Part 31

5.4K 127 13
                                    

Part 31

TIFFANY P.O.V.

Aku duduk sendiri merenung, mencoba keayakinan perasaanku pada Fariz, apakah keputusan yang kuambil ini tepat dan bijaksana? Wajah Lita ketika menangis setelah mendengar semua ucapanku tentang Fariz terus membayangi, Lita kan sedang hamil, bagimana aku bisa berbuat sekejam ini sekalipun aku sangat mencintai Fariz?!

Ya Tuhan haruskan kali ini aku mengalah lagi? Kenapa harus selalu aku yang mengalah? F*ck You Fariz! Kenapa lo harus ngehamilin si Lita segala sih? Lo juga kan sering ML sama gue, lo tau gimana caranya biar gue ga hamil, eh kenapa lo malah hamilin si Lita dengan nembakin mani lo didalem?

Aku menghela nafas berat, aku sadar aku ini wanita seperti Lita, aku faham betul bagaimana menderitanya Lita akibat ulah sepupuku yang penjahat kelamin itu! Bagaimanapun aku mencintai Fariz aku juga harus tetap berpikir jernih, Lita lebih membutuhkan Fariz daripada aku. Semua ini menjadi rumit gara-gara sepupuku yang durjana itu, Jahanam betul kamu Fariz! Aku benci kamu!

Maka dengan berbagai pertimbangan, dengan mengingat ajaran agamaku, dengan mengingat Tuhan, aku pun memutuskan untuk mengalah, aku harus berbaikan dengan Lita, kasian dia, kalau harus sendirian dalam kondisinya yang sedang hamil muda, belum lagi keluarga Fariz belum tentu akan mengizinkan Fariz untuk bertanggung jawab untuk menikahi Lita... Aku akan berbaikan dengan Lita dan kembali menjadi sahabatnya.

LITA P.O.V.

Setelah tadi pagi aku mengurus izin cutiku selama dua semester ke kampusku, aku dan Fariz langsung menuju ke Gereja menggunakan mobil box Papahku yang biasa dipakai untuk berbelanja bahan-bahan masakan kedai kami, setelah urusan ke Gereja selesai kami menuju ke Kantor Catatan Sipil (KCS) Jakarta Pusat, namun begitu terkejutnya kami karena kami tidak bisa mendaftarkan diri untuk menikah disana, dengan penuh rasa penasaran kami mencoba lagi di KCS Jakarta Selatan, hasilnya tetap sama, mereka menolak pendaftaran kami.

"Bagaimana ini Kosay?" tanyaku dengan sangat heran pada Fariz.

Fariz tidak langsung menjawab, dalam kebingungan di wajahnya dia berpikir "Aku gak tau, gimana kalau kita pulang dulu dan membicarakan ini dengan orang tuamu dan Mamaku?".

"Ya mungkin hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang" sahutku setuju, kamipun lalu pulang, Fariz pun menelepon Mamanya.

***

Sesampainya di rumah kamipun menceritakan semuanya pada orang tuaku, mereka pun tampak tak mengerti dan kebingungan dengan situasi ini.

"Kalian sudah mencoba lewat jalan belakang?" tanya Papihku.

"Sudah Om, tapi mereka tetap menolak kami".

"Aneh, tidak biasanya KCS menolak permohonan seperti ini, toh kalian berdua memenuhi semua syarat untuk menikah".

"Betul Pih, tadi Lita juga melihat semua persyaratan untuk mengajukan permohonan pernikahan, semuanya terpenuhi, tapi mereka tetap menolak kami dengan alasan yang tidak jelas!" sahutku.

Fariz menghela nafas "Sepertinya ada campur tangan Papaku dalam masalah ini".

"Jangan berburuk sangka begitu pada Papahmu sendiri Kosay".

"Habis karena apa lagi? Papahku kan tidak merestui pernikahan kita".

Baru saja Fariz menutup mulutnya, Mamahnya Fariz datang dengan tergopoh-gopoh "Fariz! Ini sudah keterlaluan! Keterlaluan sekali!".

"Sabar Mah, ada apa?" tanya Fariz.

"Papahmu menggunakan koneksinya di seluruh KCS agar kalian tidak bisa menikah secara resmi dan dicatatkan!".

The Price Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang