Part 8

10.4K 223 22
                                        


Hai thanks yang udah ngikutin terus cerita ini, ini cerita pertama aku jadi maaf kalo terkesan amatiran, aku pecinta novel yang bermimpi jadi penulis novel... Oya feel free buat ngasih komen dan please dukung terus cerita ini dengan voting ratingnya ya, cos belum ada yang voting nih :)


Fariz P.O.V.

Ada yang aneh dengan diriku, ada suatu perasaan hangat namun menyesakan, ada perasaan nyaman tapi menyakitkan setiap kali aku mengingat wajah polos Ferlita Margareth Tanuwihardja, aku tidak tahu perasaan apa ini, yang jelas tiba-tiba aku sangat menginginkan kehadirannya disisiku, melihat wajahnya yang polos lembut itu, menyentuh tubuhnya yang seksi dengan payudaranya yang berukuran wah itu!

Astaga! Sialnya aku tidak bisa mengobati semua itu dengan gadis lain, aku kehilangan gairah untuk bermain dengan gadis lain termasuk dengan Mega! AKu tidak tahu apa yang harus kulakukan, bayangan Lita selalu menari-nari dalam benakku setiap saat setiap waktu, setiap aku melakukan kegiatanku! Apakah aku telah jatuh cinta pada gadis lugu itu?

Lalu kuingat sewaktu konserku semalam, Lita tidak beranjak dari mejanya sejak awal sampai konserku berakhir, aku tidak mengira kalau dia akan sudi menonton konserku sampai akhir mengingat dendamnya yang begitu melangit terhadapku! Apakah ini tandanya masih ada diriku didalam hatinya? Apakah aku masih punya kesempatan untuk memperbaiki segalanya dan menjalin hubungan yang normal dengannya? Ah wajahnya yang lugu, bodynya yang seksi, senyumnya yang manis, aku ingin memiliki dia seutuhnya tanpa diganggu oleh wanita lain! Ingin benar aku menidurinya kembali dan menyarangkan rudalku ke liang vaginanya yang masih sangat seret itu!

Ah iya, dia kan sekarang bersahabat dengan Tiffany sepupuku itu, bodohnya aku! Kenapa aku tidak minta tolong pada Tiffany untuk mendekati Lita lagi? Hmm... Aku harus bisa merayu Tiffany agar dia mau mendukungku untuk mendapatkan Lita.

Tiffany P.O.V

Aku termenung didalam kamarku, cucaca minggu pagi yang cerah tidak dapat menggodaku untuk keluar dari kamarku atau keluar dari rumahku untuk sekedar berjoging seperti kebiasaanku yang selalu kulakukan setiap minggu pagi. Aku terus kepikiran akan nasib sahabatku Lita yang malang itu, dia sangat menyukai seorang penyanyi yang mengcover lagu-lagu favoritnya, tapi ternyata penyanyi itu adalah orang yang merampas keperawanannya.

Ah aku merasa berdosa karena tidak memberi tahunya dari awal kalau Tan Tjin Jang itu adalah nama Tionghoanya Fariz, tapi kemarin-kemarin aku juga tidak tega memberi tahunya karena kelihatannya dia sangat suka lagu-lagunya Fariz yang menurutnya bisa membantunya mengurangi beban hidupnya dan menjadi teman hidupnya itu.

Masih terbayang jelas wajah Lita ketika dia menonton penampilan Fariz semalam, dia begitu menghayati lagu-lagu yang dinyanyikan oleh sepupuku yang hidung belang itu, dia terlihat begitu menikmatinya, padahal dia tahu kalau penyanyi yang sedang tampil itu adalah orang yang telah membuat hidupnya menderita!

Kreekkk! "Hallo Sepupuku yang cantik, lagi apa? Lagi ngelamun ya?".

Aku kaget setengah mati, melihat orang yang masuk kekamrku tanpa mengetuk pintu "Fariz! Ga tau sopan santun lo! Ketuk pintu dulu kalau mau masuk kekamar orang!" bentakku.

"Iya deh sorry sepupu, soalnya tadi kata Mamimu kamu masih tidur, jadi ya sekalian aja aku masuk buat ngengunin kamu, eh ternyata kamu udah bangun" jawab Fariz santai sambil duduk di tepi ranjangku, dia membawa bungkusan yang cukup besar, yang mengeluarkan suara berdenting, dari suaranya aku tahu dia membawa botol minuman.

"Ya tapi tetep kamu harus ketuk pintu dulu kalau mau masuk kekamar orang! Nyesel jug ague ga ngunci pintu, gimana kalo gue lagi telanjang?!".

"Oke deh aku minta maaf, tapi kalopun lo lagi telanjang kan gue udah sering liat, secara gue udah ngerasain hehehe" jawabnya dengan senyum mesum.

The Price Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang