Part 22

5.6K 100 2
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




AUTHOR P.O.V.

Didalam kamarnya, Fariz nampak sedang termenung seorang diri sambil rebahan, matanya menerawang keatas seolah menembus langit-langit kamarnya, dia tidak habis pikir dengan sikap Lita belakangan ini padanya, kadang baik, kadang marah-marah, kadang manis dan lucu, kadang sangat menyebalkannya.

"Ada apa sebenarnya dengan Lita? Sikapnya berubah drastis dari semenjak jadian dulu, dan ia selalu mengeluh soal bau badanku, padahal badanku tidak bau... Aneh... Sewaktu sabtu kemarin awalnya dia marah-marah ga jelas padaku, lalu dia berubah menjadi manis, berubah lagi menjadi menyebalkan, lalu dia menjadi baik dan sangat perhatian... Sekarang dia ngotot untuk pergi dengan Steve walau sudah kularang dia, ada apa sebenarnya dengan dia?" gumamnya dalam hati.

Drrttt... Satu pesan email masuk kedalam HPnya dengan alamat pengirim yang tidak ada dalam nomor kontak di HPnya.

"Email dari siapa ini?" tanya Fariz pada dirinya sendiri, setelah berpikir sejenak, dia pun memutuskan untuk membuka emailnya "Buka saja deh, mungkin urusan kuliah".

Namun betapa kagetnya Fariz ketika melihat isi email tersebut, email tersebut berisi sebuah video berformat flv. berdurasi sekitar 3 menit.

"Apa ini?! F*ck! Jahanam! Lita kamu sudah mengkhianatiku!" geramnya ketika melihat adegan Steve dan Lita sedang bersetubuh dalam video tersebut!

TIFFANY P.O.V.

Hpku berdering, satu panggilan masuk membuatku berlari dari kamar mandi untuk meraih HPku yang kusimpan diatas meja belajarku, begitu aku meraih HPku, HPku sudah berhenti berdering "Panggilan tak terjawab dari si Fariz? Ah mau apa lagi sepupuku yang mesum ini?" tanyaku dalam hati.

Hpku berdering lagi, nama Fariz tertera dalam layar HPku aku langsung mengangkatnya "Hallo ada apa Riz?" tanyaku.

"Fany, datanglah ke apartemenku sekarang!".

"Sekarang? Tapi ini udah malem Riz, aku udah ngantuk!".

"Fany please, datang aja sekarang, aku tunggu!".

"Tapi..." Klik! Fariz menutup teleponnya, "Hmmpphhh... Ada apa lagi dengan sepupuku yang mesum ini?" tanyaku pada diri sendiri. Ada suatu perasaan aneh yang memaksaku untuk pergi ke apartemennya, entah mengapa perasaan seperti ini selalu muncul kalau dia memintaku untuk berbuat sesuatu sekalipun aku sedang malas, aku selalu kalah oleh dirinya karena perasaan aneh ini.

"Ya oke deh, aku datengin aja dia" pikirku, akupun lalu pamit pada orang tuaku untuk pergi kerumah Fariz, aku langsung pergi menuju ke apartemen Fariz.

Tiittt! Aku memijat bel di pintunya, Fariz langsung membuka pintu dengan wajah yang sangat muram "Fariz, kenapa kamu?" tanyaku.

Fariz tidak menjawab, dia hanya menggerakan kepalanya sebagai isyrat agar aku masuk, akupun masuk lalu duduk di sofa yang terdapat di ruang tengah. Fariz menghampiriku dengan langkah yang gontai.

The Price Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang