Chapter 39

2.2K 181 32
                                    


"Baby, bolehkah aku membeli ini?"

Jiyong menunjukkan pakaian bayi berwarna baby blue dan pink di kedua tangannya.

Taeyeon yang tengah memilih kaus kaki berpikir sejenak. "Boleh."

Ia tersenyum lebar mendapat persetujuan dari istrinya. Bergegas memasukkannya ke dalam keranjang sebelum Taeyeon berubah pikiran.

Tak lama kemudian Jiyong kembali menghampiri Taeyeon. Kali ini sepasang sepatu putih yang diperlihatkan padanya.

"Baby, sepatu ini kita beli, ya."

"Boleh."

"Yang ini juga."

Kini giliran sepatu berwarna kuning yang dikeluarkan tangan kirinya.

Taeyeon kontan tergelak. "Sebenarnya berapa pasang sepatu yang ingin kau beli?"

"Tidak akan banyak. Aku ingin membeli ini karena warnanya bagus, lagipula kau bilang lebih baik warnanya netral dulu. Benar, kan?"

Taeyeon mengangguk. Tadi pagi ia memang berulang kali mengingatkan Jiyong agar tidak belanja berlebihan. Selang satu minggu setelah konser mereka berdua akhirnya memiliki waktu untuk pergi ke toko perlengkapan bayi sekaligus membeli barang untuk Taeyeon menjelang persalinan.

"Jadi keduanya kita beli!"

"Iya. Kau juga boleh memilih satu pasang lagi, Ji."

"Jinjja?"

"Uhm."

Jiyong meletakkan dua sepatu tersebut ke dalam keranjang lalu pergi. Penjaga toko yang memperhatikan mereka hanya tersenyum geli karena tidak menyangka seorang GDragon yang berkarisma di atas panggung bisa bertingkah lucu di depan istrinya.

"Ji, bisakah kita berjalan-jalan sebentar?"

"Kau tidak lelah?"

Taeyeon menggeleng. Dia memang sempat beristirahat ketika berbelanja. Mereka menghabiskan hampir dua jam lamanya untuk membeli semua barang dan mengecek lagi supaya tidak ada yang tetinggal.

"Mobilnya tetap disini saja. Kita berjalan di blok ini lalu mampir ke kafe. Boleh?" lanjut Taeyeon.

"Baiklah. Ayo!"

Mereka berjalan berdampingan setelah Jiyong membereskan semua barang belanjaan ke dalam mobil. Taeyeon mengaitkan tangan kanannya pada lengan kiri Jiyong. Kedua matanya tak lepas memperhatikan deretan pertokoan di sepanjang area yang mereka lewati.

"Baby,"

"Uhm,"

"Apa kau sadar ini kencan pertama kita di depan umum?"

Taeyeon mengerutkan kening nampak berpikir. "Begitukah?"

"Dulu kita selalu berkencan di rumah atau langsung ke tempat makan secara sembunyi-sembunyi. Aku tak pernah mengajakmu ke sungai Han atau Namsan Tower seperti pasangan lainnya. Kita baru bebas berjalan bersama ketika bulan madu, itu pun di negeri orang. Kita belum pernah merasakan berkencan di Seoul seterbuka ini."

Taeyeon tertawa kecil. Dia memang terlalu takut untuk pergi dengan Jiyong saat berpacaran dulu. Dia tidak mau ada yang mengikuti mereka dan berujung pemberitaan media. Untungnya Jiyong mengerti dan memilih membeli rumah yang cukup jauh dari pusat kota.

"Kau benar. Sembilan tahun lalu kita selalu bersembunyi dari mata dan tangkapan kamera. Banyak yang dipertaruhkan jika aku terlihat berjalan bersamamu," Taeyeon mendongakkan kepala dan tersenyum lembut. "Lain halnya dengan sekarang. Tak ada yang salah karena aku berkencan bersama suamiku. Hatiku jauh lebih tenang."

Our JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang