BP-11

5.4K 711 18
                                    

"Prilly kenapa dok?"

"cuman kecapekan, tenaga nya terlalu di forsir. Kurang makan juga, tensi darah nya rendah." jelas dokter Martin ketika beliau sudah duduk di kursi kebesaran nya

"gak ada gejala lain kan dok? Cuman itu aja?" tanya Ali 'lagi

Dokter Martin menggeleng
"Hanya itu Saja. Tak perlu khawatir, saya akan memberinya vitamin." ujar nya menenang kan Ali yang sedari tadi khawatir dengan Prilly

Prilly, gadis itu turun dari ranjang rumah sakit dan berjalan menuju ke arah Ali dan Dokter Martin berada. Prilly meletak kan pantat nya pada kursi empuk yang tersedia di ruang itu

"pasti Anemia." tebak nya tepat, Ali menoleh ke arah nya

"udah sering kena ya?"

"sering, kalau lagi tidur malem terus jarang makan" jelas Prilly yang malah membuat pemuda di sebelah nya ini khawatir

"ini saya kasih resep, nanti tolong di tebus di apotik." satu lembar kertas berwarna putih Ali terima, ia membaca apa saja resep yang akan di tebus nya nanti

"baik dok, terima kasih."

Ali dan Prilly keluar dari ruangan Dokter Martin. Ali mengehela nafas nya lega, untung saja Prilly tak terkena penyakit serius. Hanya kekurangan darah, tapi tunggu dulu, hal seperti ini juga jangan di sepele kan. Bisa saja penyakit ini menjadi serius jika tak di cegah mulai dari sekarang

"lo begadang ya kalo malem?" Prilly mengangguk mengiyakan ucapan Ali, memang akhir akhir ini dirinya begadang untuk menyelesaikan tugas

Ali membuka kan pintu mobil untuk Prilly, di gandeng nya tangan gadis itu untuk di tuntun nya masuk. Hangat, itulah yang bisa di deskripsikan Ali untuk keadaan Prilly

"mata panda" ibu jari Ali terulur mengelus kantung mata Prilly yang terlihat menghitam dan menggantung

"tidur jam brapa?" sambung nya lagi " jam 1 malem " balas Prilly sambil mengalih kan muka nya pada arah parkiran

Ali menepuk jidat nya, ia lupa mengabari Dion. Mungkin sekarang Pria itu tengah kebakaran jenggot mencari Prilly yang saat ini bersama nya

"kenapa Li?" tanya Prilly heran

"gue lupa ngabarin bang Dion Pril, pasti ntar gue kena marah sama dia" cepat cepat Ali mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi Dion yang ada di rumah

Prilly mencekal lengan Ali yang ingin menghubungi kakak nya

"Tadi udah aku kabarin kalo aku di rumah sakit sama kamu kok." Jelas nya, lagi lagi Ali bernafas Lega. Karna saat nanti mengantar Prilly pulang ia tak takut kena marah

"Untung lo udah bilang bang Dion. Coba belum mampus gue bisa bisa kena sembur naga api."

Prilly tertawa di buat nya, perasaan kakak nya tak sejahat itu. Atau mungkin ini efek karna Ali terlalu khawatir pada nya?

"Gak lah, kak Dion gak mungkin kayak gitu." Prilly menggeleng kan kepala nya

"Ya siapa tau aja Pril."

"Udah ah ayo pulang, kalo gak cepet pulang nanti malah kena sembur naga api loh kamu." Kikik Prilly sembari menirukan ucapan Ali tadi

Ali tersenyum melihat gadis di samping nya ini tertawa karna nya. Ya, siapa yang tak suka melihat orang yang kita sayangi tertawa karna kita?

"Li kapan mau berangkat?" tangan Prilly melambai lambai di depan muka Ali yang sedang senyum senyum sendiri sembari memandangi diri nya

"Ehh... sorry Pril, iya sekarang berangkat" Ali melajukan mobil nya menuju rumah Prilly

Beautiful PrinCheese (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang