THE PRICE OF LOVE Part 35

3.3K 84 0
                                    


Perlahan Fariz membuka matanya, samar-samar ia melihat seperti berada didalam satu ruangan besar yang berantakan mirip gudang, bau apek menyngat hidungnya, perlahan ia berusaha untuk bangkit namun ia merasakan tangan dan kakinya terikat, ia juga merasa kini ia sedang telanjang, tubuhnya bugil tidak tertutupi sehelai benangpun!


Dengan kepalanya yang masih pusing dan tangan kakinya terikat erat, Fariz berusaha untuk bangun, ia lalu melebarkan mata sipitnya yang masih berkunang-kunang akibat dibius oleh cholorofom. "Dimana aku?" tanyanya pada diri sendiri, ia menyapukan pandangannya, di sudut ruangan terlihat pakaiannya tergantung "AKu telanjang? Dimana aku? Kenapa aku terikat begini?" cerocosnya pada diri sendiri, hingga ia menyadari kalau ia sedang diculik, matanya juga melihat ada air conditioner di atas ruangan, tapi temperaturnya disetel ke suhu 43 drajat celcius hingga ruangan tersebut menjadi terasa sangat panas bagi Fariz, ia pun merasa tubuhnya basah dan licin oleh keringatnya sendiri, debu-debu dan kotoran di lantai semen gudang yang kotor itupun menempel di tubuhnya.

Fariz terus berusaha untuk bangun dan duduk, tapi sia-sia, sangat sulit sekali karena tangan dan kakinya terikat sangat kuat. Saat itu tiba-tiba pintu besi gudang itu terbuka, nampak dua orang memasuki gudang itu, mereka lalu berhenti dihadapan Fariz "Beb lihat, ternyata pria bajingan ini sudah bangun!" ucap yang perempuan, "Ya hehehe Ternyata dia bangun lebih cepat dari dugaanku".

Fariz terkejut melihat kedua orang itu, ternyata mereka adalah Mega dan Steve! "Steve! Mega! Apa yang kalian lakukan padaku?!" Tanya Fariz dalam keterkejutannya.

Steve menyeringai lalu mematikan AC sebelum menjawab Fariz "Hmm... Lebih baik Mega aja yang jawab, Beb, jawab aja tujuan kita".

Mega menyeringai sambil menatap burung Fariz yang keras mengacung tegak kotor oleh debu, "Steve hanya pengen balas dendam, begitupun aku, kami berdua telah sakit hati olehmu, karena kami berdua telah sama-sama sakit hati olehmu maka kamipun jadian dan menunggu saat yang tepat untuk membalas dendam! Makanya aku menyusun rencana untuk menculikmu, disini di tempat yang kedap suara ini kami akan menyiksamu perlahan sampai kami puas!".

Mata Fariz mendelik mendengar ucapan Mega, Steve pun melanjutkan "Bro, kami berdua senang mendengar kabar bahwa Pak Prabuwijaya memutuskan hubungan denganmu, maka kami bisa melaksanakan rencana kami dengan bebas!".

"Tunggu! Kenapa kalian sampai melakukan ini? APa yang akan kalian lakukan?!".

Steve dan Mega tidak menjawab, Mega memberi isyarat pada Steve, Steve pun membuka tirai yang menutupi meja dihadapan Fariz, ternyata disana ada berbagai peralatan yang biasa dipakai untuk permainan BDSM, tapi ada beberapa peralatan yang bukan untuk main-main!

Steve mengambilkan cambuk dari kulit dan memberikannya pada Mega, Mega tertawa cekikikan sambil menatap Fariz dan menimang-nimang cambuk kulitnya, Fariz melotot melihatnya, dengan reflex ia langsung berusaha beringsut mundur, Ctar! Ctar! CTar! Mega pun mencambuki sekujur tubuh Fariz, Fariz kelojotan menahan sakit cambukan Mega, sekujur tubuhnya memerah akibat cambukan Mega.

Steve lalu memasangkan Dog Collar ke leher Fariz, dan menarik rantainya hingga Fariz tersedak karena tercekik akibat tarikan rantai di dog collar yang terpasang di lehernya, Steve lalu menyeret Fariz keliling gudang itu, sementara Mega terus mencambuki sekujur tubuh Fariz! Fariz pun hanya bisa menjerit dan mengerang menahan sakit "Hei dia menjerit Beb! Banci banget dia!" ejek Mega, Steve pun tertawa terbahak melihat penderitaan Fariz.

Setelah puas menyeret dan mencambuki tubuh Fariz, Mega pun menginjak-injak punggung Fariz dengan sepatunya yang berhak tinggi, haknya yang runcing itu melukai punggung Fariz, beberapa bagian punggungnya nampak mengucurkan darah akibatnya! Mega lalu mulai memainkan kontol dan biji Fariz oleh sepatunya, Fariz hanya melenguh-lenguh menahan sakit sambil tegang karena ia tahu kalau sepatu itu menginjak burung dan telurnya pasti akan sakit sekali!

Mega menyeringai sadis, dia menginjakan kakinya di burung Fariz! AAAAAAARRRGGGGHHHHHH!!! Jerit Fariz sampai air matanya keluar karena kesakitan! Mega terus menggesek-gesekan sepatu dengan hak tingginya di kontol dan biji Fariz hingga kontol Fariz yang kotor berdebu itu menjadi kemerahan.

Mega lalu membuka sepatunya, kini giliran jari-jari kakinya yang mempermainkan burung Fariz, kuku-kuku kakinya yang panjang dan tajam bercatkan kutek merah itu, terus mempermaikan kontol Fariz, kukunya yang panjang tajam itu beberapa kali mencakar burung Fariz.

Puas bermain dengan kakinya, kini giliran tangan Mega yang bekerja, tangannya meremas-remas burung Fariz dengan kasar sambil sesekali mencakarnya hingga Fariz terus mengeluh kesakitan, semua itu tak luput dari sorotan Kamera Steve yang merekam adegan itu.

"Kukira sudah cukup untuk saat ini Beb" ucap Steve. Mega pun menghentikan aksinya, dia lalu bangun dan meludahi wajah Fariz yang masih mengerang kesakitan itu.

"eh lihat itu deh Beb, kontolnya berdiri nagcung gitu, berarti dia suka kita siksa!" ejek Mega menunjuk kontol Fariz yang berdiri, "Hahahakamu benar beb!" tawa Steve.

Steve lalu membawa tempat makan anjing yang berisi nasi basi yang sudah mengeras dan satu baskom besi yang besar, didalam baskom itu ada foto Lita sedang tersenyum lebar, "Bro, mmeskipun kami ingin menyiksamu, tapi kami masih punya pri kemanusiaan, ini ada makanan sisa yang sudah basi buatmu, dan ini baskom berisi gambar istrimu tercinta Lita si cewek cupu itu, ini tempat kamu kencing dan kalo mau BAB, jadi nanti kamu kencing dan BAB diatas gambar istrimu yang sangat kamu cintai itu Bro! Hahahaha!" ucap Steve sambil tertawa terbahak-bahak, yang diikuti oleh Mega, mereka berdua lalu keluar setelag menyalakan kembali AC di ruangan itu yang membuat Fariz kepanasan.

ENtah sudah berapa jam Fariz dalam keadaan seperti itu didalam gudang yangkedap suara ini, tubuhnya bermandikan peluh, kepalanya mulai pusing karena merasa kepanasan, rasa sakitnya yang didapat dari siksaan Mega dan Steve masih sangat terasa. Fariz terus menahan rasa laparnya, ia juga menahan kencingnya karena tidak ingin mengencingi foto LIta istrinya yang ada didalam baskom tempatnya kencing dan BaB.

Beberapa jam kemudian, akhirnya ia ta tahan juga, dengan beringsut dan susah payahm ia menyantap nasi basi yang sudah mengeras dan bau itu seperti seekor anjing! Setelah selesai makan, ia pun kencing didalam baskom besi berisi foto Lita sambil menangis karena tidak tega harus mengencingi wanita yang sangat ia cintai, ia terpaksa kencing di baskom sebab ia tahu, kalau sampai ia kencing sembarangan keadaannya bisa semakin parah, Ia bisa kena penyakit. "Maafin aku Lita, maafin aku!" ucapnya sambil menangis ketika kencing didalam baskom tersebut.

Lita P.O.V.

Aku berjalan mondar-mandir di kamarku sambil terus menatap kedua layar HPKu bergantian dengan jam dinding kamarku, ini sudah jam 2 dini hari, tapi kenapa Fariz belum pulang juga? Jangankan pulang, memberi kabar lewat SMS atau Line, atau Whatsupp pun tidak, ini sungguh bukan kebiasaan Fariz!

Fariz biasanya selalu memberi kabar sesibuk apapun dia, sekarang sejak kepergiaannya subuh tadi sampai sekarang belum ada kabar, oh Tuhan aku sungguh mengkahwatirkannya, aku pun mengelus perutku "Sayang Papamu kemana yak ok sampai sekarang belum pulang, ngasih kabar pun enggak!" bisikku pada anakku.

Saat itu masuklah Mamiku "Lita, kamu belum tidur Nak?".

"Belum Mih, Lita masih nunggu kabar dari Fariz".


The Price Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang