THE PRICE OF LOVE
Part 33
2 Bulan setelah pernikahanku dengan Fariz yang dilaksanakan dengan cara siri, Fariz pun lulus dari kuliahnya dengan hasil yang sangat memuaskan, gelar S.Kom. pun disandangnya di belakang namanya karena ia lulus sebagai Sarjana Teknik Informatika, aku pun sangat bahagia ketika mendampinginya di acara wisuda, namun sayangnya ada yang mengganjal di hari bahagia kami tersebut, mulut-mulut usil dari teman-teman di Universitas kami ini tak henti-hentinya mencibir dan nyinyir membicarakan kami, apalagi saat itu perutku memang sudah besar.
Kabar tentang pengusiran Fariz dari keluarga Prabuwijaya dan pernikahan kami yang dilakukan secara siri itu ternyata menyebar dengan sangat cepat di kampus kami, kasihan Fariz, di hari yang seharusnya membahagiakan ini ia malah menjadi sanapan gunjingan dari kawan-kawannya sendiri, aku sendiri pun tak terhindarkan dari gunjingan mulut-mulut usil itu, mereka menggunjingkan cuti kuliahku karena aku hamil di luar nikah oleh Fariz, air mataku pun hampir saja jatuh mendengar semua gunjingan ini, untunglah Fariz sangat tabah dan kuat hatinya, ia membesarkan hatiku dan tidak mempedulikan apa yang dibicarakan oleh kawan-kawannya, setelah selesai prosesi wisuda dan Fariz mengambil ijazahnya, Fariz pun langsung mengajakku pulang tanpa berfoto-foto atau mengobrol dengan kawan-kawannya layaknya para wisudawan lain, sepanjang perjalanan pulang aku hanya bisa menangis sambil mengelus perutku yang sudah besar ini meratapi nasib kami, mengapa kami harus sebegini menderita sampai menjadi bahan gunjingan satu kampus? Padahal aku yakin mereka semua pun tidak suci, bahkan mungkin banyak yang lebih parah daripada kami!
Satu minggu kemudian... Sore itu Fariz baru saja pulang, ia masuk ke rumahku melewati kedai yang ada di bagian depan rumah kami, aku yang sedang membantu Papih dan Mamiku melayani para pelanggan yang makan di kedai kami dapat melihat bagaimana kusutnya wajah Fariz, Mamipun menyuruhku untuk menyusul Fariz ke dalam.
"Gimana Kosay?" tanyaku sambil memeluk pundaknya dari belakang.
Fariz menoleh padaku lalu menggelengkan kepalanya dengan lemah "Maafin aku Beb".
Aku mengangguk sambil tersenyum dan menatap matanya yang lesu "Ga apa-apa kok Kosay, yang penting kamu harus tetep semangat nyari kerjanya".
"Kayanya bakalan sulit banget Beb! Semua tempat yang aku datangi langsung menolakku ketika melihat nama Prabuwijaya di ijazahku, aku yakin ini pasti karena campur tangan Papaku! Mereka takut kalau menerimaku bekerja di tempat mereka, mereka akan mendapat kesulitan dari Papaku!".
"Ya udah, yang sabar ya Kosay, dan sebaiknya kita berpikiran positif aja, pasti masih ada tempat yang mau menerimamu kerja, toh kalau rejeki ga akan kemana" bujukku membesarkan hatinya.
Ternyata obrolan kami didengar oleh Mami, setelah Fariz masuk kedalam kamar, Mami memanggilku dan membicarakan perihal ini bersama Papiku "Lita jadi Fariz belum berhasil mendapatkan pekerjaan?" Tanya Mamiku.
"Iya Mih" angguku.
"Katakan pada anak tidak berguna itu, kalau minggu depan dia belum juga dapat pekerjaan, dia harus angkat kaki dari rumah ini!" ketus Papih.
"Papih! Papih denger dulu masalahnya, semua tempat yang Fariz lamar menolak Fariz karena ada nama Prabuwijaya dibelakangnya, kayanya mereka takut kalau menerima Fariz akan mendapat kesulitan dari Prabuwijaya grup!" belaku.
"Lalu kenapa?! Bagaimana dia akan membiayai hidupmu dan anakmu?!" ngotot Papih.
"Papih jangan terlalu neken Fariz sama Lita gitu dong ah! Gimanapun Fariz itu kan suaminya anak kita satu-sataunya, apa Papih tega liat hidup anak kita satu-satunya menderita?" bela Mamiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Price Of Love
RomancePetualangan cinta seorang gadis yang tidak pernah merasakan cinta sebelumnya dengan seorang playboy yang selalu memperlakukan wanita hanya untuk kesenangannya. Ferlita Margareth Tanuwihardja (Lita) seorang gadis yang nyaris tidak pernah merasakan ke...