Chapter 6

3.6K 487 23
                                    

Semua yang terjadi pada hidupnya selama ini membuatnya sadar bahwa tak semua yang dia inginkan bisa terwujud. Bahwa apa yang diputuskannya bukan hanya akan menjadi miliknya sendiri. Ada banyak perasaan yang menurutnya akan pula terkena akibatnya. Baik ataupun buruk. Ada hal-hal yang memaksanya untuk menampik nuraninya sendiri. Ada saat dimana dia harus mengingkari satu rasa hanya untuk menyelamatkan rasa hati yang lain.

Dia bisa saja bersikap egois dengan meneruskan apa yang telah dirajutnya. Bagaimanapun juga, bukan hal yang mudah untuk menemukan seseorang yang dapat memahami dirinya. Pria itu memang tak sempurna. Namun, hadirnya dan semua yang dilakukannya telah cukup untuk melengkapi hidupnya. Seakan mendapatkan teman untuk berbagi. Dia merasa terlindungidan dicintai.

Tapi hidup bukanlah negeri dongeng. Happily ever after seperti enggan untuk terlalu cepat menampakkan diri. Harapan yang sempat diutaskannya ternyata harus ia kubur kembali. Setidaknya untuk saat ini, ia harus melepaskan apa yang sempat menjadi miliknya. Entah untuk sementara atau bahkan selamanya.

Saranghae, Baby. Aku sangat mencintaimu.

Kalimat itu sangat jelas terdengar di kedua telinganya. Pelan namun penuh akan ketulusan. Kalimat yang dulu selalu membuatnya seakan tergenapi. Bukan hanya sekadar ucapan kosong yang hanya terucap di mulut saja.

Hati Taeyeon menjerit. Bahwa ia hampir saja kalah dengan kepura-puraannya. Ia tahu ketika sosok itu masuk dan mendekati tempat nya berbaring. Ia mendengar permintaan maaf dan semua rasa penyesalannya. Ia tidak tertidur. Taeyeon hanya benar-benar belum sanggup bertatapan langsung dengan Jiyong. Tidak kalau hanya untuk menyakiti pria yang sangat dicintainya itu.

Air mata yang sedari tadi terus saja ingin diakui kehadirannya akhirnya bertalu kemenangan. Taeyeon tak bisa lagi menahan tangis ketika Jiyong sudah menghilang dari dekat nya. Rasa rindu bercampur kesedihan membuat hatinya sesak. Ia sangat ingin memeluknya. Menciumnya dan membalas semua perkataannya. Jiyong tidak bersalah. Tak seharusnya ia meminta maaf atas kejadian malam itu. Dia lah yang sudah menorehkan luka dalam hubungan mereka. Taeyeon lah yang sudah memberi tanda berhenti.

Tangis Taeyeon semakin terdengar lirih. Ia berusaha mati-matian agar air matanya berhenti 'mencemoohnya'. Hatinya sakit? Sangat! Tapi, ia tahu bahwa jalan inilah yang harus dipilihnya. Seorang Kim Taeyeon bukan hanya miliknya saja. Ia akan menjadi orang jahat jika terus melanjutkan hubungan nya dengan Jiyong.

Tanpa ia ketahui, satu member menyaksikan semua yang terjadi dalam keheningan. Ia menyadari satu hal bahwa member tertuanya tersebut lagi-lagi menyimpan sebuah rahasia.

*******

"Im Yoona... sebenarnya hal penting apa yang ingin kau bicarakan? Aku harus segera menemani Taeyeon atau dia akan sulit lagi untuk sarapan."

Yoona mengisyaratkan Sunny untuk duduk di samping nya. Pagi ini, ia memang meminta member untuk berkumpul di dorm sebelum mereka pergi untuk menjalani schedule masing-masing.

"Sudah ada Yuri Unni. Dia, kan, tidak jadi pulang tadi malam."

"Lalu, kau ingin membicarakan apa?" tanya Hyoyeon.

"Taeyeon Unni. Ada satu hal yang harus kalian ketahui." Yoona menatap bergantian para member nya. "Dia sudah memutuskan hubungan nya dengan GD Sunbae."

"Mwo?????"

"What????"

"Hah????"

Beragam sahutan terdengar ketika Yoona menyelesaikan kalimatnya. Wajah para member jelas sekali menggambarkan keterkejutan dan ketidak mengertian.

"Kau jangan becanda. Darimana kau bisa tahu kalau mereka tak lagi berhubungan? Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Apa penyebabnya?" cecar Sooyoung seraya mengerutkan kening. "Apa karena sikap kita padanya kemarin?"

Our JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang