arah Taeyeon. Tangan kanan gadis itu kembali digenggam erat kedua tangannya.

"Aku dimana?"

"Rumah Sakit. Apa yang kau rasakan?"

Sebelum Taeyeon sempat menjawab, dokter jaga dan dua orang perawat masuk. Ia tersenyum kepada Jiyong lalu memeriksa keadaan Taeyeon.

"Bagaimana, Dokter? Apa kondisinya membaik?"

Wanita separuh baya yang masih terlihat cantik itu mengangguk. "Denyut jantungnya kembali normal. Demamnya juga menurun. Hanya saja tekanan darahnya masih cukup rendah. Untuk malam ini biarkan Taeyeon-ssi memakai bantuan oksigen agar dapat nyaman beristirahat. Untuk mengurangi pembengkakan pada tenggorokannya, kami akan memberi obat melalui injeksi karena Taeyeon-ssi belum bisa menelan makanan. Jangan dipaksakan untuk berbicara banyak mengingat pita suaranya juga agak terganggu."

Our JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang