Taeyeon terbangun dari tidurnya seraya menghela napas panjang. Waktu masih menunjukkan pukul dua dini hari dan itu berarti hanya berselang dua jam sejak ia terlelap. Perlahan ia beringsut untuk duduk di tepi tempat tidur. Menepuk-nepuk pelan dadanya dengan tangan kanannya.
"Baby," Jiyong memanggilnya.
Taeyeon menoleh lewat bahunya. "Aku membangunkanmu? Maaf." Dia merasa bersalah karena Jiyong baru pulang pukul 11 malam.
Jiyong menggeleng. Ia mendekati Taeyeon lalu mengusap punggungya. "Dadamu sakit lagi? Kau sesak?"
"Uhm. Kau tidur lagi saja, Jiyong. Aku tidak apa-apa."
Jiyong mengecup kepala Taeyeon dengan lembut. "Bagaimana aku bisa tidur jika kau begini?"
"Maaf. Seharusnya kau istirahat bukan malah menemaniku setiap malam."
"Hussstt.... Sudah berapa kali kukatakan kalau kata maaf itu terlarang bagimu?"
Taeyeon tersenyum. "Gomawo,"
"Kau ingin berbaring lagi?"
"Sebentar,"
Jiyong terus mengusap punggung Taeyeon berharap membuatnya sedikit nyaman. Satu minggu terakhir dia kurang sekali tidur karena dadanya sesak atau perutnya yang sakit. Tak jarang Taeyeon baru bisa tertidur menjelang pagi itupun tidak untuk waktu lama.
"Besok kita ke rumah sakit saja, ya."
"Tidak perlu. Dokter Kang akan datang kesini, bukan? Biar aku berkonsultasi lagi dengannya dulu." Taeyeon mempermainkan jemari tangan kiri Jiyong. "Aku berjanji akan langsung bilang padamu kalau cara dari dokter Kang tidak juga berhasil."
"Ingin kubuatkan minuman hangat?
Taeyeon menggeleng. "Aku ingin tidur."
Jiyong merapikan letak bantal sebelum akhirnya Taeyeon merebahkan tubuhnya kembali. Menyamping ke kanan menghadap Jiyong. "Jangan menungguku. Kau tidur duluan saja."
"Aku akan tidur setelah kau tidur. Itu aturannya, Baby. Kau coba pejamkan matamu. Kalian berdua butuh istirahat."
"Uhm."
Pagi harinya Tiffany dan Sunny yang mendapat giliran bersama Taeyeon terkejut melihat kantung mata sahabatnya begitu kentara. Sebelumnya mereka memang sudah mendengar dari member lain kalau Taeyeon sulit tidur. Namun, mereka tidak menyangka kalau keadaannya seperti ketika dia akan mempersiapkan album barunya.
"Berapa jam kau tidur, Taetae?" Tiffany mengerutkan kening.
"Hanya tiga jam." Jiyong menjawab seraya membantu Taeyeon untuk duduk bersandar di sofa. "Dadanya sesak lagi jadi dia baru bisa tidur pukul lima pagi dan terbangun satu jam setelahnya."
"Apa sekarang masih sesak?" tanya Sunny.
"Tidak," jawab Taeyeon. "Jangan memperlihatkan wajah kalian seperti itu. Ini gejala yang biasa terjadi."
"Kau ingin makan sesuatu?" Jiyong duduk berlutut di depan Taeyeon. Mengusap wajah lelahnya dengan kedua tangannya. "Tadi malam kau mengeluarkan lagi makananmu."
"Nanti saja."
"Tidak apa jika kutinggal sekarang?"
"Gwaenchana. Ada mereka juga yang menemaniku."
"Aku pergi dulu. Jangan lupa untuk makan siang dan minum vitaminmu. Akan aku usahakan pulang sebelum makan malam."
"Tidak perlu dipaksakan. Kau harus berkonsentrasi pada persiapan konsermu."
"Aku tidak mau lama-lama meninggalkanmu," Jiyong mencium punggung tangan Taeyeon. "Kalau ada apa-apa cepat hubungi aku, Baby."
"Aku mengerti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey
FanfictionDua anak manusia yang terlalu rumit hanya untuk saling memiliki. Bersembunyi hanya untuk saling merengkuh dan mengucap kata cinta. Haruskah mereka menyerah saat dunia seakan terus menyerang? Atau, tetap melawan meski harus mati? Terkadang, c...