Part 37

5.2K 117 50
                                    

Lita P.O.V.

Sudah tiga hari Fariz menghilang tanpa kabar, aku pun menjadi sangat gelisah! Aku sangat khawatir pada dirinya, telleponku tak pernah diangkat, sems, BBm, Line, WA, semuanya tak dibalas, hanya satu yang pasti semuanya nymabung ke HP Fariz, hanya saja Fariz tidak mengangkat teleponku dan membalas semua messageku.

Sekarang, aku, Papaih, Mamih, Tiffany dan Mamanya Fariz berkumpul di ruang keluargaku, kami semua membiacarakan Fariz. "Dari agensi Venus Record pun tidak ada yang tahu kemana Fariz perginya" ucap Tiffany.

"Lalu bagaimana ini? Fariz kenapa ya?" ratapku penuh rasa khawatir.

"Lita dan semuanya, maaf kalau aku berkata begini, saat ini kan Fariz statusnya seorang artis, ya seorang idol lah gitu, jadi kemungkinan dia diculik itu besar banget lho!" ujar Tiffany.

"Apa?! DICULIK?!".

Author P.O.V.

Digudang tempat Fariz disekap, Fariz terus membayangkan dan memikirkan Lita serta jabang bayinya, secercah harapan pun muncul memberinya tenaga, dia terus berusaha membuka tali ikatan di tangannya, dia terus berusaha sampai tangannya berdarah, dan hasilnya akhirnya tali itupun lepas juga ikatannya. Namun sayang, meskipun ia berhasil melepaskan ikatan tangannya, ia kehabisan tenaga untuk dapat terus bergerak.

Fariz lalu melihat ke sudut ruangan dimana pakaiannya tergantung disana, Fariz ingat, ia menyimpan hpnya di saku celananya, selama disekap di gudang ini, ia masih dapat terus mendengar ada suara panggilan masuk dan message masuk ke HPnya, itu artinya HPnya masih hidup dan masih ada didalam saku celanya, maka denan seluruh sisa tenaganya, ia ngesot merangkak menyeret tubuhnya ke sudut ruangan dimana pakaiannya tergantung.

Dengan penuh perjuangan akhirnya Fariz sampai juga, dia lalu menarik celananya hingga jatuh, dia merogoh sakunya dan mengambil Hpnya, dia lalu menggunakannya untuk menelepon Lita, namun sayang, ia memang berhasil menghubungi Lita, tapi sebelum Lita mengangkat HPnya, Steve dan Mega keburu datang masuk kedalam gudang itu, Steve langsung lari dan merebut Hp Fariz!

"Kurang ajar! Ga bisa dikasih lengah sedikit aja!", Duesh! Buk! Buk! Steve pun menghajar Fariz, pukulan-pukulan dan tendangan-tendangannya bersarang tepat di tubuh Fariz tanpa dapat Fariz lawan, tubuh Fariz yang sudah babak belur, semakin babak belur dihajar Steve, darah dari mulut dan hidungnya bermuncratan menodai pakaian Steve.

Steve bagaikan kesetanan, dia terus menghajar Fariz tanpa ampun hingga Mega menghentikannya "Beb tahan! Ntar dia bisa mati kalau kamu hajar dia terus!".

"Biarin! Biar mampus playboy mesum najis ini!" bentak Steve sambil terus menghajar Fariz.

"Iya sih kalau dia mampus ga apa-apa, tapi itu terlalu enak buat dia! Bukankah rencana kita semula untuk terus menyiksanya perlahan-lahan sampai dia mampus perlahan dengan derita?!".

Steve pun akhirnya menghentikan tubuhnya yang menghajar Fariz, dia lalu menepuk-nepukan tangannya, masuklah kedelapan bodyguardnya, ia memerintahkan para bodyguardnya untuk mengikat kembali tangan dan kaki Fariz, tali di tangan Fariz lalu diikatkan keatas sebuah katrol jungkat-jungkit, hingga tangan dan seluruh tubuh Fariz terangkat ke atas, kini posisi tubuh Fariz menjadi berdiri dengan tangan terangkat keatas tapi kakinya tidak sampai ke lantai alias jinjit, sungguh posisi yang sangat membuat Fariz menderita karena kini kedua tangannya harus menahan beban seluruh tubuhnya. "Lita kau gadis cerdas, kau pasti tahu cara untuk menolongku sekarang, tolongin aku Beb" bisik Fariz sambil menatap HPnya yang tadi dibanting oleh Steve, untunglah HPnya cukup kuat dan tidak rusak sehingga sinyal GPSnya masih menyala.

Lita P.O.V.

Aku terkejut begitu mendapatkan panggilan telepon dari Fariz, "Ini telepon dari Fariz!" pekikku, semua yang ada di ruang keluarga ini pun langsung menatapku, tapi sayangnya telepon itu langsung mati ketika aku hendak mengangkatnya, dengan panik akupun mencoba untuk memanggil balik, tapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Fariz, kenapa kamu?!" ratapku ketika panggilan balikku tidak diangkat oleh Fariz, air mataku pun mulai jatuh lagi.

Fanny berpikir sejenak lalu "Lita, kalau teleponmu tidak diangkat lagi tapi tadi dia coba menghubungimu... Lita HPmu terhubung satu sama lain dengan HPnya Fariz bukan? coba cek lewat GPS dimana HPnya berada, mungkin kita akan mendapatkan petunjuk tempat keberadaan Fariz!".

Aku pun menepuk jidatku sendiri karena tidak ingat dengan system GPS di HP kami "Astaga kok aku bisa lupa ya?!" makiku pada diri sendiri, aku lalu mencari keberadaan HP Fariz, ternyata HP Fariz sedang berada di kawasan Tanjung Priok.

"Hp Fariz ada di kawasan Tanjung Priok!" seruku.

"Tanjung Priok? Sedang apa dia disana?" Tanya Mamanya Fariz.

"Mana coba lihat sini!" pinta Fanny, Fanny lalu melihat lokasi keberadaan HP Fariz "Lho ini kan daerah gudang perkapalan, kenapa Fariz ada disana?" tanyanya.

"Sudah, yang penting kikta susul Fariz sekarang!" pungkasku.

"Iya Betul, ayo kita susul Fariz!" sambung Mamanya Fariz.

"Tidak! Tunggu! Kok lokasinya mencurigakan gini ya? Aku khawatir kalo Fariz bener-bener diculik, kita bisa apa untuk menolongnya? Sebaiknya kita lapor polisi dulu, toh kan Fariz sudah hilang 3x24 jam!" cegah Tiffany.

"Fanny benar, kalau begitu kita lapor Polisi dulu!" sahut Mamanya Fariz, tanpa banyak cakap lagi kami langsung menuju ke lokasi tempat Hp Fariz berada, yakni di daerah Gudang Kapal Tanjung Priok.

Author P.O.V.

Fariz amat menderita dengan posisi barunya, seluruh tubuhnya terasa nyeri dan ngilu, tangannya sudah mati rasa menahan beban seluruh tubuhnya, sementara Mega dan Steve sedang asyik bermesraan beerdua sambil menonton film biru.

"Beb bau apa ini? Ngengganggu banget sih!" keluh mega.

"Iya baunya lebih menyengat daripada bau limbah!".

Mereka berdua lalu melirik pada Fariz, bau itu memang berasal dari tubuh Fariz, seluruh tubuhnya yang basah oleh keringatnya, kotor oleh debu bercampur daki dari keringat campur debu yang telah mongering, belum lagi darah kering, air mani kering, dan air kencing yang menyirami tubuhnya setiap hari, bercampur dengan air kencingnya sendiri karena ia tak dapat lagi bergerak bebas hingga terpaksa kencing sembarangan di tempat yang bisa (mengompol).

Steve lalu mengambil penyemprot pengharum ruangan, dia lalu menyemprot seluruh tubuh Fariz sampai kalengnya kosong, tapi tentu saja itu tidak menghilangkan bau tubuh menyengat yang keluar dari tubuh Fariz, semprotan itu hanya membuat bau yang keluar dari tubuh Fariz semakin aneh dan menyengat, busuk sekali! Steve tertawa terkekeh "Bahkan sekaleng penyemprot pengharum ruangan ini tidak bisa mengusir bau playboy bejat ini, najis banget!".

"Hahaha... dia emang bau, jorok! Mirip banget sama istrinya yang burket, keteknya berbulu dan baunya amat busuk itu, lebih parah disbanding bawang yang dikasih cuka! Mereka berdua emang sama-sama pasangan jorok! Hahaha!" ejek Mega, kemudian mereka berduapun meneruskan hungan mesum mereka dihadapan Fariz.

Saat itu tiba-tiba ada suara ribut-ribut dari luar, Steve dan Mega pun terkejut, mereka langsung menyudahi permainan mereka dan mengenakan pakaiannya masing-masing, dan... BRAKKKK!!! Pintu besi gudang itu didobrak dibuka paksa! Delapan bodyguard Steve masuk dengan tangan keatas dan sebagiannya tangan mereka sudah dalam keadaan terborgol, menyusul belasan pria bertubuh tinggi tegap masuk kedalam sana!

"Polisi?!" bentak Steve.

The Price Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang