Chapter 9

3.1K 452 19
                                    

Hallo....... Aku datang kembali... adakah yang masih menunggu cerita ini? hehe.... Terima kasih banyak untuk yang sudah main kesini. Meninggalkan komentar ataupun 'bintang'nya. Sungguh, kedatangan kalian membuatku senang. Jangan sungkan untuk memberikan masukan atau komentar kalian, ya,,, aku nggak menggigit kok :D

Semoga kalian suka dengan kelanjutan kisah Taeyeon dan Jiyong di chapter sekarang. Selamat menikmati...!!! #kabuurrr



"Sepuluh tahun yang akan datang, apa yang ingin kau lihat dari seorang Kim Taeyeon?"

Pertanyaan Jiyong membuatnya terdiam sejenak. Ia membiarkan lengan laki-laki itu melingkari pinggangnya. Memeluknya dari belakang.

"Hmmmm..... Aku ingin dia tetap menjadi kakak yang baik untuk semua member, membahagiakan keluarganya, dan bisa terus bernyanyi."

"Hanya itu?"

Taeyeon menyandarkan tubuhnya pada Jiyong. "Uhm. Hanya itu. Aku tidak ingin berharap terlalu banyak, Ji "

"Kau sungguh-sungguh, Baby? Hanya itu harapanmu?"

Taeyeon menahan tawa."Lantas, apalagi yang ingin kau dengar dariku?"

Jiyong meletakkan dagunya pada pundak kanan Taeyeon. Mengeratkan pelukan pada gadis mungilnya.

"Kenapa tidak ada aku di harapanmu?"

"Ah, kau ingin ada dalam daftarku?"

"Tentu saja!" Jiyong mencium lekukan leher Taeyeon. "Kau ingin tahu apa yang bisa dilihat dari seorang Kwon Jiyong pada saat itu?"

"Yang jelas ia akan menjadi seorang ahjussi. Usianya sudah tiga puluh enam tahun."

"Baby..... "

"Wae? Itu memang benar, kan?"

"Aku serius!"

"Baiklah. Apa yang ada dalam bayanganmu?"

"Sepuluh tahun dari sekarang, Kwon Jiyong sudah menjadi pendamping hidup Kim Taeyeon. Hidup bersama keluarga kecilnya."

*******

"Lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" perempuan berhoodie hitam dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya menyapa seorang namja yang telah menunggunya.

"Tidak terlalu baik, but im still alive."

Perempuan itu terkekeh. "Kau tidak sedang sibuk? Tak biasanya kau langsung menerima ajakanku. Dulu saja aku harus bersabar tiap kali kau membatalkan janji pergi bersama."

"Apa aku sudah mengecewakan seorang Mizuhara Kiko di masa lalu?"

"Sangat! Karena itu aku meminta berpisah darimu. Kesabaranku sudah habis untukmu."

Jiyong menggelengkan kepala. Mantan kekasihnya ini belum berubah. Selalu mengutarakan apa yang dirasakannya tanpa 'filter'.

"Tapi, aku sudah tidak marah padamu. Dulu, aku masih belum dewasa untuk bersikap tentang hubungan kita. Harusnya aku sadar jika laki-laki yang menjadi kekasihku itu adalah seorang super star."

"Apa itu berarti kau juga sudah memaafkanku?" Jiyong menumpukan kedua tangannya yang terlipat ke atas meja.

"I guess so," Ia mengerdikan bahu. "Lima tahun ini aku belajar. Maaf, jika dulu aku egois karena selalu ingin meminta waktumu."

Jiyong menggelengkan kepala. "Tak perlu meminta maaf. Seperti yang kau katakan, mungkin kita berdua memang belum dewasa pada saat itu."

Percakapan mereka terhenti sesaat ketika pesanan makanan mereka datang. Setelah menghubungi Jiyong dua hari lalu, mereka berdua bertemu di salah satu restoran yang terletak di pinggiran kota. Tempat yang sering mereka kunjungi ketika masih bersama.

Our JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang