THE PRICE OF LOVE
Part 38
Lita P.O.V.
Aku sudah sangat tak sabar lagi, setelah belasan Polisi berhasil meringkus delapan bodyguard penjaga pintu gudang itu, aku pun langsung berlari masuk kedalam gudang, betapa kagetnya aku melihat Steve dan Mega yang masih telanjang bulat berada didalam gudang itu, tapi yang paling membuatku kaget adalah, disana, disudut ruangan, aku melihat tubuh Fariz yang telanjang bulat dalam keadaan tergantung, kondisinya sangat menyedihkan! Seluruh tubuhnya yang basah oleh keringatnya, kotor oleh debu bercampur daki dari keringat campur debu yang telah mengering, belum lagi darah kering, air mani kering, dan air kencing yang menyirami tubuhnya setiap hari, bercampur dengan air kencingnya sendiri karena ia tak dapat lagi bergerak bebas hingga terpaksa kencing sembarangan di tempat yang bisa (mengompol).
Dengan lemas, Fariz membuka matanya, dia lalu melihat ke arahku "Lita..." ucapnya dengan lemah, air mataku langsung mengalir deras melihat keadaan suamiku yang sangat kucintai itu, aku langsung berlari hendak menghampirinya, tapi Steve dan Mega langsung menghalangiku, malah Steve langsung mengacungkan pisau lipatnya padaku, sedangkan Mega mengacungkan cutter pada burung Fariz, ia mengancam akan memotong penis Fariz kalau aku berani mendekat!
"Mega jangan lakukan itu!" pekikku histeris ketika melihat Mega mengacungkan pisau cutternya ke burung Fariz, Fariz hanya mengerang ketika ujung cutter itu menyentuh bagian kepala burungnya yang langsung meneteskan darah.
Para Polisi segera mengepung Steve dan Mega, sementara Papih, Mamih, Mamanya Fariz, dan Fanny hanya melihat dari kejauhan, Steve dan Mega Nampak ketakutan dan salah tingkah, "Lepaskan cutter itu dan segera menyerahlah!!" Peringat Pak Polisi, Steve dan Mega saling pandang, dan akhirnya Steve mengangkat tangannya, tapi lain halnya dengan Mega, cewek angkuh yang gede gengsi ini menjadi nekat! Dengan menjerit histeris ia hendak memotong kontol Fariz, akupun segera melompat menerajng Mega, pisau cutter di tangan Mega berbalik arah hendak menyerangku, pisau cutter tersebut melayang kearahku dan bresss!!!
Sesaat aku tidak bisa merasakan apa-apa, aku juga tidak dapat mendengar apa-apa. Aku hanya bisa melihat satu kilatan yang berkelebat cepat sekali! Sedetik kemudian aku melihat darah bermuncratan keatas udara, tanpa bisa menyadari dan merasakan apa-apa, tubuhku ambruk kebawah, kemudian sayup-sayup aku mendengar suara teriakan Papih, Mamih, mamanya Fariz dan Tifanny berbarengan dengan dua orang polisi yang berlari menangkap Mega, setelah itu pandanganku mulai mengabur dan semakin kabur, hingga akhirnya semuanya menjadi gelap!
*****
Perlahan aku membuka mataku, yang pertama kulihat adalah lampu neon yang bercahaya terang tepat diatas kepalaku, "Om! Tante! Lita udah sadar! Lita sadar!" pekik seorang wanita yang suaranya sangat aku kenal, yang tak lain adalah suaranya Tiffany, akupun berusaha mengumpulkan kesadaranku, dan sesaat kemudian aku melihat Tiffany, Mamanya Fariz, Papih, dan Mamih mengerubungi aku.
Aku lalu menggeliat, kurasakan sakit di pagian telapak tangan kananku, sambil mengerang sakit aku melihat telapak tangan kananku yang dibalut oleh perban, "Lita syukurlah kamu tidak apa-apa Nak! Mami dan semua orang mengkhawatirkan kamu!" ucap mamiku, "Iya Nak, untung hanya tanganmu yang tergores oleh pisaunya Mega!" sambung papiku.
Aku terdiam sejenak sambil mengingat-ngingat kejadian tadi, waktu itu aku memang secara reflek mengkis sabetan pisau cutternya Mega dengan tangan kananku, "Untung kamu reflex menangkis sayatan pisau Mega dengan tanganmu, kalau tidak lehermu bisa kena Ta!" ucap Tiffany. "Berapa lama aku pingsan?" tanyaku, "Kamu pingsan sekitar dua belas jam Ta! Untung lukamu tidak dalam dan kamu hanya mengalami syok, dan puji Tuhan kandunganmu tidak apa-apa!" jawab Mamanya Fariz sambil mengelus kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Price Of Love
RomancePetualangan cinta seorang gadis yang tidak pernah merasakan cinta sebelumnya dengan seorang playboy yang selalu memperlakukan wanita hanya untuk kesenangannya. Ferlita Margareth Tanuwihardja (Lita) seorang gadis yang nyaris tidak pernah merasakan ke...