Kabar tentang aku jadian dengan Fariz langsung menyebar luas di kampus dengan cepat, menjadikan aku semakin terkucil di kampus karena banyak sekali mahasiswi-mahasiswi yang tidak suka aku jadian dengan Fariz, sekarang aku benar-benar menjadi public enemy di kampusku! Tapi aku tidak begitu mempedulikan hal itu, aku sangat senang dan bahagia bisa jadian dengan Fariz, Selain itu akupun memiliki seorang sahabat baik yang setia menemani aku yaitu Tiffany yang masih merupakan sepupu kekasihku Fariz.
Aku pun mulai berani untuk berdandan, memakai riasan dan make up yang minimalis, memadu-padankan warna-warna yang menurutku cantik untuk setiap pakaian yang aku pakai untuk kekampus maupun untuk berkencan dengan Fariz, meskipun aku masih berani terlalu banyak mengmake over diriku. Aku juga belum mengizinkan Fariz lagi untuk menyetubuhiku dengan alasan aku belum siap, sebenarnya bukan belum siap sih, aku hanya ingin melihat usahanya untuk dapat menyetubuhiku, aku tidak ingin nampak murahan untuk mudah sekali disetubuhi olehnya.
Suatu hari, Ketika sedang makan siang di kantin kampus bersama Tiffany aku menceritakan perihal Maminya Fariz pada Tiffany "Apa? serius Maminya Fariz minta kamu manggil dia Mami?" tanya Tiffany dengan kaget.
"Serius Fan, aku juga ga tahu kenapa, tapi Maminya Fariz baik banget sama aku, dia langsung setuju kalau aku jalan sama Fariz... Cuma yang bikin aku ga nyaman, dia suka memata-matai kami".
"Memata-matai? Gimana maksudnya?".
"Iya dia tahu semua tentang kami berdua, dia juga tahu tentang keluargaku, untungnya dia baru memata-matai kami 2 bulan belakangan ini jadi dia ga tahu kalau anaknya sudah pernah menyetubuhiku".
Saat sedang asyik mengobrol seperti itu, HPku berdering, aku lihat ada nomor tidak dikenal meneleponku "Eh siapa ini? Kamu tahu ini nomor siapa?" tanyaku pada Tiffany, "Ga tau" jawabnya.
Setelah kupikirkan sejenak, akupun memutuskan untuk menganggkatnya.
"Hallo siapa ini?".
"Lita kenapa lama sekali ngangkat teleponnya?" tanya suara disebrang sana.
Aku terdiam sejenak mengingat suara disebrang sana, rasa-rasanya aku pernah mendengar suara itu, tapi karena ragu aku bertanya lagi "Maaf, ini siapa ya? Ada perlu apa?".
"Lita ini Mami! Maminya Fariz, calon mertuamu!".
Akupun kaget mendengarnya apalagi dia langsung bilang calon menantuku.
"Oh maafin Lita Mih, Lita baru tahu ini nomor Mami, ada perlu apa Mih?".
"Lita kamu pulang kuliah jam berapa?".
"Jam 3 sore ini, memangnya ada Mih?".
"Mami jemput kamu kekampus, jangan bilang-bilang sama Fariz ya!".
"Apa? Tapi..." teleponnya langsung diputus oleh Maminya Fariz, aku tidak mengerti Maminya Fariz mau apa padaku.
"Siapa Lita?" tanya Tiffany.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Price Of Love
RomancePetualangan cinta seorang gadis yang tidak pernah merasakan cinta sebelumnya dengan seorang playboy yang selalu memperlakukan wanita hanya untuk kesenangannya. Ferlita Margareth Tanuwihardja (Lita) seorang gadis yang nyaris tidak pernah merasakan ke...