-REPOST-
-----------------------------
Prilly Pov.
Di sinilah aku sekarang, di rumah megah milik Ali sahabat ku, Sahabat? Entahlah mengapa saat berada di dekat nya jantung ku sama sekali tak bisa berdetak secara normal, berdetak dua kali lebih cepat. Apa aku punya riwayat penyakit jantung? Ah sepertinya aku harus tanya kan ini dengan kak Dion.
Setelah acara masak memasak tadi dengan Kak Medy dan Mama Ira, kini aku duduk di taman tempat dimana biasanya aku menyendiri jika sedang berada di rumah Ali. Sebenar nya aku sangat benci dengan yang namanya Kesunyian atau Sepi, aku sama sekali tak menyukai mereka. Tapi, mau tak mau aku harus mengakui jika mereka adalah teman setia ku, jika di sekolah atau di luar rumah aku terkenal dengan sifat ku yang ceria namun, berbeda lagi jika aku sudah berada di dalam rumah. Aku sering menyendiri, jika tak ada kak Dion, jika ada kak Dion pasti aku tak akan berada di rumah. Entah ia mengajak ku Dinner atau belanja, pergi ke toko serba keju dan lain-lain.
Sebenarnya, aku tak suka terlalu di manja, aku tipikal orang yang mandiri, ya meskipun sifat ku sedikit manja. Kak Dion selalu memberiku uang jajan setiap minggu nya, namun uang itu ku simpan untuk membiayai anak-anak yang berada di rumah singgah milik ku. Memang aku membangun nya bukan menggunakan uang kak Dion melainkan uang dari hasil kerjaku sendiri. Tak ada yang menyangka bukan jika gadis seperti aku memilih bekerja dari pada mengambil uang pemberian kakak ku?
Dulu sebelum ada kejadian yang membuat ku terbuang seperti ini, papa selalu mengingat kan ku seperti ini.
"Jika ingin hasil yang maksimal bekerja lah sekeras mungkin, jika ingin menggapai apa yang kita inginkan berusahalah sekuat mungkin. Kadang untuk mencapai kesuksesan kita harus terjatuh 1000 kali dulu."
Kira-kira kata itulah yang sampai saat ini masih terekam jelas di fikiran ku. Itu kata-kata terakhir yang papa sampaikan padaku, Setelah itu Papa tak pernah lagi berbicara pada ku, bahkan tak pernah menganggap ku ada, Karna kejadian yang mungkin sangat sulit untuk ku ceritakan.
"Pril," seseorang menepuk pundak ku, otomatis aku menoleh ke arah nya.
Ternyata Ali yang kini tengah berdiri di belakang ku
"Ngapain di situ Li? Sini duduk." Ajak ku pada nya, tak mungkin kan aku membiarkan tuan rumah berdiri, sedangkan aku yang hanya tamu nya malah enak-enakan duduk.
"Di panggil mama, suruh makan." Ucap nya mengingat kan ku.
"Oiyah, tadi mau makan cuman nunggu kamu."
"Yuk, ntar keburu dingin." Ali menggandeng tangan ku dan berjalan lebih depan dari ku.
Tuhan, sepertinya aku benar-benar memiliki riwayat penyakit jantung, kenapa ketika berdekatan dengan Ali jantung ku selalu seperti ini? Kenapa ketika tangan ku bersentuhan dengan tangan nya seperti ada ribuan volt listrik yang menyengat di kulit ku? Apa aku seorang robot? Atau di dalam diriku ada ribuan kabel listrik? Arrggh... Tolong bantu aku menjawab semua ini!?
"Darimana Pril?" Tanya Mama Ira saat aku sampai di meja makan.
"Di Taman belakang Ma," balas ku pada pertanyaan nya.
"Lepasin dulu kali tangan nya, gak bakal kabur juga." Ku lihat kak Medy sedang menyindir Ali yang memang sedari tadi masih menggenggam tangan ku.
"Yauda sih Prilly gak risik juga." Lawan nya, Kak Medy hanya mencibir adik nya yang keras kepala itu.
"Ali lepas dulu, mau makan."
"Berarti kalo udah makan boleh dong pegang-pegang lagi?" Goda nya padaku, aihh kenapa pipi ku rasanya seperti di panas kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful PrinCheese (Completed)
FanficKarena kamu sama Keju itu sama, Sama-sama Berharga! -Repost- (Sudah Di Terbitkan)