BP-23

6.5K 839 58
                                    

-Repost-

****

"Dari mana saja kalian." Tanya orang yang berdiri di depan Dion dan Prilly sarkatis.

Prilly dan Dion diam mematung, ia tak percaya dengan apa yang di lihat nya kini. Di depan nya saat ini berdiri lah seorang Alexander Zeevaro, yang tak lain adalah papa mereka sendiri. Mata Prilly berkaca kaca, ia tak menyangka bahwa papa nya kini telah berpijak di rumah nya.

Sudah 5 tahun mereka tak bertemu sejak kejadian 'Itu', Dion yang membawa Prilly pindah ke Jakarta waktu itu, karna ia tak tega melihat sang adik terus terusan terpuruk dan dianggap Mati oleh keluarga nya.

Dan ada beberapa hal yang tak pernah kalian tau, Prilly yang kalian lihat dan kalian juluki si Gadis ceria, memiliki Masa lalu yang buruk bahkan sangat buruk, Prilly tak pernah dianggap ada, kehadiran nya hanya angin yang berlalu. Mama dan Papa nya pun tak pernah menginginkan kehadiran Prilly lagi, Miris bukan?

Tapi, Prilly tetap lah Prilly yang tegar, yang kuat meskipun ia di terjang oleh badai sebesar apa pun. Ia tak akan menyerah, ia akan mencoba memperbaiki kembali keadaan agar bisa seperti dulu, Nothing Immposible! Prilly terus berdoa dan menunggu doa itu sampai di genggaman Tuhan. Lalu, semua nya akan terjadi.

"Papa Prilly kangen banget sama papa," Prilly berhambur ke pelukan Pria tegap ber jas gagah di hadapan nya.

"Pril," ucap Dion tertahan, ia tau apa yang akan terjadi setelah ini.

"Lepas kan tangan kotor mu itu dari badan saya," Alex, papa Prilly menyentak kasar tangan Anak nya sendiri.

Priily kaget dan tercengang, ternyata papa nya masih tak bisa melupakan kejadian beberapa tahun silam. Ia pikir dengan pindah nya Prilly di sini Papa nya akn berubah dan kembali seperti dulu. Ternyata dirinya salah besar!

"Papa.." tenggorokan Prilly tercekat, air mata luruh dari mata Hazel nya.

Dion menarik lengan Prilly untuk di peluk nya, "Jangan pernah memperlakukan adik saya seperti tadi. Dia juga darah daging anda." Desis Dion sarkasme.

"Papa sama sekali tak pernah menganggap dia ada Dion, silahkan jika kamu mau membela si Pembawa Sial itu." Tangis Prilly semakin pecah tatkala ketika mendengar ucapan sang Papa yang menohok hati nya.

Siapa yang tak sedih jika tak diakui oleh orang tua sendiri? Siapa yang ingin dianggap pembawa sial oleh orang tua sendiri? Siapa yang tak miris menjadi anak yang tak dianggap oleh orang tua sendiri. Sekarang ku Tanya siapa?

"Anda menganggap adik saya pembawa sial? Jelas-jelas dulu itu bukan kesalahan adik saya! Jadi, jangan pernah anda sekali kali melontarkan kata kata itu lagi di depan adik saya. Permisi." Dion memapah Prilly untuk berjalan, kaki Prilly lunglai seperti ia tak memiliki tulang.

"en ik moet weer herinneren als Prilly Cheselia Zeevaro ook uw kind!. (dan perlu saya ingat kan lagi jika Prilly Cheselia Zeevaro itu juga ANAK ANDA!)." ucap Dion dengan bahasa Belanda yang fasih sebelum berlalu pergi dari hadapan sang papa.

"ANAK PAPA CUMAN KAMU DION!" Teriak Alex menggelegar. Dion menutup telinga Prilly dengan tangan kanan nya, ia tak ingin adik nya mendengar ucapan sang papa yang baginya sudah seperti kutukan itu.

Dion memapah Prilly menuju ke kamar nya, sebelum menuju ke kamar Prilly, ia melewati ruang tamu. Di sana ada sang mama yang tengah asik bercerita dengan sepupu nya Hellen.

"Dion, hoe gaat het met je zoon?. (Dion, bagaimana kabar mu nak?)." tanya Irene, Mama Dion, basa-basi. Hanya menanyakan keadaan Dion, bukan Prilly.

Beautiful PrinCheese (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang