Part 4

15.5K 276 6
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hallo maaf ya kalo tulisanku masih terkesan amatiran hehehe Oya ini sosok Fariz, aku ambil modelnya dari Opa Seungri Bigbdang, cowok idola aku :)


"Tidak jangan mendekat!" jeritku, "Lita please, percaya sama aku, aku kesini untuk menolongmu! Kampus sudah hamper tutup, hamper tidak ada orang lagi, lalu lihat keadaanmu sekarang! Siapa lagi yang menolongmu?" bujuk Fariz, aku terdiam, karena memang benar sekrang sudah malam dan kampus sudah hampir tutup, ditambah lokasi toilet ini yang terletak dibagian paling belakang kampus ini sehingga jarang ada orang yang lewat, dan keadaanku seperti ini, tubuh dan pakaianku basah kuyub, kemejaku sobek tak bisa dikancingkan dan risleting celanaku rusak.

Fariz menatapku dengan penuh kelembutan, jauh berbeda dengan tatapannya kemarin, sepertinya ia bisa tahu kalau aku belum bisa mempercayainya sepenuhnya "Lita please percaya sama aku, aku ga ada maksud kaya kemarin, maaf juga aku ga bisa menolongmu tadi sebab kalau aku menolongmu tadi, keadaannya pasti bertambah runyam dan mereka akan semakin menindasmu, so please biarkan aku menolongmu!".

Aku terdiam menatapnya, Fariz lalu membuka jaketnya dan memakaikannya padaku, saat sedang dalam keadaan kalut seperti itu mau tidak mau aku terpaksa mempercayai pria yang sangat kubenci ini, dia lalu menuntunku menuju ke mobilnya "Riz tapi gimana dengan sepedaku?" tanyaku di tempat parkir, "kita bawa aja sekalian" jawabnya sambil mengaitkan sepedaku di bagian belakang mobilnya.

Diperjalanan aku mulai curiga sebab dia tidak mengemudikan mobilnya kearah rumahku malah kedaeah mall "Kamu mau bawa aku kemana? Kalau mau macem-macem turunin aku disini aja!" bentakku, "Nona Lita, apa kamu mau menjawab pertanyaan orang tuamu dengan keadaanmu yang sekarang? Bagaimana kamu mau menjawabnya?" Tanya balik Fariz, aku terdiam, benar juga apa yang hidung belang ini katakan "Nah jadi aku mengajakmu ke mall buat beli pakaian baru" lanjutnya sambil tersenyum, "Ya udah!" sahutku.

Dengan masih mengenakan jaket milik Fariz, aku ditemani Fariz melihat-lihat pakaian di pertokoan dalam mall itu, aku menelan ludah melihat harga-harga pakaian di mall yang memang untuk kelas jetset itu "Riz kayanya aku ga jadi beli pakaian disini", Fariz mengangangkat alisnya "Kenapa?" dia lalu tersenyum sambil mengangguk-ngangguk, "Udahlah ga usah khawatir, atau gimana kalau pilihin aja?", aku langsung menolaknya karena selain pertolongannya tadi aku tidak mau menambah hutang budiku pada cowok hidung belang ini, namun dia memaksaku, dia memilihkan pakaian dress one piece yang indah, tapi aku menolaknya, masa aku pulang kuliah pake pakaian seperti itu? Lalu Fariz memilihkan sebuah kemeja dan celana panjang jeans yang harganya cukup mahal dan juga sepatu kets karena sepatuku sudah jelek, dia memaksaku untuk mencobanya, setelah ukurannya pas dia langsung membayarnya di kassa.

"Berapa harga semuanya? Aku akan segera ganti!" tanyaku di perjalanan setelah keluar dari mall tadi, "Kamu ga usah ganti Nona Lita, kaya ke siapa aja?" jawab Fariz, "Lho emangnya kamu siapanya aku? Udah deh berapa harga semua ini?!" sahutku dengan suara tinggi, "Aku ga tahu tuan Putri, aku ga tahu hehehe" jawabnya sambil tertawa terkeh-keh.

The Price Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang