Lelaki yang pernah terkenal sebagai member dari Seo Taiji and Boys pada tahun 1990-an itu menatap anak didiknya penuh selidik. Keningnya berkerut dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Dia masih tidak percaya dengan permintaan orang yang kini berhadapan dengannya.
"Ini pasti ada hubungannya dengan perempuan, kan? Kau tidak akan mungkin meminta padaku hal yang mendadak seperti ini."
"Hyung.... Rencanaku tidak mendadak."
"Tapi benar, kan, gara-gara perempuan? Jujur atau aku tak akan memberi izinmu karena jatahmu masih tahun 2018 nanti."
Ucapan sang CEO membuatnya terdiam. Permintaannya memang tidak sesuai dengan kesepakatan awal dia dengan agencynya. Jadi tidak heran kalau siapa pun yang mendengarnya pasti akan terkejut.
"Ya. Ini memang karena seseorang, Hyung. Aku akan memberitahumu setelah tugasku selesai nanti. Yang jelas aku harus pergi sekarang. Ini sangat mendesak."
Yang Hyung Suk menghela napas panjang. "Kalau saja kau bukan anakku, Ji, aku akan melarangmu. Tapi, aku tahu kau akan terus memaksaku."
"Jadi, Hyung mengizinkanku, kan?"
"Mau bagaimana lagi? Semuanya sudah kau urus?"
Jiyong mengangguk. "Aku akan mulai pelatihan dua minggu lagi."
"Kau brengsek, Jiyong... Bagaimana dengan konsermu? Album barumu?"
Jiyong tertawa keras. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi sembari memainkan bolpoin diantara jemarinya. "Konserku nanti saja, Hyung. Kita bisa menundanya beberapa tahun ke depan. Albumku dirilis sesuai jadwal."
"Sudah berbicara dengan membermu?"
"Sudah. Tanggapannya sama denganmu. Kecuali Senghyun Hyung, yang lainnya tidak ada yang tidak mengutukku."
"Kau pantas menerimanya karena pergi tiba-tiba!"
"Maaf. Ini menyangkut masa depanku. Aku harus melakukannya."
"Baiklah. Aku mengerti. Kau boleh pergi dengan catatan ketika kau kembali, kau harus menghasilkan banyak uang untukku."
Jiyong tergelak. "Kau akan menerima cicilannya dari hasil penjualan albumku."
"Terserah padamu saja."
"Kalau begitu aku pergi dulu, Hyung. Sekali lagi maafkan aku."
Hyun Suk menggelengkan kepala. "Kau sudah dewasa. Sudah saatnya kau benar-benar memikirkan kehidupan pribadimu dan menjalin hubungan yang serius. Aku hanya akan bersiap-siap untuk menghadapi skandalmu nanti."
"Terimakasih, Hyung. Aku pamit dulu."
"Chankanman, Ji."
Langkah Jiyong terhenti. Ia membalikkan tubuhnya. "Ya?"
"Tentang kepergianmu. Apa kau ingin media meliputmu?"
"Tidak."
"Baiklah. Aku akan urus semuanya."
*********
"Yoong-ah... kau pulang saja. Sudah berapa kali kukatakan kalau aku baik-baik saja?"
Yoona berkacak pinggang dari balik meja makan. "Aku akan menginap disini. Titik! Kau jangan membantah karena aku tak akan menurutimu."
Taeyeon mengerucutkan bibir. Ia mengambil remote dan menyalakan televisi. Dorm masih sepi karena dari kemarin Sunny bersama keluarganya, sedangkan Tiffany menginap bersama sepupunya yang sedang berkunjung ke Seoul. Taeyeon pulang bersama Yoona setelah keduanya menghadiri acara akhir tahun yang sama. Dan, gadis berzodiak gemini itu memaksa ingin menemaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey
FanfictionDua anak manusia yang terlalu rumit hanya untuk saling memiliki. Bersembunyi hanya untuk saling merengkuh dan mengucap kata cinta. Haruskah mereka menyerah saat dunia seakan terus menyerang? Atau, tetap melawan meski harus mati? Terkadang, c...