"Bagaimana kalau kita menikah tahun depan?"
"Uhm?"
"Kita menikah tahun depan." ulang Jiyong.
Taeyeon menarik diri dari pelukan Jiyong. Ia mendongakkan kepala dengan kening berkerut dalam. "Neo micheosseo?"
"Tidak,"
"Lalu?"
"Lalu apa?"
Taeyeon menghela napas panjang. Ia kembali menyandarkan dirinya pada Jiyong. "Apa tidak terlalu cepat? Berita pertunangan kita saja pasti akan menimbulkan reaksi besar."
"Aku tahu, Baby, tetapi bukankah nanti dan sekarang sama saja? Apa kau ingat? Di luar sana akan selalu ada yang berpikir kalau Kwon Jiyong tidak pantas untuk Kim Taeyeon ataupun sebaliknya. Aku tidak mau ketakutanmu menghalangi keinginanmu. Tidak jika berakhir dengan kita terpisah lagi." Jiyong terdiam sesaat. "Jadi, apa kau bersedia berganti nama menjadi Nyonya Kwon Jiyong tahun depan?"
Taeyeon perlahan mengangguk. Dia berusaha keras menyingkirkan pikiran-pikiran negatif dari dalam dirinya. "Aku bersedia, Jiyong."
Laki-laki itu tersenyum lalu mencium puncak kepala Taeyeon. "Terima kasih."
"Tolong ingatkan aku jika di perjalanan kita nanti aku meragu lagi. Kau harus selalu yakin kalau bukan kau yang membuatku bimbang. Sama sekali bukan. Kau mengerti maksudku, kan?"
"Aku mengerti, Baby."
"Setelah ini apa yang harus kita lakukan?"
"Hmmm... aku rasa seperti sebelumnya. Memberitahu para member, orang tua kita, sajangnim juga hyung."
"Sajangnim pasti memarahimu lagi."
Jiyong tergelak. "Gwaenchana. Yang pasti pada akhirnya dia akan selalu memberi izin padaku."
"Bulan apa kita menikah?"
"Oktober."
"Wae?"
"Kau menjadi kekasihku tujuh tahun lalu pada bulan November. Menjadi tunanganku di bulan Desember dan karena kita tidak mungkin melangsungkan pernikahan bulan depan, kuputuskan untuk melanjutkan rangkaiannya ke bulan Oktober saja. Bagus, kan?"
Taeyeon menepuk punggung Jiyong yang masih di dekapnya. "Sepertinya kau sudah mempersiapkannya dengan matang, Tuan Kwon Jiyong."
"Hanya untuk waktunya saja. Konsep pernikahan kuserahkan padamu. Kau ingin seperti apa?"
"Apa kau keberatan jika pernikahan kita nanti digelar secara tertutup dan dihadiri hanya oleh orang-orang terdekat kita saja?"
"Tidak masalah."
"Sungguh?" Taeyeon kembali mendongakkan kepalanya dan menatap Jiyong. "Kau benar tidak apa-apa meskipun seandainya banyak temanmu yang tidak kita undang? Relasimu jauh lebih banyak dibandingkan aku, Ji. Ah, Tidak. Tidak. Lupakan perkataanku tadi. Kita undang saja semuanya."
Jiyong tersenyum. "Tidak usah. Aku setuju dengan keinginanmu. Setelah itu.. Bagaimana dengan tempatnya?"
"Sebentar, tanggal berapa kita menikah?" tanya Taeyeon.
"27 Oktober. 18 dari tanggal kelahiranku. 9 dari tanggal kelahiranmu."
"Baiklah. Aku turuti saja perkataanmu, Tuan. Untuk tempatnya kita bicarakan nanti saja, ya. Aku ingin memilihnya dulu."
"Uhm. Tak apa. Jangan lupa juga kalau kau harus memilih rumah untuk kita tempati, Baby."
Taeyeon melepaskan pelukannya. "Rumah? Maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey
FanfictionDua anak manusia yang terlalu rumit hanya untuk saling memiliki. Bersembunyi hanya untuk saling merengkuh dan mengucap kata cinta. Haruskah mereka menyerah saat dunia seakan terus menyerang? Atau, tetap melawan meski harus mati? Terkadang, c...