"Lita aku sudah bosan dengan semua petualangan cintaku, kini sudah saatnya bagiku untuk melabuhkan hatiku pada satu tambatan di dermaga cinta gadis yang yang aku pilih, aku memilihmu Lita, bukan untuk mempermainkanmu seperti yang sudah kulakukan pada semua mantanku, tapi untuk menanti takdir dari Tuhan".
Itulah isi pesan LINE yang Fariz kirim kepadaku, membuat hatiku semakin tidak menentu, belum pernah ada seorang pria yang mengatakan hal-hal seperti ini kepadaku, entah mengapa... mungkin karena aku selalu menutup hatiku pada semua pria dengan alasan yang aku sendiri tidak tahu sehingga tidak pernah ada pria yang berani mendekatiku, atau mungkin karena aku tidak cantik dan malas berdandan? Tapi kalau aku tidak cantik mengapa Fariz begitu bersemangat mengejarku? Ah yang jelas Fariz adalah lelaki pertama yang berani mengejarku dan bisa menyentuh hatiku.
Terus terang saja ada suatu keinginan untuk mulai membuka hatiku menerima karunia Tuhan yang dinamakan cinta, aku sudah lelah sendirian dan dipermainkan oleh perasaan kesepian, ya aku berencana mengakhiri kesendirianku jika Fariz memang serius denganku, tapi bukan untuk dipermainkan seperti gadis-gadis yang pernah jatuh dalam pelukan Fariz ataupun diriku sendiri ketika Fariz merampok keperawananku!
Aku masih trauma! Trauma! Ya seolah kejadian ketika Fariz ML denganku lalu keesokan harinya dia masih berhubungan dengan Mega bahkan menciumnya dihadapanku lah yang membuatku masih menahan pintu hatiku terbuka lebar untuknya. Aku takut jatuh ke lubang yang sama! Tapi sekarang aku harap tidak demikian, menurut Tiffany sepupunya, Fariz sudah berubah, dia tidak lagi suka menggoda para gadis walaupun masih banyak gadis-gadis yang tergila-gila padanya!
Aahhhhh.... Aku bingung aku harus bagaimana, berada dalam situasi ini sungguh tidak nyaman, Fariz sukses membuatku menjadi public enemy di kampusku, tapi disisi lain lelaki itu membuatku merasakan hal aneh yang belum pernah kurasakan, ada perasaan hangat namun menyesakan hingga membuatku kepanasan dan demam, ada perasaan nyaman namun menyakitiku, perasaan-perasaan itu selalu tumbuh membuatku selalu teringat akan sosoknya, aku menjadi sering gagal fokus dibuatnya! Sesak dada ini, pusing kepalaku, sakit hatiku oleh perasaan nyaman ini! Inikah yang dinamakan cinta?! Oh Tuhan kenapa aku selalu mengharapkan kehadiran lelaki yang telah merenggut kesucianku untuk berada disisiku?
Aku lalu menarik selimutku, ini memang sudah jam 9 pagi, tapi ini hari sabtu, kuliahku libur, biasanya hari libur seperti ini aku selalu membantu orang tuaku melayani para pelanggan di kedai mie baso orang tuaku atau ikut membantu memasak di dapur untuk pelanggan, tapi entahlah hari ini aku malas melakukan apa-apa, aku seperti orang yang sakit demam setelah 'diserang' bertubi-tubi oleh si Fariz.
Baru saja menutup kedua mataku untuk mengenyahkan lamunan pria mesum itu, ponselku berdering, aku mengerenyit menatap layar ponsel yang menampilkan nama pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Price Of Love
RomancePetualangan cinta seorang gadis yang tidak pernah merasakan cinta sebelumnya dengan seorang playboy yang selalu memperlakukan wanita hanya untuk kesenangannya. Ferlita Margareth Tanuwihardja (Lita) seorang gadis yang nyaris tidak pernah merasakan ke...