Part 15

6.9K 145 0
                                    


LITA P.O.V.

Keesokan harinya di kampus, saat aku sedang duduk sambil membaca buku materi kuliah di kelas untuk menunggu kuliah selanjutnya, Tiffany datang tergopoh-gopoh menghampiriku "Celaka Lita! Kita bisa celaka!".

"Celaka kenapa? Ada apaan sih Fan?" tanyaku.

"Maminya Mega ternyata adalah salah satu pemilik yayasan kampus kita ini, dan sekarang dia ada di ruang tamu rektorat nyariin kita!".

"Nyariin kita? Masa cuma gara-gara anaknya yang berantem sama kita dia sampai turun tangan gitu? Lebay deh ah!".

Baru saja mulutku tertutup, Mutia bersama Yeni mendatangiku dengan gaya angkuhnya "Heh Cupu, ada yang nyariin elo tuh!" ucap Mutia dengan gaya menyebalkan.

"Iya, salah satu petinggi kampus sekaligus salah satu pemilik yayasan kampus kita ini mau ketemu sama lo sekarang di ruang tamu rektorat!" sambung Yeni.

Meskipun aku telah diberi tahu sebelumnya oleh Tiffany soal ini, aku tetap merasa kaget juga, ada rasa takut karena aku akan menghadapi salah satu orang yang berkuasa di kampus ini, seketika itu juga aku bingung harus berbuat apa.

"Heh bengong aja lo! KE RUANG TAMU REKTORAT SEKARANG!" bentak Mutia sambil melotot.

"Mungkin si cupu ini takut Mut hihihi".

Aku menarik nafas panjang, aku berusaha menenangkan diri, aku lalu berdoa dan menyebut nama Tuhanku, ah kalau aku tidak salah mengapa mesti takut? Pikirku, akupun berdiri dan mulai melangkah dengan mantap karena aku yakin tidak akan terjadi apa-apa selama aku tidak melakukan kesalahan.

Sesampainya di ruangan tamu rektorat aku melihat seorang wanita paruh baya berdandan glamor bersama wanita yang aku kenal baik, siapa lagi kalau bukan Mega! Mereka berdua duduk sambil menatapku tajam ketika aku menghampiri mereka.

"Oh jadi ini gadis yang sudah menghina anakku habis-habisan?" tanyanya ketus sambil melotot dengan muka masam.

Aku berusaha menahan diriku, aku berusaha untuk bersikap sopan pada wanita paruh baya itu "Selamat siang, maaf Ibu yang memanggil saya? Ada perlu apa?".

"Cckk cck ckk... Ma liat cewek kurang ajar ini! DIa berlagak seolah tidak ada apa-apa!".

Wanita paruh baya membuka map yang dipegang di tangannya, dia lalu menunjukan beberapa helai kertas padaku "Jadi kamu yang bernama Ferlita Margareth Tanuwihardja itu? Mahasiswi yang setiap semesternya memohon penangguhan dan keringanan pembayaran SPP?! Hebat betul kamu! Kamu menyebut anak gadisku wanita murahan padahal kamu sendiri setiap semester menunggak membayar SPP!".

Aku terusik juga oleh ucapannya barusan, aku mulai tidak bisa menahan diri lagi "Maaf Bu, dengan segala hormat apa hubungannya itu semua?".

"Mah lihat orang miskin ini! Ngelunjak terus dia!".

"Mega ga ada hubungannya antara aku miskin dengan kelakuanmu padaku itu! Lagipula apakah status sosial seseorang hanya ditentukan oleh keadaan ekonomi?".

"Kamu memang pandai bicara, pantas saja kamu juga menjadi salah satu kandidat penerima bea siswa di kampus ini, sebenarnya kamu berhak untuk meraih bea siswa sampai kamu lulus dan berpeluang untuk mendapat program Bea Siswa S2 keluar negeri! Tapi sayang, dengan kelakuanmu yang kurang ajar kamu bisa batal mendapatkan bea siswa itu!" tegas Ibunya Mega.

"Apa?!".

"Iya aku bisa membuatmu tidak lolos dalam rapat mahasiswa breprestasi penerima bea siswa!".

Aku terpukul mendengarnya! program bea siswa itu adalah impianku selama ini, makanya aku terus rajin belajar untuk mencapainya, tapi kini kesempatan itu bisa hilang oleh masalah yang tidak ada sangkut pautnya! Sungguh tidak adil bukan?!

The Price Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang