Setelah dokter pergi aku hanya terdiam merenung, aku lalu menatap Tiffany dan dan Steve "Kalian, bisa tolong jelasin semuanya?".
"Kamu pingsan pada saat-saat terakhir duel dance dengan Tiffany Nona Lita".
"Bukan itu maksud gue! Kenapa lu sampe ngaku-ngaku suami gue!" bentakku sambil menangis.
"Lalu kamu ingin aku bilang apa? Kamu hamil diluar nikah oleh pacarmu begitu?" sergah Steve.
"Lalu apa yang akan lu lakuin sekarang Lita?" tanya Tiffany.
"Aku... Aku ga tahu...".
"Lita, saat ini Fariz sedang ditekan habis-habisan oleh Papanya, dia ingin menunjukan bahwa dia memang pantas bernama Prabuwijaya dan menjadi penerus Papanya... Kamu tentu faham situasinya dia sekarang bukan?".
Aku mengangguk perlahan "Aku Faham Fan".
"Nah kalau begitu, sebelum kandunganmu membesar aku minta kamu tidak memberi tahu Fariz terlebih dahulu".
"Tapi ini tidak adil bagi Lita Fany!" sergah Steve, sementara aku terdiam memikirkan apa yang harus aku lakukan.
Tiffany mendengus kesal pada Steve "Lho bukankah seharusnya kamu senang kalau Fariz tidak bertanggung jawab? Dalam keadaan saat ini Lita pasti mau menerima siapa saja untuk menjadi ayah bayinya!".
"Kamu!" marah Steve dengan tangan yang terangkat keatas siap menampar Tiffany.
"Sudah Steve stop! Jangan menambah keadaan makin rumit!" cegahku.
"Tapi masa kamu mau ngebiarin Fariz lolos gitu aja ga bertanggung jawab?".
"Aku pasti minta pertanggung jawaban dari dia, tapi ga saat ini! Tiffany benar, aku akan nunggu sampai Fariz lulus nyelesein skripsinya, dia juga berhak punya masa depan!".
Tiffany tersenyum kecut mendengar ucapanku barusan "Tapi Lita kamu harus tetap ingat, akulah pemenang duel dance ini, jadi aku berhak buat ngedeketin Fariz... Tapi aku akan sedikit berbaik hati, aku masih mengizinkan Fariz untuk mengambil keputusannya sendiri, dia jalan denganku, atau jalan denganmu!".
"Fany kamu keterlaluan! Lita butuh Fariz buat jadi ayah bayinya! Dia harus bertanggung jawab!".
"Maka dari itu aku ngasih kebebesan pada Fariz buat milih diantara kami! Lita aku pegang janjimu buat ngasih kesempatan pada Fariz menyelesaikan kuliahnya, tapi kamu jangan kecewa kalau sebelum dia nyelesein skripsinya, dia jalan duluan denganku dan memilih aku buat jadi Nyonya Prabuwijaya!".
"Curang! Kamu licik!" maki Steve.
"Lihat siapa yang ngomong! Kamu bilang aku licik? Bukankah selama ini kamu juga mencurangi Fariz?!" Tiffany lalu melirik padaku "Dan kamu Lita, selama ini aku sudah terlalu banyak mengalah, kali ini aku ga akan mau ngalah lagi sama kamu!".
Aku hanya bisa menangis melihat sikap Tiffany terhadapku, sebegitu besarkah kesalahanku padanya sampai dia tega melakukan semua ini padaku? Aku hanya bisa meratapi nasibku.
"Lita sebagai ucapan terima kasih kamu pernah menjadi sahabatku, aku akan menanggung biaya rumah sakit ini sekarang dari uang hadiah hasil dance battle kita, dance battle itu memang acara mingguan yang diadakan di café itu jadi hadiahnya lumayan", Tiffany lalu menatapku tajam "Ini sudah dini hari hampir pagi, aku mau mengurus dulu pembayaran biayamu, setelah itu langsung pulang, ingat aku pegang janjimu! Kamu berjanji tidak akan mengatakan pada Fariz kalau kamu hamil anaknya sampai perutmu membesar!".
"Tunggu! Biar aku yang mengurus biaya rumah sakit Lita, aku tidak ingin dia merasa berhutang budi padamu!" sergah Steve.
"Lho bukannya kalau kamu yang bayar nanti Lita malah merasa berhutang budi padamu? Aku tahu rencanamu, nanti setelah dia merasa berhutang budi kamu akan manfaatin dia buat ngejatuhin si Fariz, benar kan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Price Of Love
RomancePetualangan cinta seorang gadis yang tidak pernah merasakan cinta sebelumnya dengan seorang playboy yang selalu memperlakukan wanita hanya untuk kesenangannya. Ferlita Margareth Tanuwihardja (Lita) seorang gadis yang nyaris tidak pernah merasakan ke...